Kemuliaan Bulan Ramadan

BULAN Ramadan 1430 H telah tiba. Orang mukmin tentunya sangat gembira menyambutnya karena bulan Ramadan adalah bulan agung, penuh berkah, dan kemuliaan. Allah SWT telah mewajibkan kepada orang-orang mukmin berpuasa, agar menjadi orang bertakwa.

Rasul menyatakan, "Orang yang berpuasa berhak mendapatkan dua kegembiraan, jika berbuka ia bergembira, jika bertemu Rabb-nya ia juga bergembira karena puasanya." (H.R. Bukhari Muslim, Ibnu Majah, An-Nasai, dan Ahmad)

Dengan berpuasa, orang mukmin mendapatkan keutamaan yang terkandung di dalamnya dan pahala yang amat besar. Rasulullah bersabda, "Setiap amal anak Adam dipergunakan, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa sampai tujuh kali." Allah `Azza wa jalla berfirman, "Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya." (H.R. Muslim, An-Nasai, Ad-Darimi, dan Al-Baihaki).

Untuk meraih kesuksesan pada bulan Ramadan, kita harus memperhatikan dan menyiapkan input dan proses selama Ramadan. Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan. Pertama, persiapan ilmu. Kedua, persiapan aspek rohaniah dan upaya memperbarui keimanan. Ketiga, perencanaan proses. Kita perlu menyiapkan program Ramadan dan apa saja yang akan kita kerjakan selama Ramadan.

Kesuksesan menjalani proses selama Ramadan hanya akan bisa diraih jika pemahaman tentang sekularisme itu kita tinggalkan. Kemudian, kita mengambil Islam secara utuh sebagai sistem kehidupan. Orang yang berpuasa dan tetap berupaya menjaga puasanya, semata-mata karena mengharap rida Allah. Biasanya tidak bergantung pada kehadiran siapa pun, kecuali kesadaran selalu diawasi oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, aktivitas perjuangan dakwah untuk mewujudkan penerapan syariah secara kaffah merupakan aktivitas Ramadan. Bahkan, selayaknya menjadi aktivitas utama selama Ramadan. Aktivitas taqarrub yang utama dan agung, yaitu aktivitas untuk menegakkan syariah dan khilafah. Aktivitas itulah yang bisa menjadikan Ramadan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Ini Dia Manfaat Berkeringat Saat Bercinta!

Bercinta hingga mengeluarkan keringat ternyata memiliki banyak manfaat. Mau tahu apa manfaatnya? Ini dia!

Banyak orang tidak PD dengan keringat yang keluar saat bercinta. Selain merasa malu dengan pasangan, kekhawatiran mengenai aroma yang ditimbulkan keringat juga menimbulkan ketakutan tersendiri.

Menurut ahli sex Yvonne K. Fulbright yang dikutip dari Foxnews, keringat saat bercinta justru banyak manfaatnya.

Keringat yang keluar saat bercinta berarti banyaknya kalori dan lemak yang keluar saat Anda berhubugan. Masalah kelebihan berat badan pun bisa diatasi.

Keringan di tubuh membuat tubuh Anda lebih licin. Anda dan pasangan pun dapat merasakan sensasi yang baru saat berhubungan. Selain itu, keringat juga membuat tubuh Anda dan pasangan lengket dan saling menyatu. lebih intim bukan?

Melihat pasangan Anda berkeringat dan sebaliknya dapat mewujudkan fantasi Anda saat melihat model seksi di majalah olahraga. Untuk apa berfantasi, jika kenyataannya ada di depan Anda!

Jika Anda takut keringat akan menimbulkan aroma tak baik pada tubuh, Anda salah. Seringkali keringat yang timbul saat berhubungan seks justru mengandung hormon-hormon yang semakin membuat pasangan Anda terpikat.

Jadi, jangan takut berkeringat saat bercinta!
Tingkatkan Kehidupan Seks Dengan Makanan!



Banyak pasangan yang memiliki masalah dalam kehidupan seksnya. Namun sebagian dari mereka berpura-pura tidak ada masalah sehingga problema itu terus menerus dialami dalam hidupnya.

Dari sekian banyak masalah seks, sebagian dapat diobati dengan merubah kebiasaan-kebiasaan dalam hidup Anda. Salah satunya adalah kebiasaan dalam makan Anda, seperti yang dikutip dari health24, Rabu (26/8/2009).

Arteri darah berada diseluruh tubuh manusia, termasuk di dalam penis. Saat terangsang, penis dapat menyimpan darah 10 kali lebih banyak daripada keadaan normal.

Agar menjaga arteri di sekitar penis bersih dari sumbatan akibat kolesterol yang berlebih, mengkonsumsi banyak gandum bisa menjadi solusi untuk menanggulangi masalah ereksi pada penis.

Kelenjar prostat juga mempunyai peran yang penting dalam seks. Jika Anda mengalami pembengkakan di kelenjar prostat, untuk menguranginya adalah dengan memakan roti gandum, padi-padian dan biji-bijian.

Vitamin B kompleks dapat membantu Anda memproduksi testosteron dan melebarkan pembuluh darah. Untuk mendapatkan porsi yang cukup, minumlah multivitamin yang ada vitamin B kompleks di dalamnya, atau makan makanan seperti kacang-kacangan, pisang dan asparagus.

Untuk meningkatkan libido dan kesuburan seseorang, zat besi sangat dibutuhkan. Meskipun mudah di dapatkan, namun zat besi cepat menghilang sehingga ada baiknya Anda mengkonsumsi tiram. Jika Anda tidak menyukai tiram alami, Anda dapat membeli tablet yang mengandung zat besi di dalamnya.

Banyak sekali kegunaan kalsium untuk tubuh. Namun tahukah Anda bahwa kalsium berguna untuk mengontrol orgasme? Bagi mereka yang mengalami masalah ejakulasi dini ada baiknya memperbanyak konsumsi kalsium.

Kalsium bisa didapatkan pada yoghurt, susu, sayuran hijau tua, roti dan ikan. Anda juga bisa mengkonsumsi kalsium dalam bentuk tablet yang dijual di apotek.
Bercinta Bisa Bikin Umur Lebih Panjang

Dalam kehidupan sehari-hari, seks merupakan kegiatan yang menyenangkan bila dilakukan dengan pasangan. Ternyata dibalik kenikmatan yang dirasakan ada manfaat yang tidak disangka.

Salah satu manfaatnya adalah seks dapat mengurangi rasa nyeri seperti sakit
kepala. Sebuah penelitian menemukan bahwa peningkatan kadar oksitosin dapat
mengurangi rasa sakit dimana hormon oksitosin tersebut meningkat dan menjadi
alasan terjadinya orgasme seperti yang dikutip dari health24, Jumat
(28/8/2009).

Sebuah survey membuktikan bahwa orang yang sering berhubungan seks lebih merasa nyaman, senang dan belajar untuk mengatasi stres dengan cara yang lebih baik. Selain itu, orang yang berhubungan seks secara teratur mengatakan mereka tidur lebih baik serta segar sepanjang hari.

Dalam berhubungan seks ada banyak sekali kalori yang terbakar. Setiap setengah jamnya, ada sekitar 150 kalori yang terbakar. Wah!

Pada saat Anda mencapai orgasme, hormon DHEA meningkat sebagai respons
terhadap ragsangan seksual dan ejakulasi. Hormon DHEA ini dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh memperbaiki jaringan, meningkatkan kognisi, menjaga
kulit tetap sehat, dan bahkan bekerja sebagai antidepresan.

Dari manfaat tersebut, jika Anda berorgasme dua kali dalam seminggu, maka secara tidak langsung Anda sudah memperpanjang umur.
Muslimah yang Mengagumkan

Mahasuci Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menikmati semua anugerah dan kenikmatan yang nyata. Kita wajib mensyukuri kesehatan yang kita rasakan, keindahan alam yang kita lihat, udara segar yang kita hirup, kebersamaan dengan keluarga yang menenteramkan, dan masih banyak lagi kekuasaan-Nya yang tak terhitung oleh jari.

Satu hal yang paling menyenangkan bagi seorang Muslim, adalah ketika diberikan kesempatan untuk menjalani bulan yang penuh berkah, yakni bulan Ramadan. Bulan yang penuh ampunan dan pahala kebaikan yang berlipat ganda. Sekali lagi, dalam hal ini kita patut bersyukur, mengingat saudara-saudara kita yang lainnya telah terlebih dahulu dipanggil menghadap Sang Pemilik kehidupan dan tak sempat menikmati bulan Ramadan kali ini.

Apa yang harus kita lakukan untuk menyambut bulan suci ini? Banyak yang telah bersiap jauh-jauh hari melengkapi seluruh keperluan untuk bulan Ramadan. Yang demikian memang sah-sah saja apabila kita ingin khusyuk menjalankan aktivitas ibadah. Namun, yang lebih penting dari hal tersebut, kita dituntut agar mempersiapkan mental dan hati kita, untuk menjalani semua rangkaian ibadah. Karena biasanya, tidak sedikit godaan dan rintangan yang akan kita hadapi. Berharaplah kelak seusai Ramadan, kita tetap dapat menjadi Muslimah yang mengagumkan di hadapan Allah SWT.

Untuk menjadi seorang Muslimah yang mengagumkan saat Ramadan, kita benar-benar harus memahami keutamaan berpuasa pada bulan Ramadan. Dengan demikian, semoga kita makin termotivasi untuk meningkatkan amal ibadah kita karena Allah SWT .

Sesungguhnya, puasa Ramadan adalah jalan menuju ketakwaan sebagaimana yang termaktub dalam ayat Alquran yang sudah familiar di telinga kita. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S. Albaqarah, 02:183).

Barangsiapa yang ingin mendapatkan derajat takwa, pastinya ia akan sangat memanfaatkan kesempatan emas ini agar dapat digolongkan menjadi orang yang bertakwa. Dengan begitu, ia akan menjalankan ibadah puasanya dengan benar, bukan sekadar menahan lapar dan haus, melainkan menundukkan hawa nafsunya.

Ramadan juga merupakan bulan mujahadah. Dalam hal ini, setiap orang berusaha merisai dirinya dengan ketaatan sehingga syahwatnya terkalahkan. Banyak contoh teladan yang patut kita tiru dari para ulama yang bersungguh-sungguh mengisi bulan Ramadan dengan ibadah. Tentunya kita mengenal Imam Syafi`i. Beliau mengkhatamkan Alquran dua kali dalam semalam, selama bulan Ramadan dan hal ini dilakukan dalam ibadah salatnya. Selain beliau, Ibnu Hanifah juga mengkhatamkan dua kali dalam sehari selama Ramadan. Subhanallah.

Puasa Ramadan membentuk pribadi seseorang untuk bersikap amanah dan merasa selalu diawasi. Tidak akan ada orang yang tahu apakah kita puasa atau tidak, kecuali kita mengatakannya. Oleh karena itu, orang yang berpuasa sekuat tenaga akan menjaga puasanya agar Allah meridainya. Ia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya sehingga ia akan senantiasa menjaga kualitas puasanya. Efeknya tidak hanya itu, ia pun akan selalu merasa terawasi dalam setiap aktivitasnya.

Seseorang yang melatih dirinya untuk berpuasa Ramadan, berarti ia sedang melatih dirinya untuk disiplin dalam hidup. Aturan syar`i yang ditentukan dalam pelaksanaan puasa Ramahan, sesungguhnya secara tidak langsung merupakan pelatihan diri untuk berdisiplin. Kita tidak diperkenankan sahur dan berbuka semau kita. Semuanya ada waktu-waktu tertentu yang sudah ditetapkan. Kita pun diuji dengan larangan-larangan yang haram dilakukan pada siang hari di bulan Ramadan. Hal seperti ini, sesungguhnya merupakan pelatihan kedisiplinan yang apabila kita taati akan menghasilkan efek luar biasa untuk gaya hidup kita sehari-harinya nanti.

Tidak salah apabila pada bulan Ramadan, banyak orang yang baru tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak karena puasa Ramadan dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa solidaritas terhadap sesama. Bersyukurlah orang yang diberikan kesempatan untuk dapat berbagi dan memberikan kebahagiaan kepada sesama, dengan caranya sendiri-sendiri yang tetap dalam koridor ibadah yang diridai Allah SWT.

Puasa Ramadan yang kita jalani, biasanya dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang sabar. Bagaimana tidak? Biasanya pada siang hari, kita dapat dengan bebas menikmati hidangan berbagai menu makanan dan minuman, sedangkan pada bulan Ramadan, kita menahannya hingga bertemu saat yang tepat, yaitu saat berbuka puasa. Selain masalah makanan dan minuman, kita pun diuji untuk menghindarkan diri dari segala hal yang dapat membatalkan nilai puasa kita.

Sesungguhnya puasa Ramadan dapat menyehatkan fisik dan psikis kita. Rasulullah saw. pernah menyatakan bahwa lambung adalah tempat tinggal penyakit dan sedikit makanan dapat menjadi obatnya. Karena waktu makan orang yang berpuasa telah ditetapkan, jika ia berhasil menaatinya, ia dapat sampai pada kondisi prima. Ia pun dituntut untuk makan seperti cara makan Rasulullah saw., yaitu makan secukupnya, makan ketika lapar, dan berhenti sebelum kenyang. Pastinya, bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk melatih diri, dalam hal mengatur cara makan dan minum kita.

Puasa Ramadan juga melatih diri kita menjadi seorang yang dermawan. Apabila pada hari-hari biasa kita merasa belum maksimal dalam bersedekah, berharaplah pada bulan Ramadan kita dapat meningkatkan kedermawanan kita. Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan." (H.R. Tirmidzi).

Sesungguhnya keutamaan puasa Ramadan itu, tidak hanya apa yang disampaikan dalam tulisan ini. Ada satu hal yang senantiasa diharapkan oleh setiap manusia, yaitu terkabulnya semua permintaan melalui doa-doanya. Sesungguhnya, doa pada bulan Ramadhan itu mustajab. Rasulullah saw juga bersabda, "Tiga orang yang tidak tertolak doanya, orang yang berpuasa hingga berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang terzalimi." (H.R. Tirmidzi)

Sesungguhnya masih banyak keutamaan berpuasa pada bulan Ramadan karena sesungguhnya Allah memberikan ketetapan untuk hamba-Nya tidak ada yang sia-sia, termasuk mewajibkan puasa Ramadan. Semoga apa yang kita lakukan pada bulan Ramadan kali ini, bernilai di sisi Allah SWT sehingga kita dapat menjadi sosok yang mengagumkan di hadapan-Nya. Wallahu a`lam bish shawab. ***
Puasa, Momentum Pembersihan

WAKTU terus berjalan bahkan berlari. Tak terasa, kita sudah memasuki lagi bulan puasa Ramadan. Puasa kali ini, jatuh pada Agustus dan berdekatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Puasa adalah bagian dari rukun Islam, sehingga ketika menjalankan puasa, kita harus jeli melihatnya secara menyeluruh dengan bagian-bagian lainnya (antarrukun Islam lainnya). Ibarat sebatang pohon, kita tidak bisa melihat buahnya saja, tetapi akar, batang, dan daunnya.

Puasa adalah momentum pembersihan secara total. Orang yang menjalankan puasa, ibarat seorang petani yang membersihkan tanamannya dari hama pengganggu di seluruh bagiannya, agar pohon itu berbuah lebat.

Membersihkan pohon harus dimulai dengan dari akar, yaitu misi dan visi hidup kita dari kepentingan yang sebatas duniawi. Orang yang hanya mengejar popularitas, kekayaan, dan pangkat dalam kehidupan kesehariannya, hanya menuju misi pribadi yang bersifat sementara. Oleh karena itu, puasa harus mengembalikan visi dan misi kehidupan hakiki seorang manusia, yaitu pengabdian pada Sang Pencipta sebagaimana yang diucapkan dalam kalimat syahadat.

Pembersihan juga harus dilakukan pada bagian batang yaitu karakter kita, sehingga karakter negatif dan lemah ditekan bahkan dihilangkan. Dengan puasa, akan membersihkan karakter yang sudah dibangun melalui salat, yaitu karakter jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan peduli.

Pembersihan hama dan penyakit, juga harus dilakukan pada hasil pohon berupa buah, yakni harta kekayaan kita. Oleh karena itu, di bulan Puasa, kita diwajibkan mengeluarkan zakat harta (maal) dan zakat fitrah, sehingga kita bersih dari yang bukan hak milik kita. Terakhir, pembersihan pada pohon juga harus dilakukan pada daun-daun, yang diibaratkan nilai-nilai dibangun setelah haji, yaitu mengenal jati diri (wukuf), membangun mental (tawaf), kerja keras, dan upaya terus-menerus (sai).

Jadi, puasa itu tidak menebang pohon atau menebas semua potensi yang ada. Puasa bukan menebang misi, sehingga hidup menjadi tidak memiliki tujuan. Puasa juga bukan menebang semangat dan kerja keras. Dengan demikian, jika bekerja saat puasa lalu menjadi malas, tidak disiplin, dan tidak bertanggung jawab, sehingga akhirnya menjadi tidak produktif lagi.

Selama ini, bulan Puasa dijadikan alasan untuk tidak melakukan kerja keras, disiplin, dan bertanggung jawab dengan pekerjaan. Oleh karena itu, bulan Puasa menjadi bulan yang ditakuti para pengusaha dan instansi, karena membuat karyawan tidak produktif. Masuk kerja menjadi enggan bahkan asal-asalan. Selama bekerja pun lebih terkesan santai, bahkan setelah salat zuhur diselingi tidur.

Kita harus berkaca kepada perjuangan Rasulullah dan para sahabatnya. Banyak peristiwa besar yang justru terjadi di bulan Ramadan. Perang Badar yaitu perang terbesar di zaman Rasulullah terjadi di bulan Puasa. Demikian juga dengan kemerdekaan negara Republik Indonesia dari penjajah terjadi di bulan Puasa. Hal ini menandakan, justru pada bulan Puasa seharusnya kinerja dan kerja keras kita meningkat, bukan malah sebaliknya.

Puasa adalah menentukan kelemahan diri lalu membersihkannya dari diri kita. Jika upaya pembersihan diri melalui puasa dilakukan dengan sungguh-sungguh serta menyeluruh, maka manusia unggul akan tercipta dengan sendirinya.

Jiwa manusia ketika dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah (suci), tetapi kerap mendapat gangguan hama. Oleh karena itu, tugas manusia selama Ramadan adalah membersihkan jiwanya itu, agar tidak lemah dan kembali produktif. Seorang yang menjalankan puasa selama tiga puluh hari dengan benar, maka jiwanya akan kembali memancarkan cahaya semangat. Jika banyak pribadi yang melakukan pembersihan diri, maka saat musim panen, buahnya akan dirasakan masyarakat dan bangsa.

Dimulainya puasa kali ini berdekatan dengan perayaan ke-64 Hari Kemerdekaan Indonesia. Semoga dengan menjalankan puasa, dapat memerdekakan diri kita dari belenggu nafsu, sebagaimana Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang juga jatuh pada bulan Ramadan. Kemerdekaan yang dapat membebaskan bangsa kita dari belenggu penjajahan.

Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga kita bisa menjadi manusia yang bisa membersihkan diri dari segala jenis hama dan penyakit.***
Belajarlah pada Rayap!

"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap tanah yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan." (QS Sabaa:14)

AYAT ini mengungkapkan bahwa rayaplah yang secara tidak langsung memberi tahu manusia bahwa pada saat meninggal dunia, tubuh Nabi Sulaiman a.s. berada dalam posisi berdiri dengan ditopang oleh tongkatnya yang terbuat dari kayu. Saat itu, orang-orang di sekitar Nabi Sulaiman a.s. tidak mengetahui kematian beliau, sampai kemudian tubuhnya tersungkur karena tongkat penyangganya digerogoti rayap. Memang, rayap adalah serangga pemakan selulosa, zat pembentuk kayu.

Rayap merupakan serangga primitif pemakan selulosa yang telah hadir di muka bumi sekitar 250 juta tahun yang lalu, jauh lebih awal daripada kehadiran manusia di muka bumi yang diperkirakan baru satu juta tahun yang lalu. Jadi, wajarlah dalam masa hidup Nabi Sulaiman a.s., rayap telah berkiprah. Mengonsumsi berbagai bahan berselulosa termasuk tongkat kayu Nabi Sulaiman a.s.

Ayat tersebut di atas juga mengajari manusia bahwa rayap memiliki fitrah untuk mendegradasi bahan-bahan organik, termasuk kayu. Rayap, menurut pemahaman saya, diberikan oleh yang Mahakuasa suatu misi untuk mendaur ulang bahan organik menjadi mineral kembali. Dengan pemahaman seperti itu, sesungguhnya rayap tidak boleh dipandang semata-mata sebagai musuh. Pada dasarnya rayap seharusnya dipandang sebagai pengurai (decomposer) yang berperan penting dalam mengendalikan kesuburan tanah dan menghancurkan sampah di muka bumi.

Bayangkan, jika di dunia tidak ada rayap, sampah, cabang, ranting, dan tunggak-tunggak pohon, berpuluh-puluh tahun mungkin akan bertumpuk mengganggu ekosistem. Akan tetapi, alhamdulillah, dengan keberadaan rayap tersebut, tunggak-tunggak, ranting, batang, dan daun-daun yang jatuh di lantai hutan, serta sampah yang berhamparan di permukaan tanah, dirombak menjadi mineral kembali. Subhanallah, rayap pun ternyata bisa menjadi rahmat bagi alam. Oleh karena itu, manusia yang memang "diciptakan sebagai sebaik-baiknya makhluk" (QS 95:4), selayaknya juga menjadi rahmat bagi semesta alam.

Di pihak lain, harus diakui bahwa sebagian kecil rayap berperan sebagai perusak bangunan dan rumah, terutama yang dibuat dari kayu. Akan tetapi, dari 2.500 spesies rayap di dunia, hanya sedikit (sekitar sepuluh spesies) yang menjadi hama atau pengganggu. Sebagian besar spesies rayap justru berperan sebagai rahmat bagi alam.

Perlu dicatat bahwa rayap adalah serangga "sosial" yang memiliki beberapa sifat yang patut kita teladani. Pertama, mereka memegang teguh nilai-nilai (values) dalam "masyarakat"-nya, termasuk kegandrungan bekerja sama, saling mengingatkan secara kimiawi (melalui kerja pheromone), dan senantiasa saling membantu, bahu-membahu dalam memelihara kelangsungan hidup koloninya. Dalam masyarakat atau koloninya terdapat pembagian tugas yang jelas. Kasta pekerja bertugas mencari makanan, membersihkan sarang. Sementara kasta prajurit bertugas menjaga keamanan sarang dan penghuninya. Di pihak lain, yang memproduksi telur ya ratunya. Pembagian tugas ini dilaksanakan secara konsisten dari generasi ke generasi.

Kedua, setiap individu rayap, khususnya kasta prajurit, siap mati "membela negara". Sering ketika sarangnya diserang oleh pemangsa termasuk semut, demi penyelamatan bangsa dan "kerajaan"-nya, beberapa prajurit rayap menutup liang sarang dengan kepala mereka, walaupun berisiko mereka mati dimangsa musuh alaminya.

Ketiga, rayap adalah makhluk yang sangat gandrung kerja keras, tidak pernah lalai bekerja, dan selalu aktif. Dalam 24 jam sehari semalam, mereka bergantian bertugas.

Keempat, rayap adalah makhluk yang selektif dalam memilih makanan dan menjaga kebersihan lingkungan. Bahkan, kotoran dan bangkai sesamanya ditimbun oleh mereka di suatu pojok tertentu agar tidak mencemari lingkungan atau menjadi sumber penyakit. Perilaku ini sangat penting dalam memelihara sanitasi lingkungan dan keberlangsungan hidup koloni.

Kelima, rayap adalah makhluk yang hidup sangat efisien. Rasio antara jumlah kasta prajurit dan kasta pekerja dikendalikan dengan baik agar tidak terlalu membebani koloni. Persentase jumlah prajurit pada umumnya dipertahankan di bawah tiga persen dari total anggota koloni, kecuali jika koloni sedang mengalami "gangguan". Mereka juga hampir-hampir tidak pernah membiarkan ada sumber daya tersisa, termasuk makanan yang disia-siakan.

Jelasnya, spirit yang terkandung dalam koloni rayap adalah kerja sama, siap membela negara, gandrung kerja keras, hidup efisien, dan berbudaya bersih. Mereka juga seolah-olah punya moto "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Dapatkah kita memetik pelajaran dari kehidupan mereka? ***
Kopi Hilangkan Bau Mulut

Bau mulut memang sungguh mengganggu dan tentunya sangat memalukan. Bagi penggemar kopi, mereka bisa menghilangkan bau mulut dengan meminum kopi. Penelitian terbaru menyatakan bahwa ekstrak kopi dapat membunuh bakteri penyebab bau mulut. "Setiap orang mengira bahwa kopi bisa memicu napas tak sedap. Pendapat ini ada benarnya, pasalnya kopi menimbulkan efek dehidrasi pada mulut yang jika dicampur dengan susu dapat terfermentasi dan menyebabkan bau tak enak," kata Mel Rosenberg, peneliti dari Tel Aviv University. Namun rupanya, pendapat itu tidak selalu benar. Bersama dengan rekannya, Rosenberg mengadakan penelitian dengan memonitor bakteri penyebab bau yang diproduksi kopi dalam air ludah. "Hasilnya, terbukti berlawanan dengan perkiraan sebagian besar orang. Dalam temuan ini, kami justru menemukan bahwa kopi mampu menghilangkan napas tak sedap," kata Rosenberg. Rosenberg dan timnya kemudian akan mengisolasi molekul penghambat bakteri untuk mendapatkan keuntungan antibakteri yang berasal dari kopi. Lebih lanjut Rosenberg menjelaskan, bukan ekstrak mentah biasa yang akan mereka pakai, melainkan materi aktif yang terdapat dalam kopi. "Jika temuan tersebut terbukti maka akan menjadi terobosan baru dalam metode pengobatan bau mulut. Sehingga pasien memiliki opsi lain untuk menuntaskan masalah bau mulut selain dengan mengulum permen mentol, obat kumur atau permen karet," ujarnya.
Marhaban Ramadan

AWAL Ramadan 1430 H/2009 tahun ini, insya Allah akan sama, baik NU, Muhammadiyah, Persis, maupun ormas-ormas Islam lainnya, yakni bertepatan dengan Sabtu (22/8). Kecuali, ada aliran atau kelompok kecil, seperti di Sumatra Barat atau Sulawesi Selatan, yang kadang memiliki perhitungan berbeda.

