Reformasi Faset Kedua Menegakkan Republik

Reformasi 1998 menandai perubahan dari rezim otoritarian menuju era demokrasi. Kekuasaan monolitik yang mengekang kebebasan, didekonstruksi untuk menciptakan tatanan baru yang menempatkan warga negara sebagai subjek politik. Inilah, esensi gerakan reformasi yang digelorakan seluruh komponen bangsa ketika itu.

Jika Pemilu 1999 tonggak awal menjalankan agenda reformasi, maka genap satu dasawarsa reformasi ditempuh. Namun, di tengah keberhasilan yang diraih, masih meninggalkan banyak persoalan menyelimuti kehidupan kepolitikan. Yang paling menyesakkan dada, politik melenceng jauh dipahami sebatas manipulasi, komersialisasi atau sesuatu yang berkonotasi kotor.

Situasi ini sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik kepada politik dan institusi politik. Gugatan terhadap demokrasi melalui sikap apatis sebenarnya wujud ketidakpercayaan itu. Akhirnya, mereka mencari jalan sendiri lewat pemikiran-pemikiran sempit, primordial, dan absolut.

Di titik ini, dibutuhkan metapolitik baru, yakni menegakkan republik dalam melanjutkan reformasi faset berikutnya. Mengingat, tidak bisa memberi beban terlalu berat pada demokrasi yang juga membawa paradoksnya. Demokrasi merupakan penanda kosong (empty signifier) yang dihuni oleh siapa pun, tanpa kecuali mereka yang antidemokrasi. Kontestasi merebut arena demokrasi lewat pemilihan suara terbanyak (mayority vote) misalnya, memungkinkannya tergelincir pada tirani mayoritas.

Menegakkan republik memiliki makna sepadan dengan kembalinya politik selaras pemahamannya yang luhur. Politik dalam pandangan republik sejatinya keutamaan umum (common goods). Politik yang mengedepankan kemaslahatan publik di atas kepentingan privat, dan politik yang dilandasi nilai-nilai kebajikan bukan politik ”dagang sapi” atas dasar transaksional.

Menegakkan republik tidak berarti menggantikan jalan demokrasi, akan tetapi justru meneguhkan demokrasi sekaligus mengatasi kelemahan-kelemahannya. Sebab, republik sesuatu yang konstan sepanjang kedaulatan negara eksis, sementara demokrasi dapat diabaikan kalau sudah melanggar republik.

Agenda reformasi

Menegakkan republik sebagai metapolitik reformasi faset kedua semakin memiliki relevansinya, saat dihadapkan dengan kenyataan politik dewasa ini. Agenda reformasi sesungguhnya mengoreksi rezim otoritarian yang ditopang oleh ABRI (TNI/Polri), Birokrasi, dan Golkar. Tiga institusi itu selama Orde Baru berkuasa melakukan hegemoni terhadap kehidupan kepolitikan, sehingga kekuasaan terpusat secara monolitik tidak ada perimbangan, apalagi kontrol terhadap kekuasaan.

Oleh karena itu, tuntutan reformasi terhadap TNI adalah mencabut dwi-fungsi TNI dan pemisahan Polri dari institusi TNI, melaksanakan reformasi birokrasi untuk menghilangkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sudah menahun di tubuh birokrasi, dan deliberasi politik dengan sistem multipartai agar berkembang partisipasi publik.

TNI dan Golkar memang tidak lagi dominan menjadi instrumen kekuasaan. Tetapi, kalau dicermati segitiga penopang kekuasan itu tetap ada, hanya bertransformasi dalam bentuk lain. TNI digantikan oleh kekuatan korporasi, dan oligarki partai politik mengubah posisi determinan Golkar. Sementara, birokrasi belum tuntas melakukan reformasinya. Jadi, kalau Orde Baru ditopang oleh ABRI, birokrat, dan Golkar, maka sekarang segitiga institusi kekuasaan dominan adalah korporasi, birokrasi, dan oligarki partai politik.

Semoga, memasuki tahun 2010 di tengah pesimisme publik memandang politik membawa keyakinan baru tumbuhnya optimisme bersama, demi tegaknya Republik Indonesia yang kita cintai. Republik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan solidaritas. ***
Roh Macan

NASIB macan tutul jawa (Panthera padus melas) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ternyata jauh lebih baik dibandingkan dengan harimau di Hutan Sancang Garut Selatan maupun Hutan Pasir Ipis di Sukabumi Selatan. Kamera pengintai (camera trap) berhasil merekam dua satwa langka dewasa di kawasan TNGHS belum lama ini. Hasil rekaman juga berhasil mengungkap bahwa di jalur jelajah hewan yang kerap dilintasi manusia di kawasan seluas 113,357 hektare yang membentang di Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak masih hidup satwa langka yang populasinya berkisar 41 ekor hingga 45 ekor .

Paling tidak, hasil rekaman tersebut membuktikan keberadaan satwa liar tersebut di TNGHS bukan sekadar legenda atau mengacu kepada jejak maupun ceceran kotorannya. Macan tutul jawa masih ada dan terlihat tidak kekurangan pangan. Sayangnya, masih ada yang menganggap binatang itu sebagai objek buruan yang eksotis sehingga populasinya cenderung menurun. Padahal walaupun berbahaya, sebenarnya hewan itu tidak akan masuk kampung untuk memangsa binatang peliharaan atau manusia jika tidak kelaparan. Hewan itu sebenarnya predator binatang yang menjadi musuh petani.

Berbeda halnya dengan nasib penghuni hutan daerah selatan Jabar. Harimau di kedua rimba tersebut hilang tanpa jejak semenjak habitatnya gundul dijarah manusia tak bertanggung jawab di awal era reformasi. Konon binatang itu mengungsi ke kawasan TNHGS. Apakah penampakan macan tutul jawa yang berhasil direkam merupakan binatang pengungsi?

Seorang narasumber yang juga berprofesi sebagai paranormal tak bersedia menjelaskan. Ketika didesak agar menunjukkan bukti jejak proses pengungsian maupun saksi, ia malah berkelit bahwa satwa itu bukan sembarang binatang, melainkan keturunan Prabu Siliwangi yang ”menghyang”.

Ia justru mewanti-wanti, jika harimau sancang atau pasir ipis benar-benar mengungsi merupakan pertanda baik. Sangat berbahaya kalau rohnya bergentayangan dan merasuki sebagian jiwa manusia Indonesia. Indikasi ke arah itu, kata narasumber paranormal tadi, sudah mulai tampak. Banyak bangsa ini wujudnya manusia, tetapi perilakunya sebagaimana digambarkan Thomas Hobbes, homo homini lupus. Tak ubahnya berperilaku seperti harimau, siapa yang kuat itulah pemenang, tak memedulikan nilai kebenaran dan keadilan. Jika perlu mengerahkan massa untuk memaksakan kehendaknya. Bila berdiskusi, bersuara sangat keras seakan ingin semuanya mendengar karena merasa paling benar. Tentu saya tidak percaya dengan pendapat paranormal tersebut.

Yang pasti, di awal kemerdekaan negeri ini ada tokoh bernama Mr. Kasman Singodimedjo, seorang anggota Konstituante dari Partai Masyumi. Banyak yang berpendapat, sesuai dengan namanya, dia singa di atas meja. Pemaknaan itu bukan berarti dia berbicara keras dalam arti harfiah saat berdiplomasi memaksakan kehendaknya di lembaga parlemen saat itu. Keterkenalan dia justru karena kepiawaiannya berdiplomasi, terutama saat merumuskan dasar negara dalamUndang-Undang Dasar 1945, walaupun di akhir kariernya pada era Orde Lama sempat ditahan. Mr. Kasman seorang anggota parlemen piawai, tetapi menjunjung tinggi etika.
Memahami Musibah

Tahun 2009 lalu disebut-sebut sebagai tahun musibah. Di negeri kita sendiri, yang sangat membuat kita sedih, di antaranya kejadian gempa di Jawa Barat dan Sumatra Barat. Atas bencana-bencana tadi, tentu saja yang paling mendasar harus kita kembalikan kepada keimanan. Kita mesti meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah itu adalah sesuatu yang telah Allah SWT agendakan, tersusun jelas dalam rencana-Nya. ”Tiada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami (Allah) menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (Q.S. al-Hadid: 22).

Bahkan tidak hanya berlaku pada kejadian-kejadian besar sebagaimana telah disebutkan di atas, tetapi juga menyangkut kejadian-kejadian yang sepele dalam pandangan kita seperti tentang jatuhnya selembar daun dan sebutir biji-bijian dari pohon. ”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (Q.S. Al-An’am: 59).

”Musibah” dalam sebuah definisi disebutkan, Kullu amrin makruhun (segala sesuatu yang tidak diinginkan). Sementara yang disebut dengan ”nikmat” tentu adalah kebalikannya, yaitu sesuatu yang diinginkan semua orang. Jadi antara nikmat dan musibah adalah sesuatu yang berlawanan. Tidak akan mungkin bertemu keduanya dalam satu kejadian. Demikian, umumnya pandangan kita.

Namun jika melihat cara berpikir Ummar bin Khattab, ternyata berlawanannya antara musibah dan nikmat itu bisa dipadukan pada satu peristiwa. ”Tidak ada musibah yang menimpa aku, kecuali memberi kenikmatan,” kata Ummar. Pertama, selama musibah tersebut bukan merupakan musibah agama. Ummar melihat jika kehancuran moral manusia sudah terjadi di mana-mana, manusia tidak lagi hidup berdasarkan kepada norma-norma ilahiiyah, permisifisme atau menghalalkan segala cara, rasa malu berbuat dosa sudah tidak ada, bahkan merasa bangga dengan perbuatan-perbuatan dosanya, maka inilah yang disebut musibah agama.

Inilah musibah atau bencana besar. Besar karena dampaknya yang luar biasa serta besar karena untuk memperbaikinya memerlukan waktu yang sangat panjang karena dampaknya yang bisa jadi akan turun-temurun. Ongkos untuk memperbaikinya pun tak terukur besarnya. Itu pun belum tentu bisa. Dahsyatnya akibat dari kehancuran moral ialah akan menghancurkan berbagai tatanan kehidupan lainnya, termasuk akan hancurnya segala hal yang telah dihasilkan oleh jerih payah manusia dalam membangun negerinya.

Jika kita melihat kepada kehancuran sarana dalam bentuk jalan, rumah atau gedung-gedung akibat gempa, itu adalah sesuatu yang bisa diperbaiki dalam waktu dan biaya yang bisa diperkirakan jumlahnya. Jika kehancuran moral manusia sudah merajalela, maka bencananya akan menimpa kepada siapa pun, bahkan termasuk kepada orang-orang yang tidak berbuat dosa sekalipun. ”Dan takutlah kamu semua terhadap suatu bencana yang tidak hanya akan menimpa kepada orang-orang zalim saja. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (Q.S.Al-Anfal: 25).

Kedua, kata Ummar, semua musibah itu menjadi ringan dan memberi kenikmatan selama musibah tersebut tidak lebih besar dari musibah yang menimpa orang lain. Suatu hari, ada seseorang ditimpa penyakit. Oleh karena di rumah atau di kampung itu hanya dia yang mengalami sakit, terpikirlah bahwa dia sedang mendapat musibah yang dirasakan berat. Saat berbaring merasakan sakit, dia melihat tayangan di televisi tentang sebuah rumah sakit yang penuh dengan orang yang ditimpa berbagai penyakit yang berat-berat. Lalu terpikirlah oleh dia bahwa ternyata ada orang-orang yang ditimpa penyakit yang lebih berat daripada dirinya. Seketika itu pula dia merasakan bahwa untung penyakitnya tidak lebih berat daripada penyakit yang menimpa orang lain.

Ketiga, kata Ummar, musibah menjadi terasa ringan dan memberi kenikmatan karena dengan musibah tersebut Allah menjanjikan pahala atau pengganti yang lebih baik. Dalam konteks spiritual bahwa musibah itu menimpa kita kemudian kita sabar menerimanya, maka hal itu akan menjadi penghapus dosa-dosa kita. Jangankan tertimpa oleh sebuah musibah besar, sekecil apa pun musibahnya akan dikalkulasikan sebagai penghapusan dosa. ”Seorang Muslim yang ditimpa oleh keresahan dan kesusahan; oleh keletihan dan kesakitan; oleh kesedihan dan gangguan sekalipun, gangguan itu hanya berupa duri yang mengenainya, maka Allah menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya” (H.R. Bukhari).

Kemudian dari sisi spiritual juga bahwa musibah yang menimpa dan kemudian disikapi dengan sabar akan mengantarkan ketinggian derajat spiritual orang yang mengalaminya. Ibnu Abas r.a., sahabat Rasul saw. yang digelari syaikhul mufassirin (guru para ahli tafsir) mengatakan, ”Kesabaran dalam Alquran ada tiga macam; pertama, kesabaran untuk menunaikan kewajiban-kewajiban karena Allah, hal ini mempunyai tiga ratus derajat; kedua, kesabaran untuk tidak melanggar larangan-larangan Allah, hal ini mempunyai enam ratus derajat; ketiga, kesabaran dalam menghadapi musibah pada pukulan pertama, hal ini mempunyai sembilan ratus derajat.”

Kalau musibah itu adalah sebuah ujian, maka apa pun bentuknya, manusia beriman harus memahami bahwa dirinya akan ditimpa ujian tersebut. Sebagaimana yang dinyatakan Allah bahwa musibah itu adalah sebuah kensicayaan. Suatu peristiwa yang semua orang akan mengalaminya. Hari-hari ini mungkin kita sedang menyaksikan berbagai musibah sedang menimpa orang lain nun jauh di sana. Cepat atau lambat, besok atau lusa, kita akan mendapat giliran pula. Kita tidak bisa menghindar. Namun meskipun tidak bisa dihindari, jangan dulu kita cemaskan.

Dengan keimanan, mari persoalannya kita kembalikan kepada yang mempergilirkan musibah tadi, yakni Allah swt. Ternyata Allah pun memberi ruang kepada kita. Seandainya musibah itu adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa dihindari tetapi mungkin bisa untuk dikurangi, sebagaimana dalam firman-Nya yang menjadi tuntunan doa bagi kita, ”Ya Allah, Rabb kami, jangan Engkau beri kami cobaan yang kami tak akan sanggup menerimanya” (Q.S. Al-Baqarah: 287).

