Pemimpin Ideal

MASA pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jussuf Kalla (JK) periode 2004-2009, segera berakhir. Sebagai warga negara Indonesia dan khususnya sebagai umat Muslim, tentu saja kita mempunyai hak dan kewajiban untuk memilih serta mengangkat pemimpin. Sebagaimana perintah rasul, dalam skala kecil saja, kita harus mengangkat pemimpin, apalagi dalam skala besar (bernegara). Dari Abi Sa`id Al-Khudri r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Jika tiga orang bepergian, maka angkatlah sebagai amir/pemimpin (safar) salah seorang di antara mereka (H.R. Abu Daud)."

Kita pun wajib taat kepada pemimpin, selama ulil amri (pemimpin-pemimpin) itu juga taat kepada Allah dan rasul-Nya (Q.S. An-Nisa [4]: 59). Dari Abdilah bin Umar r.a., Nabi saw. bersabda: "Setiap orang Muslim wajib mendengar dan taat (kepada pemimpin) baik dalam hal yang ia sukai maupun tidak ia sukai, selama tidak disuruh maksiat. Jika disuruh maksiat, maka tidak wajib mendengar dan taat." (H.R. Bukhori dan Muslim)

Oleh karena itu, beberapa hal harus diingat. Pertama, bahwa kepemimpinan itu adalah amanat, yang amat berat tanggung jawabnya. Pemimpin harus mampu menunaikan kewajibannya dengan ikhlas karena Allah SWT, berbuat adil dan bijaksana, senantiasa berbuat kebajikan, dan memberantas setiap kemungkaran. Rasulullah mengingatkan dengan sangat keras; "Dari Abi Dzar berkata, Aku bertanya: Ya Rasulullah, kenapa Anda tidak mengangkatku pada satu jabatan? Beliau menepuk bahuku dan bersabda: Hai Abu Dzar, sesungguhnya kamu ini lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah amanat. Dan pada hari kiamat, jabatan itu bisa jadi kehinaan dan penyesalan, kecuali mereka yang mendapatkannya dengan haknya, dan menunaikan kewajiban yang ada pada jabatan itu." (H.R. Ahmad dan Muslim)

Juga hadis berikut: "Tidak ada seorang pun yang dipercaya Allah untuk memimpin rakyat, lantas ia mati pada saat ia mati, dan ia menipu kepada rakyatnya, pasti Allah haramkan baginya masuk surga." (H.R. Muslim dari Ma`qil bin Yasar r.a.)

Kedua, kita dilarang memilih orang kafir/munafik sebagai pemimpin. Allah SWT sendiri yang melarang berpihak kepada orang kafir, sebagaimana firman-Nya: "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)." (Q.S. Ali Imran [3]: 28)

Kriteria-kriteria yang harus dimiliki pemimpin ideal, di antaranya sebagai berikut.

1. Bersifat dan berperilaku jujur, zuhud, Mukmin yang taat beribadah, kuat, tahan uji, jadi panutan. Peringatan Nabi, dari Ali r.a. berkata, Rasulullah saw. bertanya: "Siapakah yang akan Anda angkat sebagai pemimpin sesudah Anda? Beliau menjawab: Jika kalian memilih Abu Bakar, kalian akan mendapatkan ia sebagai orang yang jujur, zuhud, semangat dalam beribadah. Jika kalian memilih Umar, kalian akan mendapatkan ia sebagai orang yang kuat, jujur, tidak takut dalam memperjuangkan agama Allah dari celaan orang yang mencela. Jika kalian memilih Ali, dan aku melihat kalian tidak akan melakukannya, kalian akan mendapatkan ia orang yang mendapat petunjuk yang akan menuntun kalian ke jalan yang lurus." (H.R. Ahmad)

2. Mempunyai kemampuan/keahlian di bidangnya. Pesan sangat penting dari Nabi saw. "Jika disia-siakan amanat, maka tunggulah kehancuran. Ia bertanya: Apa yang dimaksud amanat disia-siakan itu? Beliau menjawab: Jika sebuah urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggu kehancurannya." (H.R. Bukhori dari Abu Hurairah)

3. Menaati aturan/hukum. Peringatan Nabi saw., "Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda: Akan ada sesudahku pemimpin yang mengatakan apa yang mereka tidak kerjakan, dan mengerjakan apa yang tidak diperintahkan." (H.R. Ahman);

4. Mempunyai sifat rendah hati, sebagaimana firman Allah SWT: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (Q.S. Asy-Syu`ara [26]: 215)

5. Menepati janji/sumpah, firman-Nya: "Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat ia melanggar janji itu, akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar." (QS Al Fat-h [48]: 10);

6. Bersifat sabar, "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Q.S .Ali Imran [3]: 200)

7. Memiliki tubuh yang sehat dan kuat, berilmu, dan berwawasan luas, firman-Nya, "...Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi raja (pemimpin)-mu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Albaqarah [2]: 247)

8. Memiliki sifat adil, pesan Nabi dari Abi Sa`id Al-Khudzri r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Manusia yang paling Allah cintai pada hari kiamat dan paling dekat tempatnya kepada-Nya, pemimpin yang adil. Dan orang yang paling dibenci dan paling jauh tempatnya dari-Nya adalah pemimpin yang zalim." (H.R At-Tirmidzi).

Kriteria-kriteria tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi umat Muslim dalam memilih pemimpin pada Pilpres 2009. Wallahualam.***