Dulu, Sikat Gigi Terbuat dari Tulang & Bulu Binatang



"Bangun tidur kuterus mandi tidak lupa menggosok gigi..."

Itulah sepenggal lagu yang sering dinyanyikan kalau sobat-sobat sedang mengasuh adik. Lagu yang sangat mendidik supaya kita membiasakan merawat gigi dengan cara menggosk gigi. Membersihkan gigi dan mulut merupakan rutinitas yang tidak dapat dilepaskan dari keseharian kita, bahkan kegiatan ini telah menjadi sebuah kewajiban sebelum kita mulai beraktivitas. Bayangkan jika sobat-sobat berangkat ke sekolah belum menyikat gigi, pasti malu dong sama teman-teman di sekolah.

Nah sobat, untuk menyikat gigi kita memerlukan alatnya, yaitu sikat gigi, dan tentu saja pasta giginya. Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dengan berbagai desain pegangan. Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut, karena sikat keras dapat merusak lapisan enamel dan melukai gusi.

Kalau sobat-sobat sesekali mengunjungi desa-desa, di sana masih banyak di jumpai sebagian orang tua yang suka mengunyah sirih pinang. Selain memanfaatkan sirih pinang, pada zaman Kemerdekaan dulu, orang Indonesia menggunakan batu bata yang dihaluskan untuk membersihkan gigi mereka.

Konon kebiasaan membersihkan gigi telah dimulai ribuan tahun lalu oleh bangsa Babilonia. Sejarah mencatat, pada tahun 3500 SM, bangsa Babilonia kuno telah menggunakan chewingstick --rempah yang dikunyah-- untuk membersihkan gigi mereka.

Tidak hanya bangsa Babilonia, orang Asia dan Afrika juga menggunakan chewingstick untuk membersihkan gigi mereka. Orang Asia dan Afrika biasanya menggunakan ranting, akar, atau bagian pohon yang telah diuapi untuk dikunyah.

Pada tahun 1400-an orang Cina di percaya sudah menggunakan sikat gigi. Jangan membayangkan sikat gigi tersebut seperti yang biasa kita gunakan saat ini, pada saat itu sikat gigi dibuat dengan menggunakan bulu landak yang ditancapkan di sebatang tongkat bambu atau tulang binatang seukuran pensil.

Pada tahun 1770, dari balik jeruji penjara di Inggris, seorang bernama William Addis memutar otaknya agar bisa menjadi wiraswastawan. Dia ingin menemukan suatu alat yang berguna, dia ingin membuat sebuah alat yang bisa dipakai untuk membersihkan gigi. Akhirnya dia mendapatkan ide. Tulang ayam yang baru selesai disantapnya pada bagian ujungnya dia lubangi kecil-kecil. Kemudian dia minta beberapa helai bulu sikat dari penjaga penjara. Agar tidak mudah lepas, William mengelem bulu-bulu itu menjadi satu. Jadilah sikat gigi yang pertama di dunia!

Keluar dari penjara, dia memulai membuat sikat gigi di rumahnya untuk diperdagangkan. Dagangannya laris manis dan William Addis menjadi orang yang kaya.

Hingga tahun 1930-an, orang-orang masih menggunakan tulang dan bulu binatang sebagai bahan utama sikat gigi. Sikat gigi diproduksi massal menggunakan tulang ternak. Sayangnya bulu-bulu ini dinilai tidak efisien dan higienis. Tidak jarang bulu-bulu itu jatuh ketika orang sedang menyikat gigi mereka. Sebagai pengganti tulang dan bulu, sikat gigi berbulu nilon diproduksi pertamakalinya oleh sebuah perusahaan Amerika bernama Du Pont pada tahun 1938.

Kini kita bisa menemukan sikat gigi dengan berbagai bentuk dan ukuran di warung-warung kelontong dekat rumah. Ada yang memiliki kepala sikat besar, ada yang berbulu sikat zig-zag, dan ada pula sikat gigi elektronik yang memanfaatkan tenaga baterai. (ARD/dari berbagai sumber)***