Jadi, jika musibah itu adalah sebuah keniscayaan dalam hidup, semoga musibah yang akan menimpa itu bukan musibah yang di luar kemampuan kita. Ikuti apa yang menjadi harapan kita dengan amal-amal baik kepada sesama. Gemarlah bersedekah karena sedekah itu menjadi salah satu penutup datangnya bencana dan kejahatan. Wallahualam.***
Muhasabah

KITA sekarang berada di awal tahun 1431 Hijriah dan 2010 Masehi. Artinya, usia kita di dunia semakin bertambah. Namun hakikatnya, jatah usia kita telah berkurang. Apabila Nabi Muhammad saw. wafat pada usia 63 tahun, kita bisa menghisab tinggal berapa tahun lagi jatah usia kita di dunia. Artinya, tambah mendekati maut kemudian masuk ke alam kubur. Dengan kata lain, semakin dekat terhadap pembalasan seluruh amal kita waktu hidup di dunia ini. Apakah pembalasan yang membuat kita bahagia atau malah membuat susah dan merasa pedih?

Hal tersebut menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita untuk melakukan muhasabah terhadap semua amal kita pada tahun yang lalu agar bisa bertaubat dan memperbaiki kesalahan, baik taubat kepada Allah SWT atau saling memaafkan di antara sesama manusia. Seandainya banyak amal saleh yang telah dilakukan, kita patut bersyukur terhadap taufik dan hidayah dari Allah SWT. Selanjutnya berusaha untuk meningkatkannya pada waktu sekarang dan masa yang akan datang.

Adapun berkaitan dengan muhasabah, Allah SWT berfirman, "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (Q.S. Al Israa:14)

Kemudian hadis dari Syadad bin Aus r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang pandai adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal setelah kehidupan sesudah kematian. Sementara itu, orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT." (H.R. Imam Turmuzi).

Demikian juga dengan muhasabah yang dikatakan oleh Umar bin Khatab yang artinya, "Hisablah diri kalian sebelum dihisab (oleh Allah SWT pada hari Kiamat)."

Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghitung. Maksudnya, mengevaluasi, instrospeksi diri, mawas diri, atau meneliti seluruh amal saleh diri sendiri, bisa setiap tahun, bulan, bahkan setiap hari atau setiap jam.

Perhitungan secara teliti terhadap diri sendiri dan tuntas perlu dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan aparat penegak hukum terhadap pelanggar hukum. Karena nanti di alam Mahsyar, bukan hanya pemeriksaan secara lisan dan sadapan, melainkan juga ditambah praktik seluruh perbuatan kita yang ditayangkan lebih jelas dibandingkan dengan tayangan di televisi. Hal itu akan diperkuat pula dengan saksi yang tidak akan bohong, tidak palsu, yaitu anggota badan kita yang dipakai melakukan amal perbuatan sewaktu di dunia, yang disaksikan dan dicatat oleh malaikat Rakib dan Atid. Semua ucapan, perilaku, penglihatan, langkah kaki, dan seluruh gerak-gerik kita akan diperiksa. Begitu pula dengan harta dan ilmu kita, semua tidak akan luput dari pemeriksaan.

Dalam kitab Durrotunnasihin, Nabi Muhammad saw bersabda, "(Suatu hari kelak di alam Mahsyar) kaki seorang hamba (Allah) tidak akan melangkah, kecuali akan ditanya terlebih dahulu tentang empat hal: (1) mengenai usia, dari mulai lahir sampai meninggal digunakan untuk apa; (2) mengenai jasad, mulai lahir sampai rusak digunakan untuk apa; (3) mengenai ilmu pengetahuan yang dicarinya digunakan untuk apa; (4) mengenai harta, diperoleh darimana, bagaimana cara memperolehnya, dan digunakan untuk apa, apakah digunakan untuk ibadah atau maksiat.

Seluruh pertanyaan harus dijawab dengan sebenarnya, tidak bisa disembunyikan, sebab data-datanya komplet dan valid ada dihadapan Allah SWT. Kalau kita dapat menjawab dengan tepat bahwa seluruhnya digunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, tentu kita bakal mendapatkan kebahagiaan yang tidak ada batasnya. Namun sebaliknya, kalau dipakai maksiat, tentu semua akan menyesal yang tiada batasnya pula. Karena setan berusaha untuk "cuci tangan" sebagaimana firman Allah SWT yang artinya, "Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, ’Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih." (Q.S. Ibrahim 14:22)

Momen pergantian tahun Hijriah dan masehi yang baru saja lewat, dapat kita jadikan sebagai salah satu jalan perenungan. Paling tidak, kita bisa melihat kepada arti hijriah dan masehi itu sendiri. Hijriah diambil dari kata hijrah yang berarti pindah, yaitu pindahnya Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah. Hal tersebut dapat kita jadikan isyarat untuk pindah dari kebiasaan buruk kepada kebiasaan baik. Masehi berasal dari kata masih atau almasih yang berarti Nabi Isa a.s. Masehi bermakna tarikh yang didasarkan dari kelahiran Nabi Isa a.s. Perlu juga kita renungkan untuk menjaga perilaku kotor sehingga tetap suci.

Nabi Muhammad saw., seorang nabi yang terjaga dari kesalahan dan dosa tetap bermuhasabah, beribadah, dan bersyukur kepada Allah SWT tanpa lelah. Apalagi, kita selaku manusia biasa yang tak lepas dari salah, hendaknya selalu melakukan muhasabah, kemudian meningkatkan ibadah sebagai salah satu bukti mensyukuri atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Hal itu juga sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak.

Terakhir, perlu juga kita renungkan ayat Alquran di bawah ini, yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al Hasyr ayat 18).

Jadi, semoga dengan bermuhasabah dan meningkatkan kualitas ibadah kita, di tahun 1431 H dan 2010 M, kehidupan kita lebih baik dan lebih bermakna di hadapan Allah SWT. Pada waktunya nanti, ketika dihisab oleh-Nya, kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di negeri abadi, negeri akhirat tempat kita kembali. Amin.***
Menjaga Lidah

KALAU kita perhatikan berita-berita di media massa akhir-akhir ini, terasa aroma konflik maupun pertentangan di antara para pemimpin bangsa maupun sesama masyarakat. Bahkan, terjadinya kejahatan dan tindak kekerasan juga terkadang dari hal-hal sepele, yang bermula dari ucapan. Hanya karena tersinggung, membuat seseorang membunuh teman atau tetangganya.

Ucapan lisan kadang tak bisa dikendalikan. Begitu ringan kita berucap yang sering melukai perasaan orang lain. Salah satu anggota tubuh manusia, yang banyak menyebabkan manusia celaka bahkan binasa dan dosa adalah lidah. Sebaliknya, lidah juga bisa membawa seseorang menjadi insan saleh.

Lidah membuat pintu surga terbuka. Namun, dengan lidah pula, menjadikan pintu neraka terbuka lebar akibat kebencian Allah dari ucapan lisan. Yakinlah, Allah menciptakan lidah untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia bukan sebaliknya.

