Alquran Sebagai Sumber Hidayah

Allah SWT mempunyai 99 nama yang sangat baik yang disebut dengan Asmaul Husna. Nama-nama tersebut tidak berkaitan dengan zat Allah, tetapi dengan sifat yang dimiliki Sang Khaliq. Berbeda dengan nama manusia, yang antara nama dengan kenyataan terkadang berbeda bahkan bertolak belakang. Bisa saja orang bernama "selamet" tetapi kenyataannya mengalami tabrakan. Atau orang yang bernama "hidayat" tetapi tidak melaksanakan ibadah salat.

Namun tidak demikian halnya dengan nama-nama Allah. Antara nama, sifat, dan kenyataan sungguh sangat seirama dan tidak ada satu pun yang berbeda. Allah disebut ar-Rahman atau ar-Rahim, dalam kenyataannya juga memang Allah Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Demikian pula nama-nama Allah yang lain. Dalam istilah orang Sunda, seseorang disebut bageur ketika tutur katanya santun, bersikap sopan, biasa memberi kepada orang lain, atau biasa membantu kepada sesama.

Sementara itu, rahmat Allah kepada manusia dimulai semenjak dalam kandungan. Manusia diciptakan dari setetes mani. Lalu dari segumpal darah. Kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, kemudian ditetapkan dalam rahim selama sembilan bulan sampai proses melahirkan bayi. Padahal, kewajiban manusia untuk beribadah baru dimulai dari usia akil baligh.

Allah telah menciptakan manusia dalam postur tubuh yang begitu sempurna. Allah juga telah menyediakan kebutuhan hidup manusia dengan sempurna, baik kebutuhan sandang, pangan, papan, perumahan, dan kebutuhan biologis lainnya. Firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 14, "Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."

Tidak hanya kebutuhan fisik, Allah juga menyediakan kebutuhan psikis untuk manusia, yaitu dengan menurunkan Alquran sebagai jalan hidup atau petunjuk untuk meraih kesempurnaan hidup agar manusia merasakan keamanan dan ketenteraman batin. Setiap kali membaca Alquran, pasti yang pertama kali kita baca setelah ta’awudz adalah basmalah. Berarti yang pertama kali kita baca adalah rahman, rahim Allah (kasih sayang Allah). Demikian juga kalau kita hendak makan, minum, dan pekerjaan yang lainnya. Berarti berapa puluh kali kita membaca rahman dan rahimnya Allah, tentu saja kita dituntut untuk menghayati dan merasakan nikmatnya.

Lebih khusus dalam surat Ar-Rahman, Allah mengungkapkan betapa banyak bukti kasih sayang Allah terhadap manusia. Kemudian Allah langsung menggugah kita dengan firmannya, "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang akan kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?" Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa jin langsung menjawabnya dengan ungkapan, "Tidak sedikit pun dari nikmat-Mu yang akan kami dustakan", sampai Nabi menegur para sahabatnya, "Mengapa kami tidak mendengar dari kalian jawaban sebagaimana jawaban jin?"

Mengapa Alquran dianggap nikmat yang terbesar?

1). Petunjuk hidup bagi manusia (Q.S. Al-Baqarah, 2 : 185), "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu…."

2). Petunjuk jalan keselamatan (Q.S. Al-Maidah, 5 : 15-16), "Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus."

3). Dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan (Q.S. Ibrahim, 14 : 1), "Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahaterpuji."

4). Obat penawar segala penyakit hati (Q.S. Yunus, 10 : 57), "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."

5). Memberikan ketenangan dan ketenteraman batin (Q.S. Al-Baqarah, 2 : 38), "Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

6). Memberikan rasa aman (Q.S. Al-An’am, 6 : 82), "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Dalam salah satu hadis riwayat Imam Ad-Darimy disebutkan bahwa isi Alquran merupakan berita yang telah terjadi dan yang akan terjadi serta menjadi sumber hukum di antara manusia. Alquran itu bersifat penjelas dan sebagai tali Allah yang kokoh sekaligus sebagai peringatan yang bijaksana kepada manusia. Alquran tidak akan pernah lapuk ditelan zaman dan tidak akan pernah pula habis untuk dikaji oleh manusia.

Janji Nabi bahwa orang yang berkata dengan Alquran pasti benar, orang yang memutuskan (memvonis) dengan Alquran pasti adil dan siapa yang beramal dengan Alquran pasti mendapat pahala, dan orang yang menyeru kepada Alquran pasti diberi petunjuk ke jalan yang lurus.

Golongan jin saja, ketika mereka mendengar Alquran, mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan." (Q.S. Al-Jin, 74 : 1)

Lantas bagaimana dengan kita selaku manusia?***