Dari perhitungan Dewan Hisab dan Rukyat PP Persis, ijtimak (konjungsi) akhir bulan Saban jatuh pada Kamis (20/8), pukul 17.02 WIB. Sedangkan ketinggian hilal waktu Magrib di Palabuhanratu, Sukabumi, mencapai -1 derajat, 42 menit, dan dua detik, sedangkan di Jayapura, Papua, ketinggian hilal -3 derajat, 25 menit, dan 53 detik.

Sedangkan almanak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menyatakan, perkiraan awal bulan Ramadan jatuh pada Sabtu Pahing (22/8). Hal itu berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomis, posisi hilal (bulan sabit) pada saat matahari terbenam tanggal 29 Saban atau 20 Agustus, masih berada di bawah ufuk -1 derajat. Kalau secara hisab, jika posisi hilal masih di bawah ufuk, hilal tidak akan bisa dirukyat atau dilihat.

Dengan kondisi itu, secara syar`i, awal bulan ditetapkan berdasarkan kaidah istikmal atau penyempurnaan bulan Saban menjadi tiga puluh hari. Maka awal Ramadan 1430 H, insya Allah jatuh pada Sabtu, 22 Agustus 2009. Demikian pula dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Maklumatnya Nomor 06/MLM/I.0/E/2009, mengumumkan penetapan 1 Ramadan 1430 H bertepatan dengan Sabtu Pahing (22/8). Penentuan tersebut, sesuai dengan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Di dalam maklumat tersebut, ijtimak menjelang Ramadan 1430 H terjadi pada Kamis (20/8), pukul 17.02 WIB. Data astronomis yang menjadi dasar penentuan tersebut adalah tinggi hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta masih -1 derajat atau hilal belum wujud, dan di seluruh wilayah Indonesia, pada saat matahari terbenam hilal berada di bawah ufuk.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah, Nabi Saw. menyebutkan, Ramadan adalah bulan penuh berkah, penuh ampunan. Ramadan adalah bulan sabar atau bulan melatih kesabaran. Sabar itu tidak ada balasannya, kecuali surga.

Selama Ramadan, kita bukan hanya dilatih untuk bersabar, menahan diri dari lapar, haus, dan dahaga, serta nafsu birahi, sejak subuh hingga maghrib, namun juga dilatih untuk menahan diri dari ucapan dan perbuatan dosa.

Tidak jarang kita menyaksikan orang yang saum hanya dari makan, minum, dan jimak atau senggama, tetapi tidak saum dari perbuatan dosa. Mereka tetap berdusta, menggunjing orang, berkata kasar dan kotor, menghina, memfitnah, menipu, mencuri, korupsi, menzalimi sesama, dan sebagainya. Bahkan, tradisi buruk yang susah diberantas adalah membakar petasan, kembang api, dan sebagainya. Padahal itu jelas-jelas merupakan perbuatan mubazir dan dosa. Nabi Saw. telah mengingatkan dalam sabdanya, "Saum itu bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum , melainkan juga dari perbuatan yang tidak berguna dan perkataan kotor dan tidak senonoh." (H.R. Ibnu Khuzaimah)

Di hadis lain, Nabi Saw. bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan omongan yang kotor (kasar, porno, atau menyakitkan) atau perbuatan dosa, maka bagi Allah tidak ada manfaatnya ia meninggalkan lapar dan dahaga." (H.R. Al-Bukhari)

Sabar juga mengandung pengertian taat kepada aturan dan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Di antara definisi taat menyebutkan, "Taraktu ma ahwa lima ahsya"--meninggalkan keinginan sendiri untuk melaksanakan perintah yang ditakuti yaitu Allah SWT. Taat tidak identik dengan nurut. Jika seseorang lapar lantas diberi makanan kemudian ia memakannya, bukan taat, melainkan nurut.

Taat lebih sering bertentangan dengan keinginan hati. Misalnya, ketika waktu subuh tiba, terdengar azan. Maunya kita terus tidur, tapi kemudian bangun, wudu, dan ke masjid ikut salat berjamaah, maka inilah taat. Seorang pasien dinilai sabar jika ia menaati nasihat dokter. Apa yang disuruh dokter, dikerjakan dan apa yang dilarang dokter, ditinggalkan.

Demikian juga seseorang yang saum dinilai sabar, karena ia telah bisa meninggalkan keinginan dirinya, seperti halnya makan dan minum, serta menahan desakan libido seksual, untuk mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Di siang hari, seseorang yang saum tidak makan dan minum bukan karena tidak ada makanan dan minuman, bukan tidak ada tempat untuk bersembunyi agar tidak diketahui orang, tetapi lebih didasari keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui.

Bukankah jika kita berdusta, mencuri, menipu, iri, dan dengki atau zalim kepada sesama, bukan hanya diri kita sendiri yang tahu, melainkan Allah juga Maha Mengetahui. Bukankah jika dua orang berzina atau menggunjing orang, bukan hanya dia berdua yang tahu, melainkan di samping kiri dan kanannya ada malaikat Raqib dan Atid yang mencatat segala amal kita?

Saum juga melatih diri untuk menjadi manusia yang zuhud, yakni hidup tidak diperbudak dunia. Kecintaan manusia kepada harta benda merupakan karakter dan pembawaan manusia. Islam tidak melarang kita mencintai dunia, namun Islam mengingatkan agar kecintaan kepada dunia, tidak mengakibatkan lupa diri untuk berzikir dan beribadah kepada Allah. Jangan lupa akan batas-batas yang telah digariskan Allah, seperti batas halal dan haram.

Menjelang akhir Ramadan, kita sering menyaksikan banyak orang yang berlomba belanja, dikumpul-kumpul, bahkan cenderung berlebihan dan pamer kekayaan. Sepertinya, ada perasaan tidak sukses Lebaran, jika tidak ganti pakaian, sandal, atau sepatu dan kendaraan. Sepertinya, kuat anggapan di tengah masyarakat kita bahwa saum Ramadan itu, harus ditutup dengan pesta habis-habisan. Bahkan di kalangan orang kurang mampu, terpaksa pinjam. Di manakah hasil dari latihan sabar dan zuhud selama Ramadan?

Kita sambut Ramadan dengan penuh suka cita, layaknya menerima tamu agung. Semoga Ramadan tidak hanya menghasilkan lapar dan dahaga. Wallahu-a`lam.***
Saum Ajari Kita Bertawadu

Ibnu Athoillah sempat menganalogikan bahwa amal dan pelakunya ibarat baju dengan pemakainya. Baju yang dipakai sampai kapan pun tidak akan pernah dicuci kalau dianggap masih bersih. Demikian pula manusia, jika menganggap dirinya bersih, mungkin tidak akan bertobat.

Merasa atau rasa rumasa kata orang Sunda, roso rumongso kata orang Jawa, adalah pengakuan yang tulus bahwa dirinya tidak steril dari dosa, banyak kesalahan, dan tidak mempunyai kelebihan apa-apa. Sementara itu, tahu diri merupakan kesadaran diri terhadap martabat dan posisinya. Kedua sikap ini, merasa dan tahu diri, merupakan gerbang kesadaran memasuki pintu tobat.

Dalam perspektif sufi, tobat sebagai persinggahan awal menuju persinggahan kedua, ketiga, dan seterusnya yang harus dilalui, seperti zuhud, faqr, sabar, syukur, rida, dan tawakal, hingga mencapai rida dan rahmat Allah SWT.

Dalam terminologi akhlak, merasa dan tahu diri disebut tawadu, yaitu rendah hati. Menurut Dr. Zamakhsyari Dhofier, dalam bukunya Tradisi Pesantren, tawadu punya arti lebih luas. Bukan sekadar rendah hati, tetapi adanya pengakuan hati yang tulus terhadap kelebihan orang lain. Dirinya sendiri diposisikan sebagai orang yang tidak tahu apa-apa; banyak dosa, tidak bersih, serta miskin ilmu dan pengalaman. Yang tinggi ilmunya, baik akhlaknya, saleh, dan jujur, bukan saya atau kami, tetapi dia dan mereka.

Alquran surat al-Kahfi: 110 menuturkan bahwa Rasul saw. yang mulia, menyejajarkan dirinya dengan kita, "…Sesungguhnya, aku ini hanya seorang manusia seperti kamu…." Dari sisi kemanusiaannya, Rasul saw. memang sama dengan manusia pada umumnya, butuh makan, minum, tidur, beristri, beranak; bisa tertawa juga bisa menangis. Walaupun demikian, posisi, martabat, dan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul Allah, pasti sangat berbeda jauh dengan kita.

Kalimat, "Aku hanya manusia seperti kamu," pada dasarnya sebagai bukti betapa tingginya akhlak Rasul. Di saat itu, beliau sedang memperlihatkan keteladanannya kepada kita, akan kemuliaan akhlaknya sebagai orang yang rendah hati sebab pada penggalan ayat berikutnya, ada kalimat yang membedakan posisinya dengan kita, "...yang telah menerima wahyu…." Siapa yang menerima wahyu kalau bukan orang-orang suci dan pilihan Allah? Ke-geer-an (baca: tak tahu diri) kalau menyamakan Rasul dengan kita dalam segala hal. Bukankah para filsuf pun mengatakan bahwa "semakin banyak tahu, makin tidak tahu!"

Begitulah tradisi orang-orang berilmu, tidak menampakkan kedalaman ilmunya ketika berkata dirinya tidak tahu apa-apa. Dia tidak bodoh, tetapi menyelimuti kepintarannya. Orang berilmu itu, katanya, seperti padi, semakin berisi semakin merunduk.

Banyak ayat Alquran atau hadis yang melarang kita ujub pada diri sendiri. "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu." (Q.S. Asy-Syu’aro: 215).

Dalam Quran Surat An-Najm: 32, lebih jelas, Allah melarang kita mengaku bersih. "…Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa."

Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya, Allah telah mewahyukan kepada saya: bertawadulah hingga seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang tidak menganiaya terhadap lainnya." (H.R. Muslim)

Kata Rasul saw., orang tawadu itu akan dimuliakan Allah. Sebaliknya, orang yang menganggap diri baik, akan dihinakan. "Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada orang yang tawadu karena Allah melainkan dimuliakan oleh-Nya." (H.R. Muslim).

"Layak sekali bagi Allah, tiada sesuatu di dunia ini yang akan menyombongkan diri melainkan direndahkan oleh-Nya." (H.R. Bukhori)

Kini, kita berada di bulan agung, bulan suci Ramadan. Umat Islam melaksanakan saum. Saum populer disebut puasa, bahasa Indonesianya berarti menahan diri. Menahan diri tidak makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa dalam pengertian seperti ini, menurut Imam Ghozali disebut puasa awam, puasa pada umumnya. Buat kita, puasa bukan hanya urusan makan dan minum. Pemaknaannya harus bergeser ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu memuasakan seluruh raga kita dari dosa dan maksiat. Setelah lulus dari tahap ini, melangkah ke tangga berikutnya, memuasakan rohaniah dari "amrodlul qulub", penyakit hati, seperti iri, dengki, suudzon, ujub, sombong, takabur, menganggap diri lebih baik, lebih suci, bersih, dan orang lain lebih buruk.

Dalam Alquran surat Ali-Imron ayat 12, Allah menegaskan bahwa seluruh manusia akan dihinakan-Nya, kecuali orang yang berhubungan baik dengan Allah dan manusia. Orang yang taat ibadah dan memelihara silaturahmi, tidak termasuk orang yang akan dihinakan-Nya. Maka, kalau ada pertanyaan apakah ibadah-ibadah kita, termasuk puasa, diterima Allah atau tidak? Jawabannya, bergantung kepada apakah ada perubahan dan peningkatan ke arah yang positif kepada Allah dan manusia atau tidak? Jadi, ukuran keberhasilan ibadah kita bukan pada fisik material, tetapi apakah hubungan kita dengan Allah dan manusia lebih baik atau lebih buruk?