Hadis Nabi Muhammad menegaskan, manusia harus berbicara yang baik dan benar. Kalaupun tidak bisa seperti itu, lebih baik diam. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata benar atau diam." (H.R. Bukhari dan Muslim). Dalam hadis lain ditegaskan,"Simpanlah lidahmu, kecuali untuk perkataan yang baik. Dengan bersikap seperti itu, engkau dapat mengalahkan setan." (H.R. Ibnu Hibban)

Keselamatan seorang manusia juga terletak dalam menjaga lidahnya. Allah menyeru umat-Nya agar menggunakan lidah untuk berzikir dan menyebut nama-Nya. Orang yang mulia di sisi Allah ketika lidah dan bibir orang tersebut selalu basah dalam menyebut nama-Nya. Di antara kebahagiaan seorang Muslim di akhirat adalah ketika nyawa lepas dari jasadnya dengan bibir dan lidahnya masih basah menyebut nama Allah.

Ada beberapa petunjuk Nabi Muhammad agar kaumnya bisa menjaga lidah, sehingga tidak terjerumus kepada jurang penderitaan akibat "keseleo" lidah.

Pertama, jauhkan diri dari kebiasaan mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat. "Di antara ciri kebaikan Islam seseorang adalah ketika bisa meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat." (H.R. Tirmizi dan Ibnu Majah)

Kedua, jangan berbicara berlebihan atau melebih-lebihkan sesuatu. Nabi Muhammad menyatakan, "Perkataan seperti obat. Jika sedikit bermanfaat, tetapi terlampau banyak bisa menjadi racun." (H.R. Hakim)

Hadis lainnya menyatakan, "Berbahagialah orang yang mampu menahan kelebihan lisannya." (H.R. Baihaqi)

Ketiga, jangan membicarakan kebatilan karena paling besar kesalahan seseorang pada hari kiamat, ketika paling banyak berbuat dalam kebatilan.

Keempat, jangan berbicara kotor atau perkataan yang memancing timbulnya perkataan kotor dari orang lain, karena Allah tidak menyukai perbuatan tersebut.

Kelima, jangan berkata atau berjanji palsu. Dalam H.R. Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad menegaskan, "Ada tiga perkara, barang siapa memiliki salah satu (atau semua) dalam dirinya, maka dia adalah seorang munafik sekalipun dia salat, puasa, dan berpikir dirinya seorang Muslim. Yakni, jika berkata dusta, jika berjanji memungkirinya, dan jika memperoleh amanah lantas khianat."

Keenam, jangan menggunjing orang lain. "Janganlah kamu mengumpat atas sebagian yang lain, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang telah mati. Tentu kalian merasa jijik karenanya." (Q.S. Al Hujurat: 12)

Ketujuh, jangan mencela dan melaknat orang lain, karena seorang Mukmin bukanlah orang yang mencela, melaknat, berkata bohong, dan berkata keji.

Kedelapan, jangan berkata kasar. "Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentu mereka akan berpaling darimu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka dan mohonlah ampun bagi mereka. Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian jika telah bulat tekadmu, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Q.S. Ali Imran: 159)

Kesembilan, jangan mengadu domba. Nabi menyatakan, tidak akan masuk surga orang yang mengadu domba. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kesepuluh, jangan mudah marah atau meluapkan emosi. "Sesungguhnya seorang pria berkata, ’Wahai Rasulullah, nasihatilah saya.’ Rasulullah bersabda, jangan marah. Orang tersebut bertanya lagi dengan persoalan sama sebanyak tiga kali. Rasulullah pun menjawab dengan jawaban sama, "Jangan marah!" (H.R. Bukhari dan Abu Hurairah)

Kesebelas, seorang anak tidak diperbolehkan menjawab panggilan orang tuanya, dengan perkataan yang tidak sopan. "Dan janganlah kamu mengatakan kepada keduanya (orang tua) dengan perkataan ah! Dan jangan pula membentak mereka." (Q.S. Al Isra: 28)

Terakhir, jangan suka berbantah-bantahan seperti dalam hadis Nabi Muhammad, "Janganlah engkau saling berbantah-bantahan dengan saudaramu." (H.R. Tirmizi)

Berbantah-bantahan hanya memperuncing konflik maupun persoalan yang sudah ada, karena masing-masing pihak merasa paling benar. Lidahmu, keselamatanmu di dunia maupun akhirat kelak. Wallahu-a’lam.***
Palestina Memiliki Keunikan Sejarah

KAJIAN historis Palestina memiliki keunikan tersendiri karena di wilayah ini bermuara tiga agama samawi, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. Jerusalem atau Al-Quds atau Baitul-Maqdis merupakan satu-satunya kota di dunia yang memiliki nilai sejarah, nilai spiritual, serta nilai religius yang signifikan bagi Yahudi, Kristiani, dan Muslim. Khususnya bagi Muslim, Jerusalem memiliki nilai sejarah, di mana kiblat pertama bagi umat muslim adalah di Jerusalem sebelum akhirnya Nabi Muhammad saw. atas perintah memindahkannya ke Mekah. Nabi Muhammad pernah mengatakan kepada kaum Muslim "Hanya ada tiga masjid yang harus kamu kunjungi dalam perjalanan, yakni masjid suci (di Mekah, Saudi Arabia), masjid milik saya ini (Madinah, Saudi Arabia), dan masjid Al-Aqsa (Jerusalem)." Kota Jerusalem dilingkari tembok yang sudah berusia 450 tahun, didirikan oleh Khalifah Sulaiman pada masa pemerintahan Turki Utsmani di abad XVI.

Peradaban Palestina sebenarnya telah mulai dibangun sejak 40.000 tahun silam. Kedatangan imigran Yahudi ke Palestina untuk pertama kali terjadi pada masa Nabi Musa.Pada waktu itu, bangsa Yahudi melakukan eksodus, melarikan diri dari pengejaran Firaun dari Mesir. Bangsa ini telah memiliki tingkat peradaban yang tinggi dari segi teknologi. Kekuasaan bangsa Yahudi di negeri Palestina mengalami kehancuran ketika bangsa ini mendapat serangan dari Babilonia. Di samping itu, mereka sendiri mengalami konflik internal. Hingga akhirnya, bangsa Yahudi kalah dan diusir dari tanah Palestina. Sejak saat itu, bangsa Yahudi mengalami masa diaspora, yakni terpencar-pencar di berbagai negara di seluruh dunia. Dalam kondisi diaspora tersebut, orang-orang Yahudi terus berusaha menyusun kekuatan untuk menguasai kembali Palestina dan membentuk negara yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Turki Usmani. Tokoh-tokoh Yahudi yang gencar melancarkan upaya pendudukan Palestina di antaranya Mosses Hess (1862), Leo Pinkster (1882), dan Theodore Herzl. Mereka menggagas gerakan "Kembali ke Bukit Zion" yang kemudian melahirkan gerakan internasional yang dikenal dengan nama Zionisme. Cikal bakal konflik bermula dari ambisi pendiri zionis, Theodore Herzl, yang menginginkan Yahudi harus memiliki tanah sendiri. Mereka sangat bernafsu untuk membumihanguskan umat Islam di dunia.

