Kompas Bekerja Berdasarkan Prinsip Magnet

TAK terbayangkan deh, apa jadinya kalau di dunia ini tidak ada kompas. Tanpa benda yang satu ini, pelaut bisa pusing bagaimana menentukan arah kapalnya. Maunya berlayar ke Prancis, tetapi bisa-bisa nyasar ke Garut deh...

Sobat, ada tiga jenis kompas yaitu yang bekerja berdasarkan prinsip magnet (kompas magnetik), giroskopik, dan mengandalkan posisi bintang atau matahari. Kompas magnetik adalah jenis tertua yang paling dikenal.

Mulanya yang disebut kompas hanyalah benda berbentuk besi magnet, yang ditaruh di lempeng kayu mengapung di air. Kompas sederhana ini bisa menunjuk arah utara dan selatan, karena Bumi memang merupakan batang magnet raksasa. Hal itu diketahui dari penemuan bahwa sepotong besi atau jarum besi yang disentuhkan pada batu magnet selama beberapa lama, ternyata cenderung menunjuk arah utara-selatan. Pelaut Cina dan Eropa pada abad dua belas, termasuk pengguna kompas tradisional ini. Arah barat dan timur memang tidak ditunjukkan oleh jarum besi. Namun, jika sudah tahu arah utara dan selatan, tentu arah lainnya mudah ditebak.

Berabad-abad kemudian, para teknisi Inggris melakukan sejumlah perbaikan pada kompas magnet. Perbaikan ini terbilang lambat. Sampai abad ketiga belas, wujud kompas baru berupa jarum dan peniti yang disangga batang besi dalam mangkuk kecil. Mangkuk itu hanya bertandakan arah utara dan selatan. Baru di abad berikutnya, tanda ini berkembang menjadi tiga puluh titik-titik arah di sekeliling mangkuk. Satu kartu dengan titik-titik arah menempel tepat di bawah jarum, sehingga kita dapat melihat arah dari atas kartu.

Abad tujuh b elas, bentuk jarum berubah menjadi jajaran genjang, seperti yang kini kita kenal. Para penemu lebih memilih bentuk seperti ini, karena mudah disangga. Pada 1745, Goldwin Knight penemu asal Inggris, berusaha memperbaiki bentuk jarum menjadi batang yang lebih besar, sehingga dapat dipasang di atas poros. Kompas hasil pengembangannya dikenal sebagai kompas Knight dan lebih disukai orang dibanding bentuk terdahulu.

Meski begitu, kompas Knight belum berisi air seperti bentuk kompas modern, sehingga lebih dikenal dengan kompas kering. Jarum pada kompas kering mudah terganggu oleh guncangan dan getaran, sehingga mengakibatkan kacaunya penunjukan arah.

Pada 1862 ditemukan kompas cair pertama. Cairan pada kompas berfungsi sebagai penyeimbang tuas penyangga jarum. Ada cara khusus agar cairan dalam kompas tidak bocor. Bersamaan dengan munculnya kompas cair ini, maka tamatlah riwayat kompas kering di akhir abad sembilan belas.

Para pelaut modern menggunakan kompas yang biasanya ditaruh di ruangan khusus dan dilengkapi tabung silinder, dengan perlengkapan tambahan untuk memperjelas pembacaan kompas. Pada pesawat terbang, kompas dilengkapi alat koreksi, yang berguna untuk mencegah kesalahan pada magnet kompas, jika pesawat tiba-tiba berubah arah. Sebab, alat koreksi itu bernama gyroscope, maka penunjuk arah jenis ini pun disebut kompas gyromagnetic.

Gyroscope juga digunakan pada jenis kompas tanpa magnet, yang dikenal sebagai gyroscompas. Kompas jenis ini biasanya digunakan dalam pelayaran, karena bisa diatur untuk menunjuk arah utara sebenarnya dan bukan arah utara magnet.

Begitulah sobat, berkat jasa-jasa para penemu dan pengembang kompas, kita gak bakalan nyasar lagi deh...