Wow, Ternyata Kulit Wajah Pria lebih Sensitif!
Jika selama ini Anda berpikir kulit wajah pria lebih kuat dari perempuan, Anda salah. karena menurut ahli, kulit pria lebih sensitif dan rentan iritasi.
Memang ada perbedaan teksktur kulit yang jelas antara pria dan perempuan. Hal itu disampaikan oleh dr. Abraham Arimuko Sp. K, RSPAD Gatot Soebroto, Jumat (19/6/2009) lalu. Menurut Abraham, tektru kulit pria memang lebih tebal, kasar dan berminyak, karena memiliki pori-pori yang lebih besar.
Tak hanya itu ternyata kulit pria juga mengalami iritasi yang jauh lebih sering dibanding kulit wajah perempuan. Pria hampir setiap hari melakukan aktifitas bercukur. Aktifitas tadi membuat kulit pria lebih sensitif dan rapuh. Iritasi pun mudah timbul karena pisau cukur, krim cukur atau lition after shave yang dibalurkan.
Oleh karena itu menurut Abraham, kini adalah saatnya pria mencari produk perawatan yang khusus bagi kulit mereka. Memakai produk perawatan bagi peempuan bukanlah solusi yang tepat.
Sebuah survei dilakukan oleh produsen produk perawatan kulit khusus pria L'oreal Men Expert. Mereka ingin mengetahui sejauh mana pria-pria Indonesia peduli dengan kulit wajahnya.
Lewat sebuah survei online yang dilakukan terhadap 250 pria berusia 25-35 tahun, terbukti bahwa 58 persen dari mereka telah melakukan perawatan kulit wajah dengan membersihkan wajah secara teratur. Namun sayang 30 persen dari mereka masih menggunakan produk milik perempuan.
Yang unik, ternyata para pria tersebut juga peduli akan warna kulit wajahnya. mereka menganggap kulit lebih cerah adalah salah satu kunci kesuksesan. Oleh karena itu 60 persen dari peserta survei memilih produk perawatan kulit dengan pemutih. Wah..wah..ternyata!
Mengenal Teknologi "Autochoke" Skutermatik
MENGENDARAI skutermatik di tengah kondisi lalu lintas perkotaan yang macet memang nyaman dan menyenangkan, karena tinggal memainkan gas dan rem saja. Keunggulan skutermatik tidak hanya itu, ternyata mesinnya didesain untuk mudah dihidupkan dengan bantuan teknologi autochoke. Saat ini semua pabrikan sepeda motor Jepang yang menjual skutermatik di Indonesia telah melengkapi produknya dengan teknologi autochoke.
Teknologi choke sebenarnya sudah lama dikenal para pengguna sepeda motor Indonesia. Peranti choke membantu mesin sepeda motor yang berada dalam kondisi suhu dingin untuk cepat hidup. Caranya dengan menarik tuas choke, sehingga membantu memperbanyak debit bahan bakar agar mesin lebih cepat hidup.
Namun kini para pengendara skutermatik tidak perlu lagi repot menarik tuas choke, karena semuanya sudah dilakukan secara otomatis. Artinya peranti choke akan bekerja sendiri begitu terdeteksi mesin susah hidup, sehingga pabrikan menyebut teknologi ini dengan sebutan autochoke.
Prinsip kerja autochoke memanfaatkan thermowax untuk menggerakkan starter plunger bekerja membuka atau menutup. Pada saat kondisi mesin tidak hidup atau menyala dan temperatur dapur pacu masih dingin, maka volume thermowax berukuran kecil, sehingga starter plunger bergerak untuk membuka lubang choke. Artinya starter jet terbuka yang mendorong aliran bahan bakar lebih banyak ke mesin, sehingga dapur pacu skutermatik lebih mudah hidup.
Alasan utama mengapa peranti autochoke memanfaatkan wax karena peranti ini sangat peka terhadap pergerakan suhu panas atau dingin. Wax bisa memuai menjadi besar kalau tersentuh suhu panas akibat arus listrik yang mengalir ke PTC (positive temperature coefficient) heater.
Hasilnya ketika mesin sudah bekerja dan panas, maka wax mengembang dan menutup starter jet. Akibatnya choke akan berhenti secara otomatis dan konsumsi bahan bakar diatur sesuai dengan besarnya putaran mesin dan putaran gas. Peranti choke berhenti bekerja bila suhu mesin sudah mencapai 80 derajat celsius.
Meski prinsip kerjanya sama, namun setiap pabrikan skutermatik ternyata menggunakan teknologi berbeda. Suzuki menggunakan sensor suhu untuk mengatur kerja autochoke. Sementara Yamaha memanfaatkan teknologi thermoswitch untuk mengatur waktu arus listrik mengalir ke komponen PTC heater dan memutuskan kerja autochoke dengan memakai temperatur suhu mesin.
Khusus Honda Vario menggunakan dua macam sensor, yaitu ignition pulse dan engine coolant temperature (ECT) sensor. Model lainnya BeAT hanya dilengkapi dengan sensor ignition pulse tanpa teknologi ECT.
Pertanyaan apakah autochoke memerlukan perawatan? Pabrikan sepeda motor menyatakan autochoke tidak perlu perawatan atau free maintenance. Ini karena autochoke terdiri dari komponen tidak terlalu kompleks, sehingga jarang mengalami kerusakan. Namun begitu, ada komponen yang perlu diperhatikan seperti PTC heater yang bisa putus atau terbakar.
Bila hal itu terjadi, maka disarankan untuk mendatangi bengkel rujukan karena peranti autochoke harus diganti dengan yang baru. Proses menggantinya adalah dengan cara melepas autochoke dari dudukannya di karburator dan kemudian memasang yang baru. Namun sebaiknya tindakan ini dilakukan oleh mekanik ahli.
MENGENDARAI skutermatik di tengah kondisi lalu lintas perkotaan yang macet memang nyaman dan menyenangkan, karena tinggal memainkan gas dan rem saja. Keunggulan skutermatik tidak hanya itu, ternyata mesinnya didesain untuk mudah dihidupkan dengan bantuan teknologi autochoke. Saat ini semua pabrikan sepeda motor Jepang yang menjual skutermatik di Indