Ibnu Ismail Al Jazari (1136 –1206) Bapak Perintis Robot
BILA bicara soal robot, tak pelak lagi, Jepang menjadi acuan bagi perkembangan teknologi perobotan saat ini, bahkan meninggalkan dunia barat yang terkenal dengan revolusi industrinya. Namun siapakah sebenarnya yang pertama kali menciptakan robot? Ternyata bukanlah orang Jepang atau orang Barat. Perintis pembuatan robot adalah seorang jenius Arab abad ke-13 bernama Ibnu Ismail Al Jazari, insinyur mekanik Kesultanan Turki dari Dinasti Artuqid.
Pada 1206, Ibnu Ismail Al Jazari telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram, jauh sebelum Leonardo da Vinci dari Italia sanggup merancang robotnya pada 1478, yang selama ini diklaim sebagai perintis robot pertama. Prinsip automasi humanoid inilah yang telah mengilhami pengembangan robot saat ini.
Mesin robot yang diciptakan Al Jazari kala itu berbentuk sebuah perahu terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik; dua penabuh drum, seorang pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum. Untuk menggerakkan robot manusia ini Al Jazari dengan cerdiknya menggunakan tenaga air (hidrolik). Karena kecerdikannya itu dunia pun mengakui penemuannya hingga ia dikenal sebagai "Bapak Robot".
Sayangnya, tidak banyak informasi mengenai kehidupan pribadi Al Jazari. Satu-satunya sumber yang mengupas autobiografinya ada dalam pengantar buku yang ditulisnya. Pemilik nama lengkap Al-Shaykh Rais Al-Amal Badi Al-Zaman Abu Al-Izz Ibn Ismail Ibn Al-Razzaz Al-Jazari ini diperkirakan lahir pada 1136. Sebutan "Al Jazari" merujuk pada tempat kelahirannya di Jazirah Ibnu Umar di Diyar Bakir, Turki. Ada juga pendapat yang menyebutkan Al Jazari lahir di Al Jazira, suatu kawasan di sebelah utara Mesopotamia (sebelah utara Irak dan timur laut Syiria).
Al Jazari mengabdikan diri sepenuhnya kepada raja-raja Dinasti Artuqid di Turki dari 1174 sampai 1200, melanjutkan pengabdian ayahnya sebagai seorang insinyur dengan menciptakan berbagai mesin.
Atas permintaan Sultan Nasir al-Din Mahmud, Al Jazari menuliskan seluruh penemuannya dalam suatu risalah yang fenomenal, Kitab fi ma`rifat al-hiyal al-handasiyya (Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Setelah 25 tahun menjadi ahli teknik di bawah kepemimpinan tiga raja Dinasti Artuqid, ia wafat beberapa bulan setelah menyelesaikan karyanya.
Risalah yang berisi 50 penemuan yang diciptakannya itu mengundang kekaguman dari para sejarawan teknologi dunia. Di dalam risalah tersebut, ahli teknik luar biasa ini memaparkan berbagai petunjuk dan tata cara untuk membuat peralatan atau teknologi yang diciptakannya sehingga memungkinkan setiap pembaca risalahnya bisa merangkai dan membuat beragam penemuannya itu.
Sebagai seorang kepala insinyur kerajaan, Al Jazari tak hanya mampu menciptakan robot pemain musik, ia pun telah memelopori lahirnya sederet adikarya dalam bidang teknik dan teknologi. Berikut ini adalah sumbangsih Al Jazari terhadap dunia teknologi modern:
1. Mesin engkol
Al Jazari berhasil menciptakan mesin engkol yang terhubung dengan sistem rod (batang) pada 1206.
2. Roda gigi
Roda gigi merupakan penemuan penting dari Al Jazari. Dialah insinyur perintis yang menemukan roda gigi. Penemuannya itu jauh mendahului jam astronomi Giovanni de Dondi pada tahun 1364, dan karya Francesco di Giorgio (1501) dalam desain permesinan Eropa.
3. Mesin pemompa air
Al-Jazari menemukan lima jenis mesin untuk menaikkan air, di antaranya watermill dan water wheel.
4. Jam
Al Jazari juga merancang dan membuat beragam jam. Ada jam air, jam lilin, termasuk jam portabel bertenaga air yang mirip jam tangan modern. Ia juga menemukan jam astronomis bertenaga air untuk menampilkan model matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bergerak. Jam gajah adalah inovasi lainnya yang memadukan jam air dan automasi dengan penunjukkan waktu yang akurat. Jam ini sempat direkonstruksi secara sukses di Science Museum di London pada 1976.
5. Piston & kruk as
Salah satu ciptaan yang luar biasa dari sang maestro teknik ini adalah mesin pompa yang digerakkan oleh air dengan bantuan piston.