Hubungan baik dengan Allah, hablum minallah (ibadah) modalnya, iman, ikhlas, amal yang sesuai dengan syariat dan tadlarru (menghinakan diri dihadapan-Nya). Hubungan baik dengan sesama manusia, hablum minannas (muamalah/silaturahmi), modalnya kesejajaran, kecuali dibedakan dengan iman dan takwa (Q.S. Al-Hujurat: 13); saling menghormati dan tawadu (rendah hati). Tadarru dan tawadu merupakan akhlak mulia sebagai buah dari amal ibadah kita, termasuk puasa. Wallahualam!***
Bulan Syakban

"Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat semua amal kepada Rabbul Alamin. Dan aku suka untuk diangkat amalan aku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa" (H.R. An Nasai)

TAK terasa, kita sudah berada di depan gerbang bulan Ramadan, yakni bulan Syakban. Artinya, tidak lama lagi kita akan menghadiri bulan yang sangat dirindukan seluruh umat muslim, yakni bulan suci. Bulan penuh hamparan berkah, bulan penuh ampunan, bulan ibadah, bulan jihad, dan bulan di mana segala amal ibadah akan mendapat pahala berlipat ganda. "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban. Dan sampaikanlah usia hingga memasuki bulan Ramadan".

Bulan Syakban merupakan bulan ibadah istimewa bagi Rasulullah, selain bulan Ramadan. Imam An Nasai meriwayatkan sebuah hadis, Usamah bin Zaid r.a. berkata kepada Rasul SAW, "Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan dari bulan-bulan yang ada, seperti puasamu di bulan Syakban".

Mari tanamkan kesadaran dan tekad untuk tidak melalaikan bulan Syakban dan menjadikan kita berada dalam kondisi baik saat amal-amal kita diangkat kepada Allah SWT. Para shalafushalih mengatakan bulan Syakban sebagai bulannya para qurra (pembaca Alquran).

Adalah Habib bin Abi Tsabit yang apabila masuk bulan Syakban mengatakan, "Inilah bulannya para qurra". Sementara Amr bin Qais apabila masuk bulan Syakban menutup tokonya pada waktu-waktu tertentu dan meluangkan waktu khusus untuk membaca Alquran.

Bulan ini adalah masa pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadan. Semoga kita sudah bisa memasuki Ramadan dalam kesiapan iman yang memadai, untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala ibadah di bulan suci itu. Mari lalui bulan ini dengan lebih menekankan kualitas dan memperbanyak kuantitas ibadah kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, "Syakban adalah bulanku. Barang siapa berpuasa satu hari pada bulanku ini, surga miliknya".

Di bulan Syakban, sebagian umat muslim akan teringat masa-masa kecil yang penuh kenangan. Seperti malam-malam nisfu dengan menjalankan salat sunah dua rakaat, membaca Surat Yasin tiga kali, lalu bertahlil ramai-ramai. Suasana kampung pada saat-saat seperti ini terasa indah. Apalagi setelah air bening yang sudah didoakan diperebutkan anak-anak kecil. Bukan dengan keyakinan memperpanjang umur, tapi sekadar perlambang bahwa malam itu rahmat Allah turun berlimpah-limpah bagai air dan kita sudah siap menghirupnya.

Subhannallah

Syakban yang suci, perlahan berlalu dengan tenang, menyobek kabisat demi kabisat. Orang semakin sibuk, karena bagi sebagian orang, ngurus pekerjaan makin sukar. Dunia pendidikan, meski gratis, tapi masih banyak membuat orang tuasiswa "tergopoh-gopoh" memenuhi kebutuhan dana pihak sekolah. Masalah-demi masalah muncul dan menyita perhatian masyarakat. Kesempatan untuk mendapatkan keberkahan hidup pun semakin menjauh. **
Makna Kemerdekaan

KEMERDEKAAN dari segala bentuk penjajahan memang sudah tidak ada di negeri kita ini. Namun, masih banyak warga yang belum bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka "dijajah" lagi oleh bangsa sendiri yang memberhalakan materi, sehingga kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya.

Mereka yang belum merasakan nikmatnya kemerdekaan tidak jarang terperosok ke lembah kemiskinan struktural. Mereka miskin secara materi, miskin pengetahuan, miskin nilai-nilai keagamaan, miskin wawasan sosial, dan kemiskinan-kemiskinan lainnya. Sementara orang-orang di kota yang kerap berteriak-teriak untuk memerangi kemiskinan, tingkah lakunya justru menggusur orang-orang miskin. Mereka menjadikan orang miskin sebagai objek untuk kepentingan dirinya, kelompok atau golongannya.

Kalau kita perhatikan, hari kemerdekaan ini tampak kurang dimiliki umat Islam layaknya seperti hari-hari besar Islam (Maulud Nabi, Isra Miraj, dan Tahun Baru Hijriah). Sebagai tolok ukur sederhana, kita perhatikan sangat langka mesjid atau musala memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga menimbulkan kesan seolah-olah tidak ada hubungan antara Islam dengan kemerdekaan. Peringatan dan perayaan kemerdekaan terasa enggan dikaitkan dengan agama.

Padahal kemerdekaan republik ini telah melahirkan banyak mujahid Islam yang gugur sebagai syuhada. Perjuangan kemerdekaan dilakukan pejuang-pejuang muslim yang termotivasi ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan untuk tidak menerima segala bentuk penjajahan. Mereka-mereka yang berjuang lahir dari pemahaman dan memiliki konsep ketauhidan.

Konsep yang mendasar dalam ajaran Islam untuk manusia adalah kemerdekaan, pembebasan diri dari meng-ilah-kan sesama makhluk dan untuk semata-mata hanya mengilahkan Allah yang terdeklarasikan dalam setiap saat dan setiap waktu dari seorang pribadi muslim dalam kalimat "Laa ilaha illallah (Tiada tuhan selain Allah)", tidak ada yang perlu ditakuti selain diri-Nya.

Penjabaran lebih lanjut dalam kalimat syahadah ini adalah pembebasan dari eksploitasi sesama manusia, pembebasan dari segala bentuk penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain dalam bentuk ekonomi, politik, dan intervensi kepentingan urusan dalam negeri. Istilah merdeka (al hurriyah) tercanum dalam Alquran dikaitkan dengan status kondisi seseorang yang terbebas perbudakan (hamba merdeka) seperti pada Surat al Baqarah ayat 178, juga dengan kata at Tahrir yang bermakna memerdekakan yang tercantum pada Surat al Maidah ayat 89, al Mujadilah ayat 3, dan an Nisa ayat 92.

Dengan demikian, makna kemerdekaan secara individu adalah terbebas dari dominasi dan penguasaan orang lain (budak), dan secara kelompok atau bangsa terlepas dari dominasi penguasaan bangsa lain (istiqlal).

Oleh karena itu, umat Islam Indonesia harus mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, selayaknya seperti mensyukuri nikmat-nikmat lainnya. Alquran juga menyebutkan bahwa kemerdekaan dalam makna kebebasan telah menjadi hak yang diberikan Allah kepada manusia. Semoga kemerdekaan ini bisa mendorong kita mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan itu. **
Tips & Trick
6 Langkah 'Tambal' Lubang di Power Point

Berita buruk! Menurut keterangan Microsoft, para cracker telah mulai menyerang pengguna Power Point. Ada 14 lubang pada Power Point yang bisa disusupi. Dari 14 lubang tersebut, hanya satu yang telah diserang, sementara 13 lainnya sangat rentan dibobol.

Berita baiknya, Microsoft telah menyiapkan sebuah security update, yang sudah dapat di-download dan diinstall para pengguna Power Point.

Berdasar buletin milik Microsoft, berikut ini adalah versi Power Point yang diserang:

Microsoft Office PowerPoint 2002, Microsoft Office PowerPoint 2003, Microsoft Office PowerPoint 2007, Microsoft Office 2004 (Mac), dan Microsoft Office 2008 (Mac); Open XML File Format Converter (Mac); semua versi PowerPoint Viewer, dan Microsoft Office Compatibility Pack bagi Word, Excel, dan PowerPoint 2007 Format File; Microsoft Works 8.5; dan Microsoft Works 9.0.

Dari data di atas, jika kita memasang security update pada versi-versi tersebut kita boleh sedikit lega. Pasalnya update keamanan terbaru dari Microsoft telah mampu ‘menambal’ lubang-lubang tersebut.

Bagaimana cara 'menambal' lubang itu? Cara untuk 'menambal' lubang pada Power Point ternyata sangat mudah.

Dikutip dari Venturebeat, Rabu (13/05/2009) Matt Watchinski, Senior Director Vulnerability Research SourceFire, memberi 6 langkah mudah untuk ‘menambal’ lubang tersebut.

1. Buka internet explorer, versi berapapun.
2. Akses update.microsoft. com. Selanjutnya akan terbuka halaman baru dengan perintah “Download and install updates for your computer.”
3. Jika sudah, klik “View available updates.”
4. Windows akan menunjukkan daftar update yang harus dilakukan. Lihatlah sub-judul yang menunjukan update bagi Office 2007 atau versi apapun yang kita miliki.
5. Ikuti perintah instalasi security update tersebut.
6. Jika kita telah menginstall Office, namun tidak melihat adanya peringatan security update untuk Power Point, berarti security update tersebut telah terpasang pada PC kita.
Kemampuan TNI-AD Tangani Terorisme Harus Dimanfaatkan



Jakarta - Dalam penanggulangan terorisme, kemampuan personel TNI Angkatan Darat sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh bangsa ini. Hanya saja, TNI terikat aturan dan bergerak atas permintaan Polri.

"TNI-AD punya tiga peran yang seharusnya dimanfaatkan oleh bangsa ini," kata Kepala Dinas Penerangan AD, Brigjen TNI Christian Zebua, di kantornya Jl Veteran, Jakarta, Selasa (18/8/2009).

Tiga peran yang dimaksudkan Christian adalah, pertama kemampuan deteksi dini, pencegahan dini, dan lapor cepat melalui Desk Anti Teror yang sudah terbentuk mulai dari pusat sampai daerah sampai tingkat Kodim, Koramil, dan Babinsa.

"Babinsa ini yang akan memberdayakan mitranya, yaitu masyarakat. Diharapkan masyarakat berani melapor bila ada hal-hal yang mencurigakan, atau berani melawan dan menangkap bila itu benar teroris," jelasnya.

Kemampuan kedua, lanjut Christian, pasukan AD memiliki kemampuan memukul atau menanggulangi terorisme. Kemampuan ini sudah dimiliki satuan Detasemen-81 Penanggulangan Teror Kopassus. Sementara di Kostrad sendiri ada tiga bataliyo Raider antiteror, Pleton Pengintai Tempur (Tontaipur).

"Sementara di setiap Kodam kita memiliki satu batalion antiteror," ujarnya.

Kemampuan ketiga, AD juga memiliki ahli penjinak bom dan bahan peledak. Semua ini berada di bataliyon Zeni Tempur (Zipur) dan Detasemen Zeni Tempur
(Denzipur).

"Apakah kemampuan ini mau dimanfaatkan oleh negara atau tidak? Nah, ini kan pertanyaannya," ungkap Christian.

Namun begitu, Christian menegaskan, TNI-AD siap membantu polisi dalam menangani terorisme. Hanya saja bila semua jeli melihat UU TNI, disebutkan fungsi TNI selain perang di antaranya dalam memerangi terorisme, bukan hanya membantu.

"Tapi dengan keluarnya Keppres untuk membantu polisi. Jadi lebih tinggi mana, UU dan Keppres? Itulah dinamika. Kita selalu diikat dengan aturan dan bergerak atas permintaan polisi," pungkasnya.
TAS RANSEL BERBAHAYA

Semua orang pasti mengenal dan gemar mengenakan tas ransel. Selain simpel dan praktis, tas enis ini juga banyak memuat keperluan barang-barang pribadi, mulai dari komputer, buku-buku, hingga pakaian sekalipun.

Tapi untuk saat ini tampaknya pemakaian tas ransel harus dipertimbangkan masak-masak lagi. Terutama jika digunakan untuk tas sekolah anak-anak.

Karena menurut hasil riset yang dilakukan Dr Mary Ellen Franklin, terapis fisik dan fisiologi olahraga dari Medical College of Georgia, menyatakan bahwa nyeri punggung sering dialami anak-anak yang masih dalam pertumbuhan di usia 11-16 tahun.

Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tas ransel pada punggung anak, dr Mary melakukan studi kasus pada murid-murid berusia 10-13 tahun.

Hasil penelitiannya, semakin berat beban tas ransel yang berada di punggung si anak, semakin sulit mereka menggerakkan tubuh untuk naik ke alat timbangan. Dan ketika mereka turun dari alat timbangan, ada kecenderungan beban cukup berat bertumpu di bagian punggung mereka.

Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya cedera pada punggung anak. Karena ketika menggendong tas ransel dengan beban lebih dari 15% berat tubuh si anak, rangka tubuh mereka akan spontan condong ke depan sehingga menekan tulang belakang secara tidak normal.

Posisi tubuh seperti ini akan menyebabkan kepala anak maju atau menunduk. Dan saat anak menegakkan kepalanya ketika berjalan, tulang lehernya akan lebih menegang dan tertekan.

Akibatnya, selain mempengaruhi pertumbuhan tulang belakang, posisi ini lama kelamaan juga menimbulkan rasa nyeri pada leher.

Penggunaan tas ransel dengan beban yang berat juga bisa mengakibatkan skoliosis. Skoliosis adalah cekungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping. Ketidaknormalan ini bisa terjadi pada leher, dada, maupun pinggang.