Pada 1917 , Menteri Luar Negeri Inggris Lord Balfour memberikan dukungannya kepada ambisi koloni mereka itu. Ia berharap negara zionis di Palestina dapat membantu kepentingan kerajaan Inggris. Setelah munculnya kekhawatiran aksi pembasmian, ketika Nazi Jerman melakukan pembunuhan massal terhadap 6 juta Yahudi, zionis menjadi tren mayoritas di kalangan Yahudi. Secara tragis, sebagian Yahudi melakukan penindasan di Eropa dan kemudian di Timur Tengah. Pada 1947, PBB melalui resolusi 181 mencabut mandat Inggris di Palestina dan membagi wilayah Palestina, 56 persen untuk bakal negara Israel, sedangkan bakal negara Palestina hanya mendapatkan 42 persen. Sementara itu, 2 persen sisanya yang meliputi wilayah Jerusalem—termasuk Betlehem/Baitul-Rahim—yang menjadi klaim sentral tiga agama: Yahudi, Kristen, dan Islam di bawah administrasi PBB.

Selanjutnya, sejarah konflik Israel-Palestina masuk ke dalam konflik besar, di mana Israel dengan negara-negara Arab menempuh dua jalur, yakni perang dan perundingan. Perang yang terkenal tahun 1948-1949 Israel "dikeroyok" Mesir, Suriah, Libanon, Irak, Yordania, Saudi Arabia, Yaman, dan milisi Palestina. Ujungnya adalah seluruh wilayah Palestina dikuasai Israel. Peristiwa itu disebut orang Palestina sebagai al-Nakbah (Bencana Besar) yang ditandai dengan dimulainya eksodus orang-orang Palestina yang menjadi pengungsi di negara-negara jirannya hingga sekarang, dan perangan yang berkecamuk hingga tahun 1949.

Pada tahun 1948, Haganah, Organisasi Bersenjata Rahasia Zionis (beberapa dekade kemudian, organisasi ini menjadi bagian utama Partai Buruh Israel) memaksakan otoritasnya secara militer atas negara Yahudi yang ditetapkan PBB dan mencaplok sebagian besar wilayah Palestina. Desa-desa Palestina sampai ke jalan besar Tel Aviv dihancurkan. Warga Palestina melarikan diri di bawah serangan bom yang bertubi-tubi. Hampir 200 ribu warga Palestina tergusur dari tanah mereka. Pada 14 Mei 1948, diumumkan pendirian pemerintahan Israel dengan bantuan Amerika. Pada 1953-1955, terjadi pembunuhan massal seratus warga Palestina oleh Pasukan Khusus Israel yang dipimpin oleh Kapten Ariel Sharon. Teror dan pengusiran warga Palestina terus berlanjut secara sistematis. Beberapa kali Israel melanggar batas perjanjian dan terus menyerang pengungsi-pengungsi Palestina. Warga Palestina pun terusir dari ibu pertiwinya sendiri.

Pada akhir Oktober 1956, lima puluh warga Palestina di pedesaan Kafar Qassem dibunuh secara massal. Pada saat yang sama dengan menyerang Mesir, Israel bergerak menuju Terusan Suez. Serangan yang terkenal sebagai Perang Sinai ini berakhir dengan pendudukan Sinai dan Gaza selama 4 bulan.

Berdasarkan perjanjian rahasia Israel, Inggris, dan Prancis, dua negara kuat Eropa ini menyerang daerah Terusan Suez dan Mesir dengan alasan menjaga keamanan pelayaran di Terusan Suez. Pada 1967, rencana pembangunan pemukiman Zionis dimulai dan dalam tempo setahun setelah perang di mana Israel bekerja sama dengan intelejen dan militer AS, pembangunan puluhan pemukiman di beberapa wilayah pendudukan selesai. Lebih dari 12.000 orang Yahudi tinggal di sana. Israel resmi berdiri. (Dari berbagai sumber)***
Yahudi, Kekerasan dan Pembantaian

SEJUMLAH kebiadaban terhadap warga Palestina terus dilakukan Zionis Israel. Tidak hanya dengan melakukan perang terbuka, negara Yahudi ini pun melakukan pembantaian terhadap warga sipil, anak-anak dan wanita. Tentara Yahudi tidak segan-segan pula mendatangkan anjing untuk memakan daging warga Palestina yang terbunuh. Kita masih teringat akan pembantaian Kamp Shabra dan Syatilla, Lebanon, 17 September 1982 yang sangat mengerikan dan terkenal. Berikut, sederet kejahatan Yahudi Israel terhadap warga Palestina :

1. Sebuah kelompok teroris Yahudi, dibantu Inggris melakukan beberapa pembantaian dan pembunuhan terhadap penduduk sipil Palestina. Pembunuhan awal dengan maksud agar mereka meninggalkan negaranya dan pindah ke negara tetangga, terkenal dengan pebantaian Dier Yasin, 9 April 1948. Dalam peristiwa ini, kelompok teroris Yahudi mengumpulkan warga dalam satu barisan, kemudian ditembak satu per satu. Ketika urusan Palang Merah Internasional Dr. Liz datang dan melihat kebrutalan itu, ia tidak kuat lagi berdiri menghitung jumlah mayatnya. Pada hitungan ke-250, Liz jatuh pingsan.

Di antara pembantaian terkenal lainnya sebelum tahun 1956 adalah pembantaian Syarfat 7 Februari 1951, pembantaian Ied Al-Milad 6 Januari 1952, pembantaian Qibya 14 Oktober 1953, pembantaian anak-anak pada 2 November 1952, pembantaian Gaza 28 Februari 1955, pembantaian pesisir Thabriyah 11 Desember 1955, pembantaian Gaza kedua 28 Februari 1956, pembantian Gharnul 13 September 1956, pembantaian Hausan 25 September 1956, pembantaian Qalqaylia 10 Oktober 1956, dan pembantaian Kafr Qasim 28 Oktober 1956.

2. Tahun 1947, Yahudi berhasil merampas bumi Palestina dari penduduk dan bangsanya yang berhak.

3. Tahun 1956, terorisme Yahudi dibantu oleh Inggris dan Perancis melakukan intimidasi terhadap rakyat Palestina di Mesir.

4. Tahun 1967, Yahudi melancarkan invasi membabi buta ke Mesir, Suria dan Tepi Barat. Mereka berhasil menduduki Tepi Barat yang terdapat di dalamnya kota Al-Quds, masjid suci Al-Aha, Sinai dan Dataran Golan.

5. Tahun 1969, teroris Yahudi berusaha menghancurkan Masjid Al-Aha. Ini dilakukan seorang pemuda Yahudi dengan cara membakarnya.

6. Tahun 1982, Yahudi melakukan invasi ke Lebanon. Mereka membunuh wanita dan anak-anak serta orang tua.

7. Kelompok teroris Yahudi dan Nasrani melakukan pembantaian Shabra dan Syatilla, di Lebanon, pada 17 September 1982 dan di Tel Za’tar dan Karnatina 10 Agustus 1976. Mereka membantai anak-anak, orangtua, wanita dan mengumpankan mayatnya kepada anjing.

8. Tanggal 20 April 1990, Yahudi melakukan pembantaian terhadap anak-anak Palestina di daerah Uyun Qarah.

9. Teroris Yahudi melakukan pembantaian di Masjid Al-Aha pada 8 Agustus 1990. Mereka masuk dan membantai orang yang sedang melaksanakan salat.

10. Tanggal 25 Februari 1994, seorang dokter Yahudi (Paraukh Goldstein) melakukan pembantaian di Masjid Al-Haram Al-Ibrahimi (Hebron). Pembantian juga dilakukan terhadap orang-orang yang sedang melaksanakan salat. Setelah itu, Yahudi menguasai Masjid Al-Ibrahimi dan diubah menjadi gereja.

