Surat seorang Ayah untuk anak lelakinya....


Anakku… Tak terasa sudah berbulan-bulan ayah meninggalkan kamu demi melaksanakan tugas ayah sebagai seorang serdadu… Tugas yang tidak bisa ayah tolak di karenakan tanggung jawab ayah untuk menjaga kedaulatan Negara ini…

Anakku… Masih terbayang di benakku ketika akan berangkat ku lihat engkau tersenyum melambaikan tanganmu yang mungil ke arahku… Mungkin kamu tidak tahu kalau ayah pergi dalam waktu lama… Mungkin kamu hanya tahu kalo ayah cuma pergi ke kantor lalu sore pulang kembali… Bahkan kamu mungkin tidak tahu bisa saja ayah tidak akan kembali lagi untuk selamanya…

Anakku… Engkau masih terlalu kecil… diusiamu yang masih lucu-lucunya… masih mencoba belajar berjalan dan berbicara… dengan senyummu yang menyejukkan hati… Tapi kamu harus di tinggal oleh ayahmu dalam waktu yang tidak bisa di tebak… Ayah terkadang merasa berdosa kepadamu nak… Harusnya ayah berada di dekatmu… mengajari kamu membaca… bermain dan berlari… Tapi ayah harus menjalankan tugas demi Negara yang kita cintai… Ayah masih ingat betapa hancurnya hati ayah ketika kamu meminta di belikan permen tapi ayah tidak mampu membelikan karena ayah tidak punya uang… dan bulan tua… tapi kamu hanya terdiam dan tidak menangis… hanya menatap nanar ke sesuatu yang kamu inginkan… dan kemudian menatap wajahku sembari tersenyum… seolah kamu mengerti jika ayahmu hanya seorang serdadu… tidak punya uang… Aku terharu nak… hampir ayah menangis jika bukan karena malu banyak yang melihat…
Dan ayah sangat terharu ketika ayah sedang menyemir sepatu kamu datang merangkak mendekati ayah dan nimbrung sambil memegang baretku… Ayah bertanya ”Kamu kalau sudah besar mau seperti ayah nak?”… kamu mengangguk sambil tersenyum manis… Oh Tuhan… betapa anak ini tidak tahu bahwa serdadu itu penuh penderitaan… Tapi ayah bangga… bangga kepadamu…

Anakku… Mungkin suatu saat ketika kamu sudah bisa membaca surat ayah ini… ayah sudah tidak ada lagi bersamamu… Firasat ayah mengatakan bahwa ayah akan pergi dalam waktu yang lama dan tidak akan kembali kepadamu… Ayah cuma berdoa semoga suatu saat kamu akan menggantikan ayah… sebagai seorang serdadu… membalaskan dendam ayah jika terjadi hal yang buruk kepada ayah… dan jika itu terjadi… ayah akan tersenyum bahagia di alam sana…
Dan apabila ayah pulang dalam balutan selembar kain berwarna merah putih… janganlah engkau menangis… tetap tegar ya nak… kamu harus tetap melanjutkan cita-cita ayah… Jagalah Ibumu karena engkau adalah lelaki…

Anakku… Malam telah larut… tidurlah nak… mimpikan ayah seperti ayah memimpikanmu…
Semoga Tuhan menjagamu anakku… Semoga kamu menjadi pemuda yang gagah melebihi ayahmu…
Amin…

(Surat ini ditemukan di ransel seorang prajurit yang gugur dalam tugas… dan diberikan ke istri almarhum bersama peti jenazah sang pahlawan…)