Semoga berguna untuk yang masih sekolah / kuliah / bekerja.
MENGENAL ULOS BATAK

JENIS DAN TATA CARA PENGGUNAANNYA

Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya disebut “hande-hande” sedang bagian bawah disebut “singkot” kemudian bagian penutup kepala disebut “tali-tali” atau “detar”.
Bia dipakai perempuan, bagian bawah hingga batas dada disebut “haen”, untuk penutup pungung disebut “hoba-hoba” dan bila dipakai berupa selendang disebut “ampe-ampe” dan yang dipakai sebagai penutup kepala disebut “saong”.
Apabila seorang wanita sedang menggendong anak, penutup punggung disebut “hohop-hohop” sedang alat untuk menggendong disebut’ “parompa”.
Sampai sekarang tradisi berpakaian cara ini masih bias kita lihat didaerah pedalaman Tapanuli.
Tidak semua ulos Batak dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ulos jugia, ragi hidup, ragi hotang dan runjat. Biasanya adalah simpanan dan hanya dipakai pada waktu tertentu saja.

Proses pembuatan ulos batak.

Bagi awam dirasa sangat unik. Bahan dasar ulos pada umumnya adalah sama yaitu sejenis benang yang dipintal dari kapas. Yang membedakan sebuah ulos adalah proses pembuatannya. Ini merupakan ukuran penentuan nilai sebuah ulos.

Untuk memberi warna dasar benang ulos, sejenis tumbuhan nila (salaon) dimasukkan kedalam sebuah periuk tanah yang telah diisi air. Tumbuhan ini direndam (digon-gon) berhari-hari hingga gatahnya keluar, lalu diperas dan ampasnya dibuang. Hasilnya ialah cairan berwarna hitam kebiru-biruan yang disebut “itom”.

Periuk tanah (palabuan) diisi dengan air hujan yang tertampung pada lekuk batu (aek ni nanturge) dicampur dengan air kapur secukupnya. Kemudian cairan yang berwarna hitam kebiru-biruan tadi dimasukkan, lalu diaduk hingga larut. Ini disebut “manggaru”. Kedalaman cairan inilah benang dicelupkan.
Sebelum dicelupkan, benang terlebih dahulu dililit dengan benang lain pada bahagian-bahagian tertentu menurut warna yang diingini, setelah itu proses pencelupan dimulai secara berulang-ulang. Proses ini memakan waktu yang sangat lama bahkan berbulan-bulan dan ada kalahnya ada yang sampai bertahun.

Setelah warna yang diharapkan tercapai, benang tadi kemudian disepuh dengan air lumpur yang dicampur dengan air abu, lalu dimasak hingga mendidih sampai benang tadi kelihatan mengkilat. Ini disebut “mar-sigira”. Biasanya dilakukan pada waktu pagi ditepi kali atau dipinggiran sungai/danau.

Bilamana warna yang diharapkan sudah cukup matang, lilitan benang kemudian dibuka untuk “diunggas” agar benang menjadi kuat. Benang direndam kedalam periuk yang berisi nasi hingga meresap keseluruh benang. Selesai diunggas, benang dikeringkan.
Benang yang sudah kering digulung (dihulhul) setiap jenis warna.
Setelah benang sudah lengkap dalam gulungan setiap jenis warna yang dibutuhkan pekerjaan selanjutnya adalah “mangani”. Benang yang sudah selesai diani inilah yang kemudian masuk proses penenunan.
Bila kita memperhatikan ulos Batak secara teliti, akan kelihatan bahwa cara pembuatannya yang tergolong primitif bernilai seni yang sangat tinggi.

Seperti telah diutarakan diatas, ulos Batak mempunyai bahan baku yang sama. Yang membedakan adalah poses pembuatannya mempunyai tingkatan tertentu. Misalnya bagi anak dara, yang sedang belajar bertenun hanya diperkenankan membuat ulos “parompa” ini disebut “mallage” (ulos yang dipakai untuk menggendong anak).
Tingkatan ini diukur dari jumlah lidi yang dipakai untuk memberi warna motif yang diinginkan. Tingkatan yang tinggi ialah bila dia telah mampu mempergunakan tujuh buah lidi atau disebut “marsipitu lili”. Yang bersangkutan telah dianggap cukup mampu bertenun segala jenis ulos Batak.

Jenis Ulos

1. Ulos Jugia.

Ulos ini disebut juga “ulos naso ra pipot atau “pinunsaan”.
Biasanya ulos yang harga dan nilainya sangat mahal dalam suku Batak disebut ulos “homitan” yang disimpan di “hombung” atau “parmonang-monangan” (berupa Iemari pada jaman dulu kala). Menurut kepercayaan orang Batak, ulos ini tidak diperbolehkan dipakai sembarangan kecuali orang yang sudah “saur matua” atau kata lain “naung gabe” (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya laki-laki dan perempuan).

Selama masih ada anaknya yang belum kawin atau belum mempunyai keturuan walaupun telah mempunyai cucu dari sebahagian anaknya, orang tua tersebut belum bisa disebut atau digolongkan dengan tingkalan saur matua. Hanya orang yang disebut “nagabe” sajalah yang berhak memakai ulos tersebut. Jadi ukuran hagabeon dalam adat suku Batak bukanlah ditinjau dari kedudukan pangkat maupun kekayaan.

Tingginya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos merupakan benda langka hingga banyak orang yang tidak mengenalnya. Ulos sering menjadi barang warisan orang tua kepada anaknya dan nialainya sama dengan “sitoppi” (emas yang dipakai oleh istri raja pada waktu pesta) yang ukurannya sama dengan ukuran padi yang disepakati dan tentu jumlah besar.

2. Ulos Ragi Hidup.

Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia. Banyak orang beranggapan ulos ini adalah yang paling tinggi nilanya, mengingat ulos ini memasyarakat pemakainya dalam upacara adat Batak .
Ulos ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan pada upacara duka cita maupun upacara suka cita. Dan juga dapat dipakai oleh Raja-raja maupun oleh masyarakat pertengahan. Pada jaman dahulu dipakai juga untuk “mangupa tondi” (mengukuhkan semangat) seorang anak yang baru lahir. Ulos ini juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah). Ini yang membedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi “Dalihan Na Tolu” disebut dongan tubu.

Dalam system kekeluargaan orang Batak. Kelompok satu marga ( dongan tubu) adalah kelompok “sisada raga-raga sisada somba” terhadap kelompok marga lain. Ada pepatah yang mengatakan “martanda do suhul, marbona sakkalan, marnata do suhut, marnampuna do ugasan”, yang dapat diartikan walaupun pesta itu untuk kepentingan bersama, hak yang punya hajat (suhut sihabolonan) tetap diakui sebagai pengambil kata putus (putusan terakhir).
Dengan memakai ulos ini akan jelas kelihatan siapa sebenarnya tuan rumah.

Pembuatan ulos ini berbeda dengan pembuatan ulos lain, sebab ulos ini dapat dikerjakan secara gotong royong. Dengan kata lain, dikerjakan secara terpisah dengan orang yang berbeda. Kedua sisi ulos kiri dan kanan (ambi) dikerjakan oleh dua orang. Kepala ulos atas bawah (tinorpa) dikerjakan oleh dua orang pula, sedangkan bagian tengah atau badan ulos (tor) dikerjakan satu orang. Sehingga seluruhnya dikerjakan lima orang. Kemudian hasil kerja ke lima orang ini disatukan (diihot) menjadi satu kesatuan yang disebut ulos “Ragi Hidup”.

Mengapa harus dikerjakan cara demikian? Mengerjakan ulos ini harus selesai dalam waktu tertentu menurut “hatiha” Batak (kalender Batak). Bila dimulai Artia (hari pertama) selesai di Tula (hari tengah dua puluh).

Bila seorang Tua meninggal dunia, yang memakai ulos ini ialah anak yang sulung sedang yang lainnya memakai ulos “sibolang”. Ulos ini juga sangat baik bila diberikan sebagai ulos “Panggabei” (Ulos Saur Matua) kepada cucu dari anak yang meninggal. Pada saat itu nilai ulos Ragi Hidup sama dengan ulos jugia.

Pada upacara perkawinan, ulos ini biasanya diberikan sebagai ulos “Pansamot” (untuk orang tua pengantin laki-laki) dan ulos ini tidak bisa diberikan kepada pengantin oleh siapa pun. Dan didaerah Simalungun ulos Ragi Hidup tidak boleh dipakai oleh kaum wanita.

3. Ragi Hotang.

Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai ulos “Marjabu”. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan (hotang).
Cara pemberiannya kepada kedua pengantin ialah disampirkan dari sebelah kanan pengantin, ujungnya dipegang dengan tangan kanan Iaki-laki, dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Pada jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ragi (corak) tersebut.

4. Ulos Sadum.

Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).
Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.

5. Ulos Runjat.

Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).

Kelima jenis ulos ini adalah merupakan ulos homitan (simpanan) yang hanya kelihatan pada waktu tertentu saja. Karena ulos ini jarang dipakai hingga tidak perlu dicuci dan biasanya cukup dijemur di siang hari pada waktu masa bulan purnama (tula).

6. Ulos Sibolang.

Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita. Untuk keperluan duka cita biasanya dipilih dari jenis warna hitamnya menonjol, sedang bila dalam acara suka cita dipilih dari warna yang putihnya menonjol. Dalam acara duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Untuk ulos “saput” atau ulos “tujung” harusnya dari jenis ulos ini dan tidak boleh dari jenis yang lain.

Dalam upacara perkawinan ulos ini biasanya dipakai sebagai “tutup ni ampang” dan juga bisa disandang, akan tetapi dipilih dari jenis yang warnanya putihnya menonjol. Inilah yang disebut “ulos pamontari”. Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala peristiwa adat maka ulos ini dinilai paling tinggi dari segi adat batak. Harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau orang kebanyakan. Ulos ini tidak lajim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.

7. Ulos Suri-suri Ganjang.

Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang. Dahulu ulos ini diperguakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula menyambut pihak anak boru. Ulos ini juga dapat diberikan sebagai “ulos tondi” kepada pengantin. Ulos ini sering juga dipakai kaum wanita sebagai sabe-sabe. Ada keistimewaan ulos ini yaitu karena panjangnya melebihi ulos biasa. Bila dipakai sebagai ampe-ampe bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga kelihatan sipemakai layaknya memakai dua ulos.

8. Ulos Mangiring.

Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring. Ini melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya. Seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan. Ulos ini juga dapat dipakai sebagai pakaian sehari-hari dalam bentuk tali-tali (detar) untuk kaum laki-laki. Bagi kaum wanita juga dapat dipakai sebagai saong (tudung). Pada waktu upacara “mampe goar” (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai bulang-bulang, diberikan pihak hula-hula kepada menantu. Bila mampe goar untuk anak sulung harus ulos jenis “Bintang maratur”.

9. Bintang Maratur.

Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang teratur didalam ulos ini menunjukkan orang yang patuh, rukun seia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal “sinadongan” (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang, semuanya berada dalam tingkatan yang rata-rata sama. Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai hande-hande (ampe-ampe), juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong. Sedangkan nilai dan fungsinya sama dengan ulos mangiring dan harganya relatif sama.

10. Sitoluntuho-Bolean.

Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa. Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh. Disebut Sitoluntuho karena raginya/coraknya berjejer tiga, merupakan “tuho” atau “tugal” yang biasanya dipakai untuk melubang tanah guna menanam benih.

11. Uos Jungkit.

Ulos ini jenis ulos “nanidondang” atau ulos paruda (permata). Purada atau permata merupakan penghias dari ulos tersebut. Dahulu ulos ini dipakai oleh para anak gadis dan keluarga Raja-raja untuk hoba-hoba yang dipakai hingga dada. Juga dipakai pada waktu menerima tamu pembesar atau pada waktu kawin.

Pada waktu dahulu kala, purada atau permata ini dibawa oleh saudagar-saudagar dari India lewat Bandar Barus. Pada pertengahan abad XX ini, permata tersebut tidak ada lagi diperdagangkan. Maka bentuk permata dari ragi ulos tersebut diganti dengan cara “manjungkit” (mengkait) benang ulos tersebut. Ragi yang dibuat hampir mirip dengan kain songket buatan Rejang atau Lebong. Karena proses pembuatannya sangat sulit, menyebabkan ulos ini merupakan barang langka, maka kedudukannya diganti oleh kain songket tersebut. Inilah sebabnya baik didaerah leluhur si Raja Batak pun pada waktu acara perkawinan kain songket ini biasa dipakai para anak gadis/pengantin perempuan sebagai pengganti ulos nanidondang. Disinilah pertanda atau merupakan suatu bukti telah pudarnya nilai ulos bagi orang Batak.

