CINTA BISA HILANG...??? “Bukannya aku takut akan kehilangan dirimu…. Tapi aku takut kehilangan cintamu…” Juliette menyerukan jeritan hatinya dalam lagu ini. Kabar buruknya….yang engkau takutkan akan terjadi. Jadi cinta dalam hal ini cinta romantis memang bisa hilang. Mengapa bisa hilang? Penelitian yang pernah dilakukan, menyatakan hormon yang mengatur cinta romantis ini (dopamine) cuma bisa bertahan 4 tahun. (National Geographic – True Love), ini menjelaskan mengapa banyak pasangan yang bercerai setelah melewati tahun ke-4 pernikahan mereka. Penjelasan lebih dalam, seperti seorang yang kecanduan, dosisnya akan semakin meningkat, sampai dosis yang tinggi tidak dapat membuat orang ini puas. Ini juga menjadi alasan mengapa pria suka menggoda wanita, karena mereka memerlukan hormon dopamine yang lebih lagi untuk memuaskan kebutuhannya. Raja Salomo (Sulaiman) menuliskan,”…. karena cinta itu kuat seperti maut. Air yang banyak tidak dapat memadamkan kobaran cinta, air bah pun tidak dapat menenggelamkannya.” Chrisye, almarhum, pernah menyanyikan satu lagu yang menggambarkan cinta romantis ini dengan gamblang. Disaat kau berjalan dimuka rumahku, Penuh gaya Tersita pandanganku hingga kuterpesona Siapakah dirimu hatipun ingin tahu, Segera Dimanakah rumahmu siapakah namamu, Sebutkanlah Kuingin berkenalan …… terbawa dalam mimpi Diriku dimabuk asmara Hati yang berbunga, Pada pandangan pertama Oh Tuhan tolonglah, Aku cinta aku cinta dia Bayangkan seperti ini, seorang yang lewat depan rumah, bahkan namanya pun belum tahu, sudah bisa jatuh cinta? Media, melalui roman picisan, film Hollywood, lagu-lagu cengeng, bahkan infotainment menggambarkan cinta yang begitu murahan. Scott Kirby dalam bukunya,”Kencan”, tidak menamakan ini cinta, tetapi ini adalah semacam luapan perasaan terpesona, atau tergila-gila. Tergila-gila atau yang sebelumnya saya namakan cinta romantis, memang akan hilang dengan berjalannya waktu. Jadi bagaimana membedakan cinta sejati dengan cinta romantis (tergila-gila) ini? Pertama, tergila-gila merupakan perasaan belaka, sedangkan cinta sejati melibatkan unsur tanggung jawab. Tergila-gila hanyalah merupakan emosi cinta, yang seperti kita ketahui, emosi bisa berubah-ubah. Sebaliknya, cinta sejati melibatkan pengabdian. Kalau seseorang sedang tergila-gila, yang terpengaruh hanyalah emosi atau perasaannya saja, tetapi cinta sejati bukan hanya ’emosi’ yang terlibat, tetapi juga ’kehendak’. Kedua, seseorang jatuh ke dalam hawa nafsu tergila-gila. Sebaliknya, seseorang bertumbuh dalam membina cinta sejati. Seperti lagu di atas, seorang pemuda terpesona melihat penampilan gadis yang lewat di depan rumahnya yang bahkan namanya pun dia tidak tahu…. Memang mudah sekali tergila-gila. Ini merupakan proses biologis, seseorang akan tertarik dengan sesuatu yang mempesona, ’jidat licin’ istilah yang pernah saya dengar di Manado. Tapi jangan menyebut ini cinta, tetapi katakan saja ’tergila-gila’. Begitu mudahnya menempelkan label ’cinta’ ke emosi sesaat ini, membuat arti ’cinta’ menjadi sesuatu yang murahan. Tidak ada cinta pada pandangan pertama, adanya tergila-gila pada pandangan pertama. Cinta kasih sejati adalah sesuatu yang membutuhkan