11. Kamis, 18 April 1996, tentara zionis melakukan pembantaian di daerah Qana. Diarahkan kepada warga sipil bangsa Lebanon. Pelarian dan permintaan perlindungan mereka ke salah satu kamp PBB tidak mampu menolong mereka. Mereka dihujani peluru dari udara oleh tentara Yahudi.

12. Apa yang dilakukan Zionis ini tidak mampu melumpuhkan kekuatan perjuangan rakyat Palestina. Semakin banyak yang korban dibantau, semakin banyak dukungan dan simpati dari berbagai belahan dunia. Rakyat Palestina pun kemudian melakukan perlawanan lewat gerakan Intifada. Gerakan Intifada pertama dilakukan 1987-1993, kemudian intifada kedua mulai September 2000 sampai 8 Februari 2005. Hasilnya, cukup membuat perhitungan bagi tentara zionis.

13. Perjuangan rakyat Palestina tidak hanya berhenti begitu saja. Kemenangan Hamas yang tidak diakui AS dan dunia Barat maupun sebagaian negara-negara kawasan Timur Tengah, telah membuat terjadinya perang saudara antara Hamas dan Fatah. Buntutnya, Palestina menjadi dua, Tepi Barat dikuasai Fatah dan Jalur Gaza dikuasai Hamas.

14. Tidak hanya menangkapi tokoh-tokoh Hamas, tentara Israel terus melakukan kekejian. Puncaknya, Israel memerangi Gaza selama 22 hari, mulai Desember 2008 dan berakhir Januari 2009, setelah PBB turun tangan. Jumlah korban dan peperangan yang dimenangkan Hamas ini 1.400 orang tewas di pihak Palestina. (Dari berbagai sumber dan buku "Aksi Bunuh Diri atau Mati Syahid")***
Gaza Laboratorium Senjata

JALUR Gaza, Palestina, dijadikan laboratorium senjata Israel? Sejumlah laporan menyebutkan sederetan persenjataan baru Israel, yang diyakini kuat diujicobakan dalam agresi militer Israel ke Jalur Gaza selama 22 hari dimulai pada 27 Desember 2008-18 Januari 2009 yang menewaskan sedikitnya 1.400 orang rakyat Palestina, tiga belas rakyat Israel, dan ribuan rakyat Palestina lainnya terluka. Serangan Israel ini terus berlanjut. Jumat (8/1) seorang warga Palestina tewas akibat serangan udara yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Beberapa laporan media secara eksplisit maupun implisit menyebutkan, rakyat Jalur Gaza Palestina dijadikan "kelinci" percobaan senjata Israel, yang relatif baru dan banyak belum ditemukan dalam perang-perang sebelumnya. Analisis mengenai penggunaan senjata ilegal Israel ini muncul di media liberal Israel, Ha’retz, edisi 16 Januari 2009 lalu oleh analis Ha’retz terkemuka Amira Hass.

Menurut David Halpin, sepertinya Gaza telah dijadikan lokasi pengetesan senjata-senjata ganas. "Kita melihat Gaza dijadikan sebagai laboratorium untuk mengetes apa yang kami sebut sebagai senjata dari neraka, "ujar Halpin, mantan ahli bedah Inggris yang sering berkunjung ke Gaza untuk menginvestigasi luka-luka yang tid

Dokter-dokter di Gaza juga dikagetkan, karena menjumpai banyak pasien yang terluka parah bukan disebabkan oleh senjata konvesional biasa, tetapi senjata jenis baru yang lebih mengerikan efeknya. Hal ini juga pernah dikatakan dua tenaga medis Norwegia Mads Gilbert (61) dan Erik Fosse (58), yang selama sepuluh hari bekerja di rumah sakit Shifa, Gaza. Mereka dikirim oleh Komite Bantuan Norwegia (Norwegian Aid Comitte/Norwac). Gilbert menyatakan, biasanya dalam insiden ledakan para korban yang langsung terkena, tubuhnya terkoyak dan tak akan bisa bertahan hidup. "Jika Anda berada sangat dekat DIME yang meledak, rasanya kaki Anda seperti terkoyak dan lepas. Anda merasakan tekanan gelombang yang sangat kuat dan tak ada pecahan mesiu," kata Fosse yang sudah bergelut di zona perang selama tiga puluh tahun.

Menurut Marc Garlasco, Israel menggunakan bom fosfor putih dalam serangannya. "Bom fosfor boleh digunakan di medan perang bukan di tempat padat penduduk di Gaza, karena efeknya sangat merusak bagi tubuh manusia dan lingkungan," kata Marc Garlasco, analis militer senior dari Human Rights Watch (HRW).

Bom tersebut diproduksi di Amerika oleh General Dynamics Corporation. Israel menggunakan bom tersebut, karena belajar dari serangan ke Lebanon 2006 yang kehilangan banyak tank. Efek dari bom ini sangat mengerikan bagi penduduk Gaza, karena fosfor tersebut dapat langsung membakar kaca, pohon, dan segala benda kering termasuk anak-anak dan ibu-ibu di Gaza dengan temperatur sangat tinggi. Asosiasi Dokter Yordania pada Januari 2009- menjelaskan, militer Zionis Israel dalam agresinya ke Jalur Gaza menggunakan senjata yang dilarang secara internasional, fosfor putih dan sembilan puluh persen korban di Jalur Gaza terluka karena bom ini.

Senjata baru kedua Israel yang diujicobakan adalah GPS Guided Mortar. Senjata ini dipasang di kapal perang Israel dan menggunakan monitor GPS untuk mengetahui target serangan. Menurut Garlasco, belum pernah ada yang menggunakan senjata ini dalam konflik militer. Israel yang pertama. Anehnya, senjata ini melenceng tiga puluh meter dari target, sehingga membom sekolah PBB (sekolah milik UNRWA, United Nations Relief and Works Agency) dan membunuh 46 warga Gaza yang sedang mengungsi dan ketakutan di dalamnya. Senjata baru lainnya yang diuji cobakan di Gaza bernama GBU-39. Bom ini bisa menembus lapisan tanah tanpa menimbulkan suara ledakan. September 2008 lalu, Israel memesan seribu bom GBU-39 ini dari Amerika. Warga Gaza memberikan kesaksian, mereka tahu kalau Israel menggunakan bom jenis baru, tetapi mereka tidak tahu apa itu.

Tidak seperti roket Qossam yang merupakan hasil buatan Hamas, bom ini jelas lebih hebat dan canggih. Bom ini diproduksi oleh Boeing Corporation di Amerika, korporasi besar pembuat senjata dan pesawat.

Membunuh warga

Senjata baru lainya yang membunuh warga Gaza bernama DIME. Senjata ini sangat baru dan belum pernah diujicobakan sama sekali dalam pertempuran dan belum terdaftar di PBB. Bom ini terdiri dari 25 persen TNT dan 75 persen tungsten, logam berat dengan titik leleh 3.410 derajat Celsius. Kehebatan DIME, menurut Garlasco, sangat efektif karena efek bom ini hanya berpengaruh dalam area kecil, sepuluh-dua puluh meter persegi. Gaza adalah penjara beratap langit yang padat penduduk, di mana 1,5 juta jiwa hidup dalam area 40 x 16 km persegi, sehingga yang selamat dari efek bom ini sangat berisiko terkena kanker.