12. Ulos Lobu-Lobu.

Jenis ulos ini biasanya dipesan langsung oleh orang yang memerlukannya, karena ulos ini mempunyai keperluan yang sangat khusus, terutama orang yang sering dirundung kemalangan (kematian anak). Karenanya tidak pernah diperdagangkan atau disimpan diparmonang-monangan, itulah sebabnya orang jarang mengenal ulos ini. Bentuknya seperti kain sarung dan rambunya tidak boleh dipotong. Ulos ini juga disebut ulos “giun hinarharan”. Jaman dahulu para orang tua sering memberikan ulos ini kepada anaknya yang sedang mengandung (hamil tua). Tujuannya agar nantinya anak yang dikandung lahir dengan selamat.

Masih banyak lagi macam-macam corak dan nama-nama ulos antara lain: Ragi Panai, Ragi Hatirangga, Ragi Ambasang, Ragi Sidosdos, Ragi Sampuborna, Ragi Siattar, Ragi Sapot, Ragi si Imput ni Hirik, Ulos Bugis, Ulos Padang Rusa, Ulos Simata, Ulos Happu, Ulos Tukku, Ulos Gipul, Ulos Takkup, dan banyak lagi nama-nama ulos yang belum disebut disini. Menurut orang-orang tua jenis ulos mencapai 57 jenis.

Seperti telah diterangkan, ulos mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam upacara adat batak, karena itu tidak mungkin kita bicarakan adat batak tanpa membicarakan hiou, ois, obit godang atau uis yang kesemuanya adalah merupakan identintas orang Batak.

Penerima Ulos

Menurut tata cara adat batak, setiap orang akan menerima minimum 3 macam ulos sejak lahir hingga akhir hayatnya. Inilah yang disebut ulos “na marsintuhu” (ulos keharusan) sesuai dengan falsafah dalihan na tolu. Pertama diterima sewaktu dia baru lahir disebut ulos “parompa” dahulu dikenal dengan ulos “paralo-alo tondi”. Yang kedua diterima pada waktu dia memasuki ambang kehidupan baru (kawin) yang disebut ulos “marjabu” bagi kedua pengantin (saat ini desebut ulos “hela”).
Seterusnya yang ketiga adalah ulos yattg diterima sewaktu dia meninggal. dunia disebut ulos “saput”.

I. Ulos Saat Kelahiran.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama apakah anak yang lahir tersebut anak sulung atau tidak. Dan yang kedua apakah anak tersebut anak sulung dari seorang anak sulung dari satu keluarga. 1. Bila yang lahir tersebut adalah anak sulung dari seorang ayah yang bukan anak sulung maka yang mampe goar disamping sianak, hanyalah orangtuanya saja (mar amani… ). 2. Sedang bila anak tersebut adalah anak sulung dari seorang anak sulung pada satu keluarga maka yang mampe goar disamping sianak, juga ayah dan kakeknya (marama ni… dan ompu ni… ).

Gelar ompu… bila gelar tersebut mempunyai kata sisipan “si”, maka gelar yang diperoleh itu diperdapat dari anak sulung perempuan (ompung bao).
Bilamana tidak mendapat kata sisipan si… maka gelar ompu yang diterimanya berasal dari anak sulung laki-laki (Ompung Suhut).

Untuk point pertama, maka pihak hula-hula hanya menyediakan dua buah ulos yaitu ulos parompa untuk sianak dan ulos pargomgom mampe goar untuk ayahnya. Untuk sianak sebagai parompa dapat diberikan ulos mangiring dan untuk ayahnya dapat diberikan ulos suri-suri ganjang atau ulos sitoluntuho.
Untuk point kedua, hula-hula harus menyediakan ulos sebanyak tiga buah, yaitu ulos parompa untuk sianak, ulos pargomgom untuk ayahnya, dan ulos bulang-bulang untuk ompungnya.

Seiring dengan pemberian ulos selalu disampaikan kata-kata yang mengandung harapan agar kiranya nama anak yang ditebalkan dan setelah dianya nanti besar dapat memperoleh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Disampaikan melalui umpama (pantun). Pihak hula-hula memberikan ulos dari jenis ulos bintang maratur, tetapi bila hanya sekedar memberi ulos parompa boleh saja ulos mangiring.

II. Ulos Saat Perkawinan

Dalam waktu upacara perkawinan, pihak hula-hula harus dapat menyediakan ulos “si tot ni pansa” yaitu; 1. Ulos marjabu (untuk pengantin), 2. Ulos pansamot/pargomgom untuk orang tua pengantin laki-laki, 3. Ulos pamarai diberikan pada saudara yang lebih tua dari pengantin laki-laki atau saudara kandung ayah, 4. Ulos simolohon diberikan kepada iboto (adek/kakak) pengantin laki-laki. Bila belum ada yang menikah maka ulos ini dapat diberikan kepada iboto dari ayahnya. Ulos yang disebut sesuai dengan ketentuan diatas adalah ulos yang harus disediakan oleh pihak hula-hula (orang tua pengantin perempuan).

Adapun ulos tutup ni ampang diterima oleh boru diampuan (sihunti ampang) hanya bila perkawinan tersebut dilakukan ditempat pihak keluarga perempuan (dialap jual). Bila perkawinan tersebut dilakukan ditempat keluarga laki-laki (ditaruhon jual) ulos tutup ni ampang tidak diberikan.

Sering kita melihat begitu banyak ulos yang diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat. Dahulu ulos inilah yang disebut “ragi-ragi ni sinamot”. Biasanya yang mendapat ragi ni sinamot (menerima sebahagian dari sinamot) memberi ulos sebagai imbalannya. Dalam umpama (pantun) dalam suku Batak disebut “malo manapol ingkon mananggal”. Pantun ini mengandung pengertian, orang Batak tidak mau terutang adat.
Tetapi dengan adanya istilah rambu pinudun yang dimaksudkan semula untuk mempersingkat waktu, berakibat kaburnya siapa penerima “goli-goli” dari ragi-ragi ni sinamot. Timbul kedudukan yang tidak sepatutnya (margoli-goli) sehingga undangan umum (ale-ale) dengan dalih istilah “ulos holong” memberikan pula ulos kepada pengantin.

Tata cara pemberian.
Sebuah ulos (biasanya ragi hotang) disediakan untuk pengantin oleh hula-hula. Orang tua pengantin perempuan langsung memberikan (manguloshon) kepada kedua pengantin yang disebut “ulos marjabu”. Apabila orang tua pihak perempuan diwakilkan kepada keluarga dekat, maka dia berhak memberikan ulos kepada pengantin, akan tetapi bila orang tua laki-laki yang diwakilkan, maka ulos pansamot harus diterima secara terlipat.

Sedangkan ulos pargomgom (untuk pangamai) dapat diterima menurut tata cara yang biasa, dan pada peristiwa ini harus disediakan ulos sebanyak dua helai (ulos pasamot dan ulos pargomgom). Dalam penyampaian ulos biasanya diiringi dengan berbagai pantun (umpasa) dan berbagai kata-kata yang mengandung berkah (pasu-pasu). Setelah diulosi dilanjutkan penyampaian beras pasu-pasu (boras sipir ni tondi) ditaburkan termasuk kepada umum dengan mengucapkan “h o r a s” tiga kali.

Selanjutnya menyusul pemberian ulos kepada orang tua pengantin laki-laki atau yang mewakilinya dalam hal ini seiring dengan penyampaian umpasa dan kata-kata petuah. Sesudah itu berjalanlah pemberian ulos si tot ni pansa kepada pamarai dan simolohon. Biasanya pemberian ini disampaikan oleh suhut paidua (keluarga/turunan saudara nenek).
Setelah ulos lainnya berjalan maka sebagai penutup adalah pemberian ulos dari tulang (paman) pengantin laki-laki.

Tata cara urutan pemberian ulos adalah sebagai berikut; 1. Mula-mula yang memberikan ulos adalah orang tua pengantin perempuan, 2. Baru disusul oleh pihak tulang pengantin perempuan termasuk tulang rorobot, 3. Kemudian disusul pihak dongan sabutuha dari orang tua pengantin perempuan yang disebut paidua (pamarai), 4. Kemudian disusul oleh oleh pariban yaitu boru dari orang tua pengantin perempuan, 5. Dan yang terakhir adalah tulang pengantin laki-laki, setelah kepadanya diberikan bahagian dari sinamot yang diterima parboru dari paranak dari jumlah yang disepakati sebanyak 2/3 dari pihak parboru dan 1/3 dari paranak. Bahagian ini disampaikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada tulang/paman pengantin laki-laki, inilah yang disebut “tintin marangkup”.

III. Ulos Saat Kematian.

Ulos yang ketiga dan yang terakhir yang diberikan kepada seseorang ialah ulos yang diterima pada waktu dia meninggal dunia. Tingkat (status memurut umur dan turunan) seseorang menentukan jenis ulos yang dapat diterimanya.

Jika seseorang mati muda (mate hadirianna) maka ulos yang diterimanya, ialah ulos yang disebut “parolang-olangan” biasanya dari jenis parompa.
Bila seseorng meninggal sesudah berkeluarga (matipul ulu, marompas tataring) maka kepadanya diberi ulos “saput” dan yang ditinggal (duda, janda) diberikan ulos “tujung”.
Bila yang mati orang tua yang sudah lengkap ditinjau dari segi keturunan dan keadaan (sari/saur matua) maka kepadanya diberikan ulos “Panggabei”.

Ulos “jugia” hanya dapat diberikan kepada orang tua yang keturunannya belum ada yang meninggal (martilaha martua).

Khusus tentang ulos saput dan tujung perlu ditegaskan tentang pemberiannya. Menurut para orang tua, yang memberikan saput ialah pihak “tulang”, sebagai bukti bahwa tulang masih tetap ada hubungannya dengan kemenakan (berenya).
Sedang ulos tujung diberikan hula-hula, dan hal ini penting untuk jangan lagi terulang pemberian yang salah.

Tata cara pemberiannya.
Bila yang meninggal seorang anak (belum berkeluarga) maka tidak ada acara pemberian saput. Bila yang meninggal adalah orang yang sudah berkeluarga, setelah hula-hula mendengar khabar tentang ini, disediakanlah sebuah ulos untuk tujung dan pihak tulang menyediakan ulos saput. Pemberiannya diiringi kata-kata turut berduka cita (marhabot ni roha). Setelah beberapa hari berselang, dilanjutkan dengan acara membuka (mengungkap) tujung yang dilakukan pihak hula-hula. Setelah mayat dikubur, pada saat itu juga ada dilaksanakan mengungkap tujung, tergantung kesepakatan kedua belah pihak.

Hula-hula menyediakan beras dipiring (sipir ni tondi), air bersih untuk cuci muka (aek parsuapan), air putih satu gelas (aek sitio-tio). Pelaksanaan acara mengungkap tujung umumnya dibuat pada waktu pagi (panangkok ni mata ni ari). Setelah pihak hula-hula membuka tujung dari yang balu, dilanjutkan dengan mencuci muka (marsuap). Anak-anak yang ditinggalkan juga ikut dicuci mukanya, kemudian dilanjutkan dengan penaburan beras diatas kepala yang balu dan anak-anaknya.

Memberi ulos panggabei.
Bila seseorang orang tua yang sari/saur matua meninggal dunia, maka seluruh hula-hula akan memberi ulos yang disebut ulos Panggabei. Biasanya ulos ini tidak lagi diberikan kepada yang meninggal akan tetapi kepada seluruh turunannya (anak, pahompu, dan cicit). Biasanya ulos ini jumlahnya sesuai dengan urutan hula-hula mulai dari hula-hula, bona tulang, bona ni ari, dan seluruh hula-hula anaknya dan hula-hula cucu/cicitnya.
Acara kematian untuk orang tua seperti ini biasanya memakan waktu sangat lama, adakalanya mencapai 3-5 hari acaranya. Biaya acaranya cukup besar, karena inilah acara puncak kehidupan orang yang terakhir.

Yang Memberikan Ulos

Di wilayah Toba, Simalungun dan Tanah Karo pada prinsipnya pihak hula-hulalah yang memberikan ulos kepada parboru/boru (dalam perkawinan). Tetapi diwilayah Pakpak / Dairi dan Tapanuli Selatan, pihak borulah yang memberikan ulos kepada kula-kula (kalimbubu) atau mora. Perbedaan spesifik ini bukan berarti mengurangi nilai dan makna ulos dalam upacara adat.

Semua pelaksanaan adat batak dititik beratkan sesuai dengan “dalihan na tolu” (tungku/dapur terdiri dari tiga batu) yang pengertiannya dalam adat batak ialah dongan tubu, boru, hula-hula harus saling membantu dan saling hormat menghormati.
Di wilayah Toba yang berhak memberikan ulos ialah : 1. Pihak hula-hula (tulang, mertua, bona tulang, bona ni ari, dan tulang rorobot). 2. Pihak dongan tubu (ayah, saudara ayah, kakek, saudara penganten laki-laki yang lebih tinggi dalam kedudukan kekeluargaan). 3. Pihak pariban (dalam urutan tinggi pada kekeluargaan).

Ale-ale (teman kerabat) yang sering kita lihat turut memberikan ulos, sebenarnya adalah diluar tohonan Dalihan na tolu (pemberian ale-ale tidak ditentukan harus ulos, ada kalanya diberikan dalam bentuk kado dan lain-lain).

