Mengapa Kerbau tidak Takut Harimau?

SOBAT-SOBAT, tahukah kamu... menurut penanggalan Cina, tahun ini kita memasuki tahun kerbau, lho! Lalu, apakah kalian tahu hewan kerbau itu seperti apa? Kerbau adalah binatang memamah biak yang masih termasuk ke dalam sub keluarga bovinae. Kerbau liar atau yang disebut juga arni, masih dapat ditemukan di daerah-daerah Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam, Cina, Filipina, Taiwan, Indonesia, dan Thailand. Penjinakan kerbau sangatlah umum di Asia, Amerika Selatan, Afrika Utara, dan Eropa. Kerbau liar banyak hidup dan ditemui di Asia Tenggara, walaupun asal-usul kerbau ini masih dipertanyakan. Saat ini, populasi kerbau liar di Asia mulai menurun.

Kerbau dewasa memiliki berat antara 300-600 kg. Sedangkan kerbau liar betina memiliki berat mencapai 800 kg, dan kerbau liar jantan dapat mencapai 1.200 kg. Pada umumnya, berat rata-rata kerbau jantan adalah 900 kg, dan tinggi rata-rata di bagian pundak kerbau adalah 1,7 meter.

Salah satu ciri yang membedakan kerbau liar dengan kerbau domestik adalah, kerbau domestik memiliki perut yang bulat. Dengan adanya percampuran keturunan antara kerbau-kerbau yang berbeda populasi, maka berat badan kerbau dapat bervariasi.

Kerbau diperkirakan berasal dari Asia Selatan. Sebesar 95 persen dari populasi kerbau di dunia, terdapat di Asia. Banyak negara-negara di Asia yang tergantung pada spesies ini, baik untuk daging, susu maupun tenaganya. Pada 1992, populasi kerbau di Asia diperkirakan mencapai 141 juta ekor. Ada dua sub spesies yang hidup di Asia, yaitu kerbau sungai yang dapat ditemukan di Nepal hingga di ketinggian 2.800 m, dan kerbau rawa yang hidup di dataran rendah.

Kerbau dapat hidup dengan efisien dalam masa-masa kekurangan pakan yang menyebabkan hewan ini dapat bertahan hidup. Kerbau sering digunakan untuk membajak sawah karena dapat bergerak di atas lumpur, jauh lebih baik daripada sapi.

Di alam liar, hanya sedikit populasi kerbau liar yang masih hidup. Kerbau liar India dapat ditemukan di India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Thailand. Kerbau liar India memiliki tanduk yang sangat besar dengan ukuran rata-rata satu meter. Walaupun demikian, seekor kerbau yang ditembak pada tahun 1955 memiliki ukuran tanduk dari ujung ke ujung 4,24 m. Ini juga salah satu penyebab mengapa kerbau jarang diserang oleh hewan pemakan daging. Harimau adalah salah satu hewan pemakan daging yang dapat membunuh kerbau yang beratnya mencapai 1.000 hingga 1.200 kg. Dan hanya kerbau yang berpengalaman yang akan menghadang harimau dengan tanduk dan hidungnya serta membentuk barisan. Kerbau juga dikenal sebagai hewan yang sering menyerang. Inilah yang menyebabkan kerbau masih menjadi hewan yang bisa berbahaya bagi manusia.

Saat ini populasi kerbau liar diperkirakan mencapai 4.000 ekor. Jumlah ini termasuk kerbau jenis campuran dan kerbau liar yang telah didomestikasi. Diperkirakan, saat ini hampir tidak ada lagi kerbau liar yang hidup di alam liar. O iya sobat-sobat, kerbau juga merupakan hewan nasional negara Filipina, lho!

Di Australia, kerbau menjadi hewan buruan. Di pulau Melville, kerbau sering dijadikan objek hewan buruan. Kerbau juga hidup di Arnhem Land. Kerbau di Australia dapat memiliki bentuk yang berbeda dari kerbau yang ada di Indonesia. Kerbau Eropa diperkenalkan di Afrika Utara dan Timur Tengah pada sekitar tahun 600 Masehi. Di zaman pertengahan, kerbau dibawa ke Eropa, dan saat ini dapat ditemukan di Bulgaria dan Italia. Seperti di Asia, kerbau di Eropa juga hidup di lapangan terbuka yang vegetasinya jarang. Kerbau menjadi bahan pangan dan bahan investasi bagi keluarga. Bahkan di beberapa daerah, kerbau menjadi bagian dari festival.

Selain dimanfaatkan tenaganya, kerbau juga digunakan sebagai penghasil susu dan daging. Susu kerbau banyak digunakan oleh manusia sebagai bahan keju. Daging kerbau juga merupakan hasil ekspor utama di India. Kulit kerbau juga sering digunakan sebagai bahan sepatu dan helm sepeda motor.

Nah, meskipun ada pepatah yang menganggap kerbau adalah binatang yang dungu, namun kerbau tetap mempunyai manfaat bagi kita, lho!