Senjata baru Israel yang lainnya adalah SPIKE. Menurut Garlasco, senjata ini sangat baru, dibuat antara 2005-2006. Keunggulan senjata ini adalah bisa mengejar sendiri target yang bergerak dan berbelok cepat. Senjata ini disebut-sebut dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika bekerja sama dengan Rafael (Otoritas Pengembangan Persenjataan Israel--the Israel Armament Development Authority).

Israel juga menggunakan APAM (Anti Personnel/Anti Materiel). APAM ini sangat baru, dikembangkan setelah agresi ke Lebanon. Biar tidak ketahuan menggunakan cluster bom, Israel menggunakan APAM berisi cluster bom.

"Kebanyakan dari persenjataan Israel adalah dari Amerika yang diproduksi selama Perang Dingin dan di desain untuk menghancurkan tank-tank Rusia," kata Garlasco. Sedangkan, Israel menggunakannya untuk melumpuhkan target-target di tengah pemukiman sipil. Namun, kehancuran di Palestina kebanyakan dikarenakan oleh senjata-senjata lama (saat Perang Dingin) yang kurang canggih, tetapi lebih murah.

Sumber-sumber pemberitaan Palestina pada Desember 2008-Januari 2009 menjelaskan, jet-jet tempur F-16 dan helikopter Apache militer Israel yang difasilitasi dengan bom pintar GBU-39, membombardir rumah-rumah penduduk, termasuk wanita dan anak-anak tak berdosa adalah senjata-senjata buatan Amerika. Koran Israel, Haaretz, mengklaim, bom pintar GBU-39 yang digunakan mengebom Gaza adalah senjata buatan AS dengan berat 113 kilogram. (Dari berbagai sumber)***
Surga, Sabar, dan Syukur

KEHIDUPAN itu harapan. Ia adalah rangkaian irama amal yang akan menghantarkan seseorang pada tujuan hidup. Harapan-harapan itu harusnya seirama dan mendukung pencapaian tujuan hidup kita. Namun, nyatanya banyak harapan dan tujuan hidup itu tidak saling mendukung sehingga kehidupan kita berujung pada kekecewaan.

Dalam Islam ada rangkaian kata yang begitu indah, yaitu: surga, sabar, dan syukur. Ketiga kata itu saling terkait dan mendukung satu sama lain. Ketiga kata itu dalam hidup seorang Muslim menjadi kata yang akan bersinggungan dalam membangun realita kehidupannya.

Ada sebuah riwayat yang pas untuk mengilustrasikan kondisi seperti itu, yaitu apa yang diungkap Ash-Shabuni (1988, 1:382). Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki yang buruk rupa memiliki istri yang sangat cantik. Pada suatu hari si istri melihat suaminya, lalu bergumam, ”Alhamdulillah.”

Suaminya berkata, ”Ada apa?”

Dia menjawab, ”Aku memanjatkan puji kepada Allah yang telah menjadikan diriku dan dirimu sebagai ahli surga, sebab engkau dianugerahi rezeki, lalu bersyukur, aku pun diberi rezeki berupa suami sepertimu, lalu aku bersabar. Sungguh Allah telah menjanjikan surga bagi orang yang bersabar dan bersyukur.”

Jadi, ahli surga itu merupakan rangkaian akumulasi amal kita dalam membangun rasa sabar dan syukur. Inilah salah satu kunci ahli surga yang patut kita bina, perjuangkan, dan aplikasikan dalam hidup keseharian seorang Muslim. Lalu, apa sesungguhnya makna sabar dan syukur itu?

Menurut Syekh Al Hakim At Tirmidzi (205 H-320 H), yang dimaksud syukur adalah menyadari karunia yang Allah berikan pada dirinya, sedangkan yang dimaksud dengan sabar adalah tetap dalam kedudukannya bersama Tuhan.

Sementara itu, dilihat dari segi bahasa, syukur adalah terbukanya kalbu hingga karunia Tuhan tampak padamu. Di dadamu, karunia Allah selalu terlihat pada sesuatu yang Dia berikan padamu. Diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri bahwa Musa bertanya, ”Tuhan, bagaimana cara Adam bersyukur kepada-Mu?” Tuhan menjawab, ”Dia mengetahui hal itu bersumber dari-Ku, itulah bentuk syukurnya.”

Untuk sabar sendiri, ia terambil dari kata Ashbaar, yang bermakna menjadikan sesuatu sebagai objek atau meninggikan sesuatu untuk menjadi sasaran busur panah. Jadi, sabar terwujud dalam bentuk keteguhan hamba untuk menerima panah ketentuan Tuhan, bagaikan sasaran busur panah manusia yang tidak miring ke kiri atau ke kanan. Ia tidak bergeser dari tempatnya, sebab syarat untuk menjadi hamba Tuhan adalah percaya dan pasrah.

Lebih jauh At Tirmidzi mengungkapkan, syukur merupakan substansi iman, sedangkan sabar merupakan substansi Islam. Ketika seorang hamba merasa tenang bersama Tuhan, maka dia disebut mukmin. Namun, ketika menyerahkan diri sebagai hamba, maka dia disebut Muslim. Keduanya terwujud dalam waktu bersamaan, sebab kalbu dalam kondisi bergerak dan bingung mencari Tuhan. Ketika mendapat rahmat, cahaya, dan petunjuk, maka kalbu menjadi tenang dan stabil sehingga disebut beriman. Sebaliknya, ia menjadi gelisah dan gusar ketika cemas terhadap sesuatu. Tatkala rasa cemas itu hilang, maka kalbu kembali tenang hingga disebut beriman.

Atas dasar pemetaan tersebut, maka keberadaan sabar dan syukur ini bagi umat Islam harusnya memunyai tempat yang khusus di dalam pribadinya yang diaplikasikan dalam perilaku hidup keseharian. Lalu, bagaimana kita semestinya menempatkan dan membangun rasa sabar dan syukur sebagai kunci surga ini dalam menjalankan kehidupan sehari-hari?

Sifat dan perilaku bersyukur ini semestinya kita awali dengan mengenal nikmat, karena mengenal nikmat itu adalah jalan untuk mengenal Sang Pemberi nikmat. Pada tataran ini, Ibn Al Qayyim dalam Madaarij Al Salikin menuliskan kalau pengertian syukur ada tiga, yaitu (1) mengenal nikmat, (2) menerimanya, dan (3) memujinya.

Mengenal nikmat terwujud lewat rasa papa dan butuh kepada-Nya. Memuji adalah dengan memuji Zat Yang Memberi nikmat. Wujudnya ada yang bersifat umum (menyadari-Nya sebagai Zat Yang Maha Pemurah dan banyak memberi) dan yang bersifat khusus (menceritakan nikmat Allah yang diberikan lewat dirinya). Hal terakhir ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam firman Allah, ”Ada pun yang terkait dengan nikmat Tuhanmu, maka ceritakanlah.”

Ada pun sabar ini adalah berwujud ujian untuk melihat kebaikan dan keburukanmu. Dengan cara seperti itu, tentu akan terlihat diri kita apakah tetap teguh dihadapan-Nya dan apakah kita siap menjadi sasaran tembak-Nya. Lebih jauh, perilaku tersebut juga akan menampakkan gambaran kejujuran seseorang. Yakni apakah dia memujimu untuk melihat bahwa dirimu benar-benar bersyukur? Allah berfirman dalam Q.S. Ibrahim (14):5, ”dalam semua kejadian itu terdapat bukti kekuasaan Allah bagi orang yang selalu sabar dan bersyukur.”