Dari urutan diatas jelaslah bahwa yang berhak memberikan ulos adalah mereka yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam urutan kekeluargaan dari sipenerima ulos.
Ternyata... Burger bukan Makanan Asli Amerika

AHH... siapa sih yang tak tergoda aroma burger? Makanan berbentuk bulat, empuk, di tengah-tengahnya terselip gumpalan daging, saus keju, dan saus tomat, ditambah selembar daun selada, mentimun, dan tomat. Ketika rotinya masih panas... maknyuss sekali!

Biasanya, kita menjumpai burger di cabang-cabang rumah makan siap saji asal Amerika yang ada di kota kita. Nah, kalau kita iseng-iseng bertanya tentang asal muasal makanan ini, pelayannya pasti deh bakal menjawab..., "Ini dari Amerika". Untuk itu, secara otomatis kita pun menyangka bahwa burger merupakan makanan asli orang Amerika.

Padahal, sebetulnya burger berawal dari hamburger yang dagingnya memakai daging babi. Nah, karena mayoritas orang Indonesia beragama Islam, jarang ada hamburger dijual bebas. Daging babi kan haram dimakan oleh umat Islam. Jadinya, di kita ini banyaknya adalah burger, cheese burger (berisi keju), fish burger (daging ikan). Nah, hamburger berasal dari istilah "hamburg". Hamburg adalah nama salah satu kota di Jerman. Pada mulanya, hamburger memang merupakan makanan asli penduduk Kota Hamburg. Mereka menyebutnya steak hamburger. Lalu, tahun 1850-an hamburger ikut terbawa oleh orang Jerman yang berimigrasi ke Amerika. Ternyata, orang Amerika sangat menggemari hamburger ini.

Tidak lebih dari sepuluh tahun sejak diperkenalkan di Amerika, hamburger jadi makanan populer dan menjadi makanan favorit rakyat jelata. Di mana-mana, berdirilah kedai-kedai hamburger. Begitu populernya, sehingga hamburger dianggap sebagai makanan khas Amerika.

Oh, ya perlu sobat-sobat tahu nih. Cita rasa hamburger mengalami perkembangan juga. Saat itu, rasa hamburger belum seperti sekarang. Rotinya berserat kasar sehingga terasa agak keras. Bagian dalam roti berwarna kuning atau sedikit kecokelatan sehingga lebih mirip kue bolu ketimbang roti. Selain itu, aroma pemuai rotinya agak menyengat. Sobat-sobat, agar mengembang dengan baik, adonan roti hamburger memang biasa dibubuhi pemuai. Dulu, isi hamburger pun itu-itu saja, belum ada variasi lainnya.

Selama puluhan tahun para juru masak memikirkan bagaimana caranya mengolah roti hamburger yang paling lezat. Setelah melalui berbagai percobaan, tahun 1940-an terciptalah roti hamburger yang empuk, berserat lembut, dan bagian dalamnya berwarna putih bersih. Hanya, aroma pemuai rotinya masih tercium. Baru tahun 1970-an terciptalah roti yang lebih sempurna, beraroma harum, tanpa bau pemuai roti.

Setelah menyiapkan bahan roti yang enak, para ahli masak Amerika mulai membuat berbagai variasi hamburger. Misalnya dengan menambahkan keju bubuk, biji wijen goreng, biji jagung manis, atau acar mentimun. Rasa dan aromanya jadi semakin kaya. Tentu saja, semakin lezat!

Tahun 1990-an, rumah-rumah makan yang menjajakan hamburger, seperti Mc. Donald`s, Wendy`s, dan Burger King yang berpusat di Amerika mulai membuka cabang-cabang di berbagai kota di dunia, termasuk juga di Indonesia. Karena dikembangkan oleh orang Amerika, orang lebih mengenal hamburger sebagai makanan Amerika, bukan dari Jerman.

Di Indonesia, burger terdiri dari berbagai variasi. Rasanya bermacam-macam, harganya pun ada yang mahal, ada juga yang murah meriah. Namun, semuanya memiliki ciri sama, berbentuk bulat dengan gumpalan daging di tengah-tengahnya, ditambah sedikit sayuran.

Selain hamburger, ada juga makanan Jerman jenis lain yang dikira asli asal Amerika, yakni hot dog. Kalian pasti sudah mengenal makanan jenis ini kan? Bentuknya berupa roti lonjong yang tengah-tengahnya diisi sosis. Hot dog ini memiliki nama asli frankfurter karena memang berasal dari Kota Frankfurt, Jerman. Nama lainnya adalah Wiener.

Hot Dog baru dibawa ke Amerika sekitar tahun 1900, dan lagi-lagi sangat disukai rakyat Amerika. Pada mulanya, di Jerman, makanan ini biasa dihidangkan pada saat pesta kebun para bangsawan. Namun, setelah populer di Amerika, hot dog bisa dimakan kapan saja.

Nah sobat, siapa yang ingin makan burger sekarang? Kalau memang mau, ya beli aja sendiri, hehe...
Mana Lebih Unggul, Otak Pria atau Wanita?

Sejak lama dan dengan usaha yang keras pula, kaum wanita menuntut persamaan hak dan kesempatan dengan kaum pria, mulai dari persamaan kesempatan kerja hingga hak politik. Namun dalam hal otak, apa boleh buat, tampaknya kaum wanita tak bisa menuntut persamaan dengan kaum pria.

Penelitian-penelitian ilmiah menunjukkan bahwa otak pria dan otak wanita memiliki perbedaan struktur, kimiawi, dan fungsi. Kondisi ini berpengaruh pada perbedaan antara wanita dan pria dalam cara berpikir dan berperilaku seperti dalam menilai waktu, menilai kecepatan benda-benda, mengerjakan perhitungan matematika, orientasi ruang, dan visualisasi objek-objek dalam tiga dimensi. Perbedaan otak inilah, menurut para ilmuwan, yang menyebabkan adanya fakta bahwa dibandingkan dengan wanita, lebih banyak pria yang menjadi ahli matematika, pilot, arsitek, insinyur, dan pembalap mobil. Sementara kaum wanita lebih baik dalam kemampuan berbahasa, relasi antarmanusia, ekspresi emosi dan artistik, serta apresiasi estetik.

Otak pria memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan otak wanita. Ini sebanding dengan tubuh pria yang juga lebih besar. Ukuran otak biasanya dikaitkan dengan kecerdasan. Jika benar demikian, apakah kaum pria lebih pintar dari kaum wanita?

Para peneliti di Harvard menemukan bahwa bagian-bagian tertentu dalam otak memiliki ukuran yang berbeda antara pria dan wanita yang membantu menyeimbangkan perbedaan ukuran otak secara keseluruhan. Pada wanita, bagian otak yang disebut frontal lobe yang bertanggung jawab dalam pemecahan masalah dan membuat keputusan dan bagian limbic cortex yang bertanggung jawab dalam pengaturan emosi memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan pada otak pria. Sementara pada otak pria, parietal cortex yang terlibat dalam persepsi ruang dan amigdala yang mengatur perilaku sosial dan seksual memiliki ukuran yang lebih besar.

Para peneliti Universitas John Hopkins menemukan bahwa ukuran bagian otak yang disebut inferior-parietal lobule (IPL) lebih besar pada pria dibandingkan dengan pada wanita. Bagian ini berbentuk bilateral, yang pada pria sisi kiri IPL lebih besar dibandingkan dengan sisi kanannya, sedangkan pada wanita keadaannya adalah sebaliknya. Ditemukan bahwa otak Albert Einstein dan para jago matematika dan fisika memiliki ukuran IPL yang lebih besar sehingga ukuran bagian otak ini dianggap berkaitan dengan kemampuan matematika.

Penelitian lain menunjukkan bahwa dua daerah di frontal lobe dan temporal lobe otak yang berhubungan dengan bahasa, ukurannya secara signifikan lebih besar pada wanita dibandingkan dengan pada pria. Ini menjadi alasan biologis bagi keunggulan wanita dalam hal-hal yang berkaitan dengan bahasa.

Kaum pria memiliki 6,5 kali lebih banyak grey matter (otak kecerdasan) dibandingkan dengan wanita. Namun, kaum pria jangan besar kepala dulu sebab kaum wanita memiliki white matter (zat putih dalam otak) sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Pria berpikir dengan menggunakan grey matter yang penuh dengan neuron-neuron (sel pengantar impuls dalam sistem saraf) aktif, sedangkan wanita berpikir dengan white matter yang memiliki koneksi-koneksi antarneuron yang lebih banyak. Koneksi yang lebih banyak ini memungkinkan otak wanita bekerja lebih cepat dibanding otak pria.

Otak wanita yang bekerja lebih cepat juga ditunjang oleh neuron-neuronnya yang tersusun ketat. Beberapa wanita memiliki 12 persen lebih banyak neuron dibandingkan dengan pria. Neuron yang lebih padat ini dianggap sebagai salah satu penyebab mengapa wanita memiliki kemampuan lebih dalam bahasa dan komunikasi. Namun, kepadatan neuron ini juga tidak bisa digunakan untuk klaim keunggulan inteligensi. Nilai IQ rata-rata antara pria dan wanita adalah sama.

Ketika menghadapi tekanan psikologis (stres), otak pria dan wanita merespons dengan cara yang berbeda. Perbedaan dalam komposisi kimia otak juga mengakibatkan penyakit otak pada wanita dan pria bisa muncul secara berbeda. Perbedaan komposisi serotonin (neurotransmiter otak yang penting dalam pengembangan dan perawatan depresi dan kegelisahan kronis), misalnya, berkaitan dengan depresi dan kegelisahan kronis yang lebih banyak diderita wanita dibandingkan dengan pria.

Struktur otak dan lingkungan

Apakah perbedaan struktur otak pria dan wanita telah terbentuk ketika lahir atau apakah ikut dibentuk oleh lingkungan? Orang tua memberi perlakuan kepada anak-anaknya sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak perempuan diberi pakaian dan mainan untuk perempuan, anak laki-laki diberi pakaian dan mainan untuk anak-laki-laki. Apakah perlakuan ini ikut membentuk struktur otak?

Sandra Witelson, seorang psikolog, menolak peranan lingkungan. Perbedaan mendasar dalam otak bayi perempuan dan laki-laki telah tercetak jauh sebelum pengaruh-pengaruh lingkungan mulai bekerja. Untuk mendukung keyakinannya bahwa otak telah terbentuk sejak lahir, konon Sandra melakukan penelitian pada otak Einstein. Ia menemukan bahwa struktur otak Einstein sangat unik dan ini telah terbentuk sejak lahir. Karena hal inilah mengapa tidak ada banyak Einstein di dunia ini.

Proses evolusi juga dianggap turut berperan. Di zaman purba, masing-masing jenis kelamin memiliki peran yang sangat tegas untuk menjamin kelangsungan hidup spesies manusia. Manusia gua laki-laki berburu, sementara yang wanita mengumpulkan makanan di dekat tempat tinggal dan mengasuh anak. Bagian-bagian otak terbentuk untuk memungkinkan masing-masing jenis kelamin mampu melaksanakan tugasnya.

Apakah bukti-bukti ilmiah mengenai perbedaan otak pria dan wanita bisa dijadikan alasan untuk mengklaim keunggulan gender tertentu? Apakah dengan perbedaan ini secara otomatis pria lebih jago berhitung sementara wanita terlalu banyak bicara? Mengatakan bahwa satu gender lebih unggul dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu dibandingkan dengan gender lainnya adalah suatu penyederhanaan.

Generalisasi ini mungkin bisa berlaku jika kita melihatnya pada jumlah populasi yang besar. Pada kenyataannya, ada banyak perkecualian. Ada banyak wanita yang jago matematika, sebaliknya ada banyak pria yang memiliki kemampuan berbahasa yang bagus.

Daripada menginterpretasikan bukti-bukti ilmiah ini untuk klaim keunggulan gender tertentu, lebih bermanfaat jika bukti-bukti ini digunakan untuk lebih memahami dan mengembangkan diagnosis dan perawatan penyakit-penyakit otak. Misalnya, depresi dan kegelisahan kronis yang lebih banyak menimpa wanita dibandingkan dengan pria. Sementara pria lebih mungkin untuk terkena skizoprenia, disleksia, dan autisme. Selain itu, penyakit skizoprenia dan alzheimer bisa muncul secara berbeda pada pria dan wanita.***
Bing Ancam Eksistensi Google?

Tidak dimungkiri, dunia maya merupakan media yang sangat ampuh untuk melakukan berbagai aktivitas untuk saat ini. Melalui dunia maya kita bisa bertukar informasi, memublikasikan berbagai tulisan, mengirim surat elektronik, melakukan penelitian, mencari data, gambar, dan sebagainya. Namun tentu saja walaupun kita bebas berkreasi didunia maya ada aturan atau kode etik yang tidak boleh kita langgar.