Intai Musuh dengan Robot Mata-mata
Dua robot mata-mata ini dilahirkan untuk membantu tugas para tentara di medan perang. Memiliki wujud seperti alat untuk berolah raga, salah satu robot, yakni robot yang beroda, difungsikan untuk memata-matai musuh dengan cara melemparkannya. Robot yang berbobot 500 gram ini dibekali dengan sejumlah perangkat lain seperti kamera dan sensor. Terbuat dari titanium, robot tersebut bisa dilempar oleh tentara ke dalam tempat-tempat di mana musuh bersarang untuk melihat aktivitas mereka. Robot ini dioperasikan dengan joystick dan juga piranti layar sentuh (hand-held screen). Piranti layar sentuh yang digenggam ini memungkinkan sang operator untuk melihat kelemahan dalam formasi musuh secara real-time atau langsung tanpa membahayakan dirinya. Sementara itu, robot yang lain berupa helikopter mini yang digerakkan dengan remote control. Dilengkapi dengan 4 kamera berbobot ringan, robot ini mampu berputar-putar di atas posisi musuh. Robot ini tentunya lebih mumpuni karena memungkinkan pemilik robot melihat aktivitas musuh dengan sudut pandang yang luas melalui foto yang dikirimkan ke monitor atau piranti khusus. Kedua robot mata-mata itu telah melalui uji coba yang ekstensif dan didemonstrasikan di Defence and Equipment Support, Abbey Wood, London. Robot tersebut bisa digunakan oleh tentara di Afganistan untuk memata-matai Taliban.
Dua robot mata-mata ini dilahirkan untuk membantu tugas para tentara di medan perang. Memiliki wujud seperti alat untuk berolah raga, salah satu robot, yakni robot yang beroda, difungsikan untuk memata-matai musuh dengan cara melemparkannya. Robot yang berbobot 500 gram ini dibekali dengan sejumlah perangkat lain seperti kamera dan sensor. Terbuat dari titanium, robot tersebut bisa dilempar oleh tentara ke dalam tempat-tempat di mana musuh bersarang untuk melihat aktivitas mereka. Robot ini dioperasikan dengan joystick dan juga piranti layar sentuh (hand-held screen). Piranti layar sentuh yang digenggam ini memungkinkan sang operator untuk melihat kelemahan dalam formasi musuh secara real-time atau langsung tanpa membahayakan dirinya. Sementara itu, robot yang lain berupa helikopter mini yang digerakkan dengan remote control. Dilengkapi dengan 4 kamera berbobot ringan, robot ini mampu berputar-putar di atas posisi musuh. Robot ini tentunya lebih mumpuni karena memungkinkan pemilik robot melihat aktivitas musuh dengan sudut pandang yang luas melalui foto yang dikirimkan ke monitor atau piranti khusus. Kedua robot mata-mata itu telah melalui uji coba yang ekstensif dan didemonstrasikan di Defence and Equipment Support, Abbey Wood, London. Robot tersebut bisa digunakan oleh tentara di Afganistan untuk memata-matai Taliban.
Musik Tingkatkan Ritme Berolah Raga
Sering kita melihat seseorang melakukan olah raga jogging atau lari-lari kecil sambil mendengarkan musik dengan menggunakan earphone atau headset. Selain bisa memengaruhi suasana hati, berolah raga sambil mendengarkan musik dipercaya dapat membuat seseorang menjadi lebih berenergi. Selama dua puluh tahun, ahli psikologi olah raga Costas Karageorghis dari Brunel University Inggris, telah melakukan riset untuk memahami kebutuhan manusia untuk bergerak dan mengikuti alur. Dalam penelitian terbarunya, Karageorghis menguji reaksi manusia terhadap irama yang didengarkannya. "Ada empat faktor yang memengaruhi kualitas motivasi sebuah lagu, yaitu respons irama, musikalitas, serta dampak terhadap budaya dan asosiasi," kata Karageorghis. Dalam kaitannya dengan olah raga, sinkronisasi irama yang diputar per menit dapat meningkatkan efisiensi ketika berolah raga. Musik juga dapat membantu Anda asyik melakukan olah raga, sehingga seolah memblokir perintah pada otak untuk berhenti melakukannya. Pada studi yang diterbitkan di Journal of Sport and Exercise Psychology, tiga puluh orang partisipan diminta melakukan olah raga lari sambil mendengarkan musik berirama 125 bpm. Sebelum melakukan eksperimen, mereka juga diminta mengisi daftar pertanyaan yang menyatakan jenis-jenis lagu yang paling memotivasi mereka saat melakukan latihan jogging di treadmill. Hasilnya, dibandingkan dengan yang tidak mendengarkan musik, mereka yang dimotivasi oleh musik mengalami peningkatan daya tahan sebesar 15 persen dalam berolah raga.