waktu dan pengabdian. Cinta sejati bisa saja tumbuh dari ketertarikan pada pandangan pertama, tetapi seperti yang sudah saya katakan, diperlukan waktu dan pengabdian. (karena ’tergila-gila’ ini akan segera hilang dimakan waktu) Ketiga, tergila-gila pada dasarnya mengandung unsur mementingkan diri sendiri, sedangkan cinta kasih sejati pada dasarnya tidak mementingkan diri sendiri. Kesimpulannya: Tergila-gila mengandung keinginan kuat untuk memuaskan perasaan diri sendiri saja dan tidak memikirkan keadaan pihak lain. Istilahnya: jatuh cinta dengan cinta, jadi bukan jatuh cinta dengan seseorang. Orang yang tergila-gila hanya mau menerima, ia tidak mau memberi. Cinta kasih sejati sebaliknya, menaruh perhatian kepada pasangannya bahkan rela berkorban untuk dia. Keempat, kasus tergila-gila akan memudar dengan lewatnya waktu atau dengan perpisahan, sedangkan cinta kasih sejati akan bertambah kuat seiring berlalunya waktu dan lewat jalan perpisahan. Kalau suatu perpisahan malah menimbulkan keinginan untuk segera mengembara dan mencari pasangan lain, ini adalah tergila-gila. Cinta kasih sejati sebaliknya, selama masa perpisahan, kasih dan pengabdian pada pasangan akan semakin kuat, bukannya melemah. Jadi kesimpulannya, tergila-gila (cinta romantis) memang bisa hilang, sedangkan cinta kasih sejati tidak akan pernah hilang, karena akan terus bertumbuh. Sampai di sini dulu. Selamat bertumbuh dalam cinta kasih sejati. By : AR Dasopang...

Sholat Tasbih Dan Tata Cara Melaksanakannya

TATA CARA SHALAT TASBIH Adapun tata cara mengerjakan shalat ini adalah sebagai berikut: 1. Empat Rakaat dimalam hari dikerjakan dengan dua salam. Di siang hari boleh dua salam dan boleh satu salam (dengan satu tahiyat). 2. Dilaksanakan tanpa berjama'ah tetapi sendiri-sendiri dan boleh secara serempak oleh orang banyak dalam waktu dan tempat yang sama, asalkan tidak ada imam dan tidak ada makmum. 3. Lafadz niatnya adalah sebagai berikut : "Usholli sunnatattasbiihi rok'ataini lillahi ta'ala." 4. Surat Al-Qur'an yang dibaca setelah surat Al-Fatiha, boleh surat apa saja. 5. Membaca tasbih sebanyak 75 kali setiap rakaat. Bacaan tasbih yang dimaksud ialah: Subhaanallah walhamdu lillah ilaaha ilallahu wallahu akbar" 6. Tasbih tersebut dibaca pada tempat-tempat: a. Di waktu berdiri. Sesudah membaca Surat Al-Fatihah dan surat Al-Qur'an lainya, membaca tasbihsebanyak 15 kali. b. Di waktu ruku' sesudah membaca do'a ruku, membaca tasbih sebanyak 10 kali. c. Didalam I'tidal (berdiri setelah ruku')sesudah membaca do'a I'tidal, membaca tasbih sebanyak 10 kali. d. Di dalam sujud pertama. Sesudah membaca do'a sujud membaca tasbih sebanyak 10 kali. e. Di dalam duduk iftirosy (duduk antara dua sujud). Sesudah membaca do'a duduk iftisory,membaca tasbih sebanyak 10 kali. f. Di dalam sujud ke dua. Sesudah membaca do'a sujud membaca tasbih sebanyak 10 kali. g. Di dalam duduk istirahat. - Sesudah sujud kedua, bangun dengan membaca takbir untuk duduk istirahat dan membaca tasbih sebanyak 10 kali, kemudian berdiri lagi untuk rakaat ke dua. - Pada posisi rakaat terakhir, bacaan tasbih 10 kali dibaca ketika duduk tahiyat akhir sebelum membaca do'a/dzikir tahiyat dan tasyahud.