Dengan semakin populernya penggunaan jaringan internet ini, tidak sedikit masyarakat yang mendulang kesuksesan melalui dunia maya tersebut. Secara sederhana kita bisa melakukan bisnis apa pun melalui dunia maya. Sebagai contoh jika seorang petani ingin memasarkan produknya di dunia maya. Petani tersebut cukup menampilkan gambar atau foto yang sesuai dengan produk yang mereka tawarkan. Untuk menjual produk di internet, ia harus mengetahui harga berbagai produk pertanian tersebut. Karenanya petani tersebut harus menggunakan mesin pencari seperti google.com, bing.com, msn, dan sebagainya. Tujuannya tentu saja agar produk dengan kualitas yang sama harga yang ditawarkan juga relatif sama.

Dunia maya belakangan ini makin marak, penyebabnya antara lain murahnya koneksi internet baik bagi pengguna rumahan maupun masyarakat secara umum. Selain itu koneksi internet kini bisa dilakukan di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Dengan demikian tentu peluang bisnis melalui dunia maya bisa dikatakan ladang bisnis yang tidak akan pernah habis.

Melalui dunia maya kita bisa mencari informasi, berbisnis, membuat pencitraan, dan sebagainya. Bahkan dalam dunia kerja pun kini tidak sedikit yang sudah memanfaatkan dunia maya untuk berbagai kegiatannya, misalnya transaksi elektronik, ujian online, melamar pekerjaan online dan sebagainya.

Dengan semakin marak dan berkembangnya dunia maya ini, peluang tersebut tidak disia-siakan oleh sebagian vendor dan pengembang untuk berinovasi. Salah satu inovasi terkini yang dilakukan oleh Microsoft adalah dengan dibuatnya mesin pencarian di internet bernama "bing". Mesin pencarian yang bisa di akses dengan menuliskan http://www.bing.com ini muncul ketika masyarakat dunia menginginkan sesuatu yang baru dalam hal pencarian dokumen, data maupun informasi.

Perkembangan mesin pencarian ini memang sedikit lambat dibandingkan dengan tumbuhnya aplikasi-aplikasi lainnya. Mesin pencarian di dunia maya saat ini memang cukup banyak, namun dari sekian banyak mesin pencarian tersebut hanya beberapa yang bertahan hidup. Padahal dulu kita mengenal mesin pencarian seperti Altavista.com, goole.com, gule.com, google.com, dan sebagainya. Keberadaan beberapa mesin pencari tersebut sebagian besar mulai tergeser dengan adanya google yang memberikan berbagai kemudahan, kecepatan, kecanggihan dengan berbagai fitur yang ada di dalamnya.

Bertahannya google.com ini berkaitan erat dengan fitur yang ada seperti user account yang bisa digunakan secara bersama untuk melakukan berbagai aktivitas melalui google, seperti gmail, blogger.com, dan sebagainya. Begitu juga dengan fasilitas pencarian secara otomatis dapat disaring atau dipisah berdasarkan keinginan, misalnya pencarian gambar, blog, buku, dan sebagainya.

Namun dengan hadirnya bing.com yang dikeluarkan Microsoft tampaknya google harus bersiap-siap karena ada pesaing baru yang fitur dan fasilitasnya relatif hampir sama dengan google. Yang membedakan bing.com latar belakangnya berubah-ubah dengan tampilan image yang anggun dan menaran. Mesin pencari terbaru yang saat ini masih beta ini kehadirannya perlu diwaspadai karena bisa saja satu atau dua tahun ke depan akan menggeser kedudukan google.com. Hal ini hampir sama ketika altavista.com digeser oleh google.com beberapa tahun lalu.

Walaupun mesin pencari di internet keluaran Microsoft ini masih baru dan masih terus dikembangkan, namun dari segi kecepatan dan kehandalan mesin pencari tersebut cukup canggih dan bisa dikatakan lebih cepat dibandingkan dengan mesin pencari lain, namun fiturnya untuk saat ini masih kurang banyak.

Dalam hal menampilkan hasil pencarian mesin bing.com ini sangat canggih, terutama ketika pengguna mencari data yang berhubungan dengan gambar atau image. Dokumen gambar akan ditampilkan sesuai keinginan dan secara utuh akan ditampilkan di halaman browser Anda. Begitu juga dengan account dan username yang saat ini Anda miliki di msn.com, hotmail.com, windowslive.com dan sebagainya secara otomatis bisa digunakan di bing.com. Jadi tentu saja dengan fasilitas ini hampir sama dengan fasilitas account yang disediakan oleh google selama ini untuk mengakses banyak informasi.

Bing.com selain menawarkan fasilitas untuk mencari dokumen biasa, gambar, berita, juga ada fasilitas lain bernama Extras. Dengan fasilitas ini pengguna bisa menampilkan berbagai hal yang berhubungan dengan preferences, blogs, dan advertising. Bahkan dengan fasitas ini Anda bisa berkomunikasi dengan komunitas lain yang ada di dunia maya seperti bing Community dan lain-lain. Jika Anda sudah memiliki account di msn.com, hotmail.com, atau Windowslive.com Anda bisa langsung join ke bing Communty dan menuliskan berbagai hal yang berhubungan dengan media tersebut. Kita tunggu perkembangannya selanjutnya.***
9 Cara Membuat Anak Pintar

Kepintaran seorang bisa dibilang sebuah anugerah yang diberikan kepada anak tersebut. Tapi ternyata faktor yang mempengaruhi kepintaran seorang anak juga ditentukan oleh lingkungannya.

Ada banyak hal yang bisa membuat anak menjadi lebih pintar, tentunya selain dengan belajar di sekolah. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi lebih pintar, seperti dikutip dari MSNNews, Sabtu (1/8/2009):

1. Bermain permainan yang berpikir
Catur, teka-teki silang dan sudoku selain menyenangkan juga mendukung strategi berpikir anak-anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan yang kompleks.

2. Bermain musik
Bermain musik selain menyenangkan juga bisa merangsang pertumbuhan otak kanan. Menurut sebuah studi di Universitas Toronto, diadakannya pelajaran musik bisa memberikan keuntungan dalam meningkatkan IQ anak dan performa akademisnya. Semakin lama waktu yang digunakan untuk bermain musik maka efek yang dihasilkan juga semakin besar.

3. Pemberian ASI
ASI merupakan makanan otak yang paling dasar. Peneliti secara konsisten terus menunjukkan berbagai macam keuntungan ASI yang behubungan dengan pertumbuhan bayi. Anak yang mengkonsumsi ASI eksklusif akan memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi ASI hanya beberapa bulan saja.

4. Membiasakan berolahraga
Para peneliti di Universitas Illinois menunjukkan hubungan yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik di antara anak-anak sekolah dasar. Semakin bugar badan sang anak maka kemampuan dalam menerima pelajaran juga meningkat. Sebaiknya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik atau organisasi olahraga tertentu sesuai dengan minat anak.

5. Menyingkirkan makanan siap saji
Mengurangi asupan gula, lemak trans dari makanan siap saji dan menggantinya dengan makanan bergizi tinggi yang baik untuk perkembangan mental anak usia dini serta berfungsi dalam perkembangan motorik anak pada usia 1-2 tahun pertama. Contohnya anak-anak memerlukan zat besi untuk perkembangan jaringan otak yang sehat, anak yang kekurangan zat besi akan lambat dalam menerima rangsangan.

6. Mengembangkan rasa ingin tahu
Para ahli mengatakan orang tua yang menunjukkan rasa ingin tahunya pada anak akan mendorong anak untuk mencari ide-ide baru, sehingga merangsang anak untuk berpikir. Mengajari anak keterampilan baru serta pendidikan di luar rumah juga bisa mengembangkan rasa ingin tahu anak dan intelektualnya.

7. Budayakan membaca
Membaca adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan pembelajaran dan perkembangan kognitif anak-anak dari segala usia. Cara ini bisa dimulai dengan sering membacakan anak dongeng sebelum tidur dan sering-seringlah memberikan anak hadiah buku yang bisa menarik perhatiannya.

8. Mengajarkan kepercayaan diri
Orang tua sebaiknya meningkatkan semangat dan optimisme anak-anak. Berpartisipasi dalam tim olahraga atau kegiatan sosial akan membantu meningkatkan kepercayaan diri sang anak diantara teman-temannya.

9. Memberikan sarapan yang sehat
Para peneliti meyakinkan bahwa mengonsumsi sarapan yang sehat akan meningkatkan memori dan konsentrasi anak dalam belajar. Anak-anak yang tidak dibiasakan sarapan cenderung lebih mudah marah dan kurang konsentrasi pada waktu belajar, sementara anak yang sarapan akan tetap fokus dan bergerak selama jam sekolah.
Kekuatan Doa Dalam Kehidupan Seorang Muslim

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S. al-Baqarah [2]:186)

Mudah-mudahan Allah yang Maha Menguasai segala-galanya selalu membukakan hati kita untuk selalu bisa melihat hikmah di balik setiap kejadian. Yakinlah, tidak ada satu kejadian pun yang sia-sia, tidak ada satu kejadian pun yang tanpa makna. Sangatlah rugi jika kita menghadapi hidup ini, tanpa mendapat pelajaran dari apa yang sedang dijalani.

Hidup adalah samudra ilmu tiada bertepi, samudra hikmah tiada terputus. Seharusnya, apa pun yang kita hadapi secara efektif bisa menambah ilmu, wawasan, khususnya lagi bisa menambah kematangan, kedewasaan, kearifan diri kita. Kalau kita mati esok lusa atau kapan saja, warisan terbesar kita adalah kehormatan pribadi kita, bukan harta semata. Rindukanlah dan selalu berharap agar saat kepulangan kita nanti, saat kematian kita itu, adalah saat yang paling indah.

Harusnya saat malaikat maut menjemput, kita benar-benar dalam keadaan siap, benar-benar dalam keadaan khusnul khatimah. Harus sering dibayangkan kalau saat meninggal nanti, kita sedang bagus niat, sedang bersih hati, keringat sedang bercucuran di jalan Allah SWT. Syukur-syukur kalau nanti meninggal, kita sedang bersujud atau sedang berjuang di jalan Allah.

Sahabat, sudah menjadi fitrah manusia bahwa dalam hidupnya selalu membutuhkan perlindungan dan pertolongan Allah yang Mahakuasa. Hal itu tak lepas dari tabiat manusia yang lemah dan tak berdaya. Kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut bisa ditanggulangi jika manusia mendekat dan menyandarkan diri serta berlindung kepada Dzat Yang Maha Qudrat.

Memang banyak kejadian konkret yang dialami manusia sepanjang hidupnya, yang menunjukkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari pertolongan Allah SWT. Hanya saja, kesombongan mereka terkadang menutupi fitrah sucinya sendiri sehingga melupakan Tuhannya. Allah SWT telah menegaskan tipe manusia seperti ini melalui firman-Nya dalam surat Luqman ayat 32, "Dan apabila mereka dihantam ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka masih tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami, melainkan orang yang tidak setia lagi ingkar."

Dengan kondisi manusia yang tidak dapat terpisah dari Tuhannya itulah, manusia senantiasa perlu mendekatkan diri kepada-Nya; menyembah serta mengingat-Nya di setiap waktu dan tempat. Adapun di antara cara pendekatan diri tersebut adalah dengan doa.

Pada dasarnya, doa-doa yang kita panjatkan adalah suatu wujud penyerahan diri kepada Allah atas semua persoalan yang kita hadapi. Berdoa adalah aktivitas ibadah yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla. Doa adalah bukti penghambaan manusia kepada Allah SWT. Orang yang selalu berdoa, berarti ia mengetahui hakikat dirinya sebagai makhluk dan hakikat Penciptanya yang patut disembah dan ditaati.

Hakikatnya, doa sudah dirancang sedemikian rupa oleh Allah SWT sebagai media yang kokoh dan strategis untuk kesuksesan dunia dan akhirat kita. Oleh kareana itu, sungguh suatu kerugian yang amat besar bagi siapa pun yang tidak menyadari dan memanfaatkan secara optimal kekuatan doa.

Sahabat pembaca, menyikapi hidup ini memang tidaklah cukup dengan mengandalkan kekuatan akal pikiran belaka, karena sangat banyak hal yang tidak kita ketahui dibandingkan dengan yang kita ketahui. Kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita hari ini atau esok, dan banyak lagi hal-hal yang tidak kita ketahui.

Allah Maha Mengetahui apa pun yang akan terjadi. Maha Mengetahui segala yang tidak diketahui manusia, dan Mahakuasa untuk memberi tahu atau mencegah perbuatan apa pun sekehendak-Nya. Bahkan, Dia menjanjikan akan menolong orang yang berdoa kepada-Nya dan janji-Nya ini adalah pasti benar, karena Allah tidak akan pernah sedikit pun mengingkari janji-Nya (Q.S. Ali Imran [3]: 9).

Berdoa merupakan cara berdialog dengan Allah; juga merupakan ciri utama yang membedakan orang yang beriman dari orang musyrik. Bahkan, berdoa bisa dijadikan sebagai alat ukur keimanan seseorang kepada Tuhannya. Berdoa kepada Allah adalah ibadah dan juga rahmat yang besar. Tindak permohonan yang mudah ini merupakan kunci untuk mencapai tujuan, baik dunia maupun akhirat.***