Akhirnya, terlihat jelas dari ayat di atas, kalau Allah mengungkap kata sabar dengan pola fa’al dan mengungkap kata syukur dengan pola fa’ul. Dia mendahulukan sabar sebelum syukur, karena sikap sabar memperlihatkan rasa syukur. Syukur tersebut tersimpan di dalamnya, sebagaimana api tersembunyi di dalam batu. Ujian ibarat sebatang kayu yang memunculkan api lewat bara. Ketika batu tersebut dinyalakan, maka tampaklah api yang tersembunyi tadi.

Lantas, apakah kita selama ini sudah berperilaku sabar dan syukur untuk meraih surga-Nya? Lebih-lebih pada masa globalisasi yang penuh godaan dan tantangan ini, tiap Muslim dituntut untuk berperilaku sabar dan syukur dalam kehidupan sehari-hari dan menjalankan ibadah di dalamnya. Wallahualam.***
Waspadai Kanker Payudara pada Laki-laki

Kanker payudara tidak hanya bisa menyerang perempuan, tetapi laki- laki juga dapat terkena penyakit tersebut. Meskipun demikian, persentase kemungkinan laki-laki terserang kanker payudara memang lebih kecil daripada perempuan. "Kanker payudara pada laki- laki justru lebih berbahaya dibandingkan pada perempuan karena kanker payudara pada laki-laki cepat sekali jatuh dalam stadium lanjut, seperti stadium IV," ucap Ketua Tim Penanggulangan Kanker Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Drajat Suardi, kepada "PR", beberapa waktu lalu. Kondisi seperti itu dapat terjadi karena jaringan di sekitar payudara laki-laki lebih tipis dibandingkan perempuan, sehingga dalam tempo yang relatif cepat, sel kanker sudah menyebar pada jaringan lain di sekitar tubuh. Faktor lainnya yang menyebabkan kanker payudara pada laki- laki lebih berbahaya dibandingkan pada perempuan berhubungan dengan sifat tumornya. "Pada wanita yang subur dengan kandungan estrogen, kemungkinan untuk timbul kanker payudara sangat besar bila didukung faktor risiko. Pada pria kandungan estrogennya rendah. Namun, dalam kondisi rendah ternyata juga bisa tumbuh," katanya. Adapun persentase kemungkinan laki- laki terkena kanker payudara dibanding perempuan adalah 1:100. Artinya, di antara 100 wanita hanya satu laki - laki yang kemungkinan terserang kanker payudara. Biasanya, kemungkinan terkena kanker payudara ada pada laki-laki dengan riwayat keluarga terkena kanker payudara. "Untuk itu, laki-laki yang di keluarganya ada riwayat kanker payudara diharapkan berhati-hati dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri, screening, serta menjaga pola hidup," ungkapnya. Di Indonesia, di antara beberapa jenis kanker yang paling sering menyerang, baik perempuan ataupun laki-laki, kanker payudara menempati posisi teratas. Kondisi seperti ini diketahui berdasarkan data dari Departemen Kesehatan tahun 2004. Orang yang terjangkit penyakit ini juga pada tahun tersebut diketahui mengalami peningkatan jumlahnya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kompas Bekerja Berdasarkan Prinsip Magnet

TAK terbayangkan deh, apa jadinya kalau di dunia ini tidak ada kompas. Tanpa benda yang satu ini, pelaut bisa pusing bagaimana menentukan arah kapalnya. Maunya berlayar ke Prancis, tetapi bisa-bisa nyasar ke Garut deh...

Sobat, ada tiga jenis kompas yaitu yang bekerja berdasarkan prinsip magnet (kompas magnetik), giroskopik, dan mengandalkan posisi bintang atau matahari. Kompas magnetik adalah jenis tertua yang paling dikenal.

Mulanya yang disebut kompas hanyalah benda berbentuk besi magnet, yang ditaruh di lempeng kayu mengapung di air. Kompas sederhana ini bisa menunjuk arah utara dan selatan, karena Bumi memang merupakan batang magnet raksasa. Hal itu diketahui dari penemuan bahwa sepotong besi atau jarum besi yang disentuhkan pada batu magnet selama beberapa lama, ternyata cenderung menunjuk arah utara-selatan. Pelaut Cina dan Eropa pada abad dua belas, termasuk pengguna kompas tradisional ini. Arah barat dan timur memang tidak ditunjukkan oleh jarum besi. Namun, jika sudah tahu arah utara dan selatan, tentu arah lainnya mudah ditebak.

Berabad-abad kemudian, para teknisi Inggris melakukan sejumlah perbaikan pada kompas magnet. Perbaikan ini terbilang lambat. Sampai abad ketiga belas, wujud kompas baru berupa jarum dan peniti yang disangga batang besi dalam mangkuk kecil. Mangkuk itu hanya bertandakan arah utara dan selatan. Baru di abad berikutnya, tanda ini berkembang menjadi tiga puluh titik-titik arah di sekeliling mangkuk. Satu kartu dengan titik-titik arah menempel tepat di bawah jarum, sehingga kita dapat melihat arah dari atas kartu.

Abad tujuh b elas, bentuk jarum berubah menjadi jajaran genjang, seperti yang kini kita kenal. Para penemu lebih memilih bentuk seperti ini, karena mudah disangga. Pada 1745, Goldwin Knight penemu asal Inggris, berusaha memperbaiki bentuk jarum menjadi batang yang lebih besar, sehingga dapat dipasang di atas poros. Kompas hasil pengembangannya dikenal sebagai kompas Knight dan lebih disukai orang dibanding bentuk terdahulu.

Meski begitu, kompas Knight belum berisi air seperti bentuk kompas modern, sehingga lebih dikenal dengan kompas kering. Jarum pada kompas kering mudah terganggu oleh guncangan dan getaran, sehingga mengakibatkan kacaunya penunjukan arah.

Pada 1862 ditemukan kompas cair pertama. Cairan pada kompas berfungsi sebagai penyeimbang tuas penyangga jarum. Ada cara khusus agar cairan dalam kompas tidak bocor. Bersamaan dengan munculnya kompas cair ini, maka tamatlah riwayat kompas kering di akhir abad sembilan belas.

Para pelaut modern menggunakan kompas yang biasanya ditaruh di ruangan khusus dan dilengkapi tabung silinder, dengan perlengkapan tambahan untuk memperjelas pembacaan kompas. Pada pesawat terbang, kompas dilengkapi alat koreksi, yang berguna untuk mencegah kesalahan pada magnet kompas, jika pesawat tiba-tiba berubah arah. Sebab, alat koreksi itu bernama gyroscope, maka penunjuk arah jenis ini pun disebut kompas gyromagnetic.

Gyroscope juga digunakan pada jenis kompas tanpa magnet, yang dikenal sebagai gyroscompas. Kompas jenis ini biasanya digunakan dalam pelayaran, karena bisa diatur untuk menunjuk arah utara sebenarnya dan bukan arah utara magnet.

Begitulah sobat, berkat jasa-jasa para penemu dan pengembang kompas, kita gak bakalan nyasar lagi deh...