Sering kita melihat seseorang melakukan olah raga jogging atau lari-lari kecil sambil mendengarkan musik dengan menggunakan earphone atau headset. Selain bisa memengaruhi suasana hati, berolah raga sambil mendengarkan musik dipercaya dapat membuat seseorang menjadi lebih berenergi. Selama dua puluh tahun, ahli psikologi olah raga Costas Karageorghis dari Brunel University Inggris, telah melakukan riset untuk memahami kebutuhan manusia untuk bergerak dan mengikuti alur. Dalam penelitian terbarunya, Karageorghis menguji reaksi manusia terhadap irama yang didengarkannya. "Ada empat faktor yang memengaruhi kualitas motivasi sebuah lagu, yaitu respons irama, musikalitas, serta dampak terhadap budaya dan asosiasi," kata Karageorghis. Dalam kaitannya dengan olah raga, sinkronisasi irama yang diputar per menit dapat meningkatkan efisiensi ketika berolah raga. Musik juga dapat membantu Anda asyik melakukan olah raga, sehingga seolah memblokir perintah pada otak untuk berhenti melakukannya. Pada studi yang diterbitkan di Journal of Sport and Exercise Psychology, tiga puluh orang partisipan diminta melakukan olah raga lari sambil mendengarkan musik berirama 125 bpm. Sebelum melakukan eksperimen, mereka juga diminta mengisi daftar pertanyaan yang menyatakan jenis-jenis lagu yang paling memotivasi mereka saat melakukan latihan jogging di treadmill. Hasilnya, dibandingkan dengan yang tidak mendengarkan musik, mereka yang dimotivasi oleh musik mengalami peningkatan daya tahan sebesar 15 persen dalam berolah raga.
Berinternet Tingkatkan Fungsi Otak
HASIL penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan bahwa kegiatan berselancar di dunia maya bagi para pengguna internet paruh baya atau lebih tua dapat meningkatkan fungsi otak mereka. Dr. Gary Small dari Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior di UCLA mengatakan, "Kalangan orang tua dengan pengalaman menggunakan internet yang minim, bisa meningkatkan kemampuan fungsi otak mereka dengan berselancar di dunia maya. Bahkan meski hanya sebentar, kegiatan berinternet mampu mengubah pola aktivitas kinerja otak serta meningkatkan fungsinya. "Small dan timnya menyeleksi sekitar 24 partisipan berusia antara 55 hingga 78 tahun. Setengah dari sampel partisipan memiliki pengalaman menggunakan internet, sementara sebagian lainnya tidak terlalu berpengalaman dalam berinternet. Setelah diberikan pelatihan internet, peneliti kemudian menganalisis aktivitas otak para partisipan yang minim pengalaman. Dengan alat khusus, terlihat bahwa hanya dalam waktu singkat, pola aktivitas otak mereka sangat mirip dengan mereka yang berada dalam kelompok yang mahir berinternet. "Hasil penelitian tersebut menunjukkan, berselancar secara online bisa menjadi bentuk latihan sederhana yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pengenalan pada orang-orang paruh baya," kata peneliti lainnya Teena D. Moody. Menurut Moody, saat melakukan pencarian dan browsing di internet, kemampuan dalam mengingat dan menggali informasi penting dari sebuah gambar atau kata menjadi sangat penting. Oleh karena itulah, otak dipicu untuk bekerja (berpikir) lebih keras.
HASIL penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari University of California, Los Angeles (UCLA) menemukan bahwa kegiatan berselancar di dunia maya bagi para pengguna internet paruh baya atau lebih tua dapat meningkatkan fungsi otak mereka. Dr. Gary Small dari Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior di UCLA mengatakan, "Kalangan orang tua dengan pengalaman menggunakan internet yang minim, bisa meningkatkan kemampuan fungsi otak mereka dengan berselancar di dunia maya. Bahkan meski hanya sebentar, kegiatan berinternet mampu mengubah pola aktivitas kinerja otak serta meningkatkan fungsinya. "Small dan timnya menyeleksi sekitar 24 partisipan berusia antara 55 hingga 78 tahun. Setengah dari sampel partisipan memiliki pengalaman menggunakan internet, sementara sebagian lainnya tidak terlalu berpengalaman dalam berinternet. Setelah diberikan pelatihan internet, peneliti kemudian menganalisis aktivitas otak para partisipan yang minim pengalaman. Dengan alat khusus, terlihat bahwa hanya dalam waktu singkat, pola aktivitas otak mereka sangat mirip dengan mereka yang berada dalam kelompok yang mahir berinternet. "Hasil penelitian tersebut menunjukkan, berselancar secara online bisa menjadi bentuk latihan sederhana yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pengenalan pada orang-orang paruh baya," kata peneliti lainnya Teena D. Moody. Menurut Moody, saat melakukan pencarian dan browsing di internet, kemampuan dalam mengingat dan menggali informasi penting dari sebuah gambar atau kata menjadi sangat penting. Oleh karena itulah, otak dipicu untuk bekerja (berpikir) lebih keras.
Langganan:
Postingan (Atom)