Muslimah yang Mengagumkan

Mahasuci Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menikmati semua anugerah dan kenikmatan yang nyata. Kita wajib mensyukuri kesehatan yang kita rasakan, keindahan alam yang kita lihat, udara segar yang kita hirup, kebersamaan dengan keluarga yang menenteramkan, dan masih banyak lagi kekuasaan-Nya yang tak terhitung oleh jari.

Satu hal yang paling menyenangkan bagi seorang Muslim, adalah ketika diberikan kesempatan untuk menjalani bulan yang penuh berkah, yakni bulan Ramadan. Bulan yang penuh ampunan dan pahala kebaikan yang berlipat ganda. Sekali lagi, dalam hal ini kita patut bersyukur, mengingat saudara-saudara kita yang lainnya telah terlebih dahulu dipanggil menghadap Sang Pemilik kehidupan dan tak sempat menikmati bulan Ramadan kali ini.

Apa yang harus kita lakukan untuk menyambut bulan suci ini? Banyak yang telah bersiap jauh-jauh hari melengkapi seluruh keperluan untuk bulan Ramadan. Yang demikian memang sah-sah saja apabila kita ingin khusyuk menjalankan aktivitas ibadah. Namun, yang lebih penting dari hal tersebut, kita dituntut agar mempersiapkan mental dan hati kita, untuk menjalani semua rangkaian ibadah. Karena biasanya, tidak sedikit godaan dan rintangan yang akan kita hadapi. Berharaplah kelak seusai Ramadan, kita tetap dapat menjadi Muslimah yang mengagumkan di hadapan Allah SWT.

Untuk menjadi seorang Muslimah yang mengagumkan saat Ramadan, kita benar-benar harus memahami keutamaan berpuasa pada bulan Ramadan. Dengan demikian, semoga kita makin termotivasi untuk meningkatkan amal ibadah kita karena Allah SWT .

Sesungguhnya, puasa Ramadan adalah jalan menuju ketakwaan sebagaimana yang termaktub dalam ayat Alquran yang sudah familiar di telinga kita. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S. Albaqarah, 02:183).

Barangsiapa yang ingin mendapatkan derajat takwa, pastinya ia akan sangat memanfaatkan kesempatan emas ini agar dapat digolongkan menjadi orang yang bertakwa. Dengan begitu, ia akan menjalankan ibadah puasanya dengan benar, bukan sekadar menahan lapar dan haus, melainkan menundukkan hawa nafsunya.

Ramadan juga merupakan bulan mujahadah. Dalam hal ini, setiap orang berusaha merisai dirinya dengan ketaatan sehingga syahwatnya terkalahkan. Banyak contoh teladan yang patut kita tiru dari para ulama yang bersungguh-sungguh mengisi bulan Ramadan dengan ibadah. Tentunya kita mengenal Imam Syafi`i. Beliau mengkhatamkan Alquran dua kali dalam semalam, selama bulan Ramadan dan hal ini dilakukan dalam ibadah salatnya. Selain beliau, Ibnu Hanifah juga mengkhatamkan dua kali dalam sehari selama Ramadan. Subhanallah.

Puasa Ramadan membentuk pribadi seseorang untuk bersikap amanah dan merasa selalu diawasi. Tidak akan ada orang yang tahu apakah kita puasa atau tidak, kecuali kita mengatakannya. Oleh karena itu, orang yang berpuasa sekuat tenaga akan menjaga puasanya agar Allah meridainya. Ia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya sehingga ia akan senantiasa menjaga kualitas puasanya. Efeknya tidak hanya itu, ia pun akan selalu merasa terawasi dalam setiap aktivitasnya.

Seseorang yang melatih dirinya untuk berpuasa Ramadan, berarti ia sedang melatih dirinya untuk disiplin dalam hidup. Aturan syar`i yang ditentukan dalam pelaksanaan puasa Ramahan, sesungguhnya secara tidak langsung merupakan pelatihan diri untuk berdisiplin. Kita tidak diperkenankan sahur dan berbuka semau kita. Semuanya ada waktu-waktu tertentu yang sudah ditetapkan. Kita pun diuji dengan larangan-larangan yang haram dilakukan pada siang hari di bulan Ramadan. Hal seperti ini, sesungguhnya merupakan pelatihan kedisiplinan yang apabila kita taati akan menghasilkan efek luar biasa untuk gaya hidup kita sehari-harinya nanti.

Tidak salah apabila pada bulan Ramadan, banyak orang yang baru tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak karena puasa Ramadan dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa solidaritas terhadap sesama. Bersyukurlah orang yang diberikan kesempatan untuk dapat berbagi dan memberikan kebahagiaan kepada sesama, dengan caranya sendiri-sendiri yang tetap dalam koridor ibadah yang diridai Allah SWT.

Puasa Ramadan yang kita jalani, biasanya dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang sabar. Bagaimana tidak? Biasanya pada siang hari, kita dapat dengan bebas menikmati hidangan berbagai menu makanan dan minuman, sedangkan pada bulan Ramadan, kita menahannya hingga bertemu saat yang tepat, yaitu saat berbuka puasa. Selain masalah makanan dan minuman, kita pun diuji untuk menghindarkan diri dari segala hal yang dapat membatalkan nilai puasa kita.

Sesungguhnya puasa Ramadan dapat menyehatkan fisik dan psikis kita. Rasulullah saw. pernah menyatakan bahwa lambung adalah tempat tinggal penyakit dan sedikit makanan dapat menjadi obatnya. Karena waktu makan orang yang berpuasa telah ditetapkan, jika ia berhasil menaatinya, ia dapat sampai pada kondisi prima. Ia pun dituntut untuk makan seperti cara makan Rasulullah saw., yaitu makan secukupnya, makan ketika lapar, dan berhenti sebelum kenyang. Pastinya, bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk melatih diri, dalam hal mengatur cara makan dan minum kita.

Puasa Ramadan juga melatih diri kita menjadi seorang yang dermawan. Apabila pada hari-hari biasa kita merasa belum maksimal dalam bersedekah, berharaplah pada bulan Ramadan kita dapat meningkatkan kedermawanan kita. Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan." (H.R. Tirmidzi).

Sesungguhnya keutamaan puasa Ramadan itu, tidak hanya apa yang disampaikan dalam tulisan ini. Ada satu hal yang senantiasa diharapkan oleh setiap manusia, yaitu terkabulnya semua permintaan melalui doa-doanya. Sesungguhnya, doa pada bulan Ramadhan itu mustajab. Rasulullah saw juga bersabda, "Tiga orang yang tidak tertolak doanya, orang yang berpuasa hingga berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang terzalimi." (H.R. Tirmidzi)

Sesungguhnya masih banyak keutamaan berpuasa pada bulan Ramadan karena sesungguhnya Allah memberikan ketetapan untuk hamba-Nya tidak ada yang sia-sia, termasuk mewajibkan puasa Ramadan. Semoga apa yang kita lakukan pada bulan Ramadan kali ini, bernilai di sisi Allah SWT sehingga kita dapat menjadi sosok yang mengagumkan di hadapan-Nya. Wallahu a`lam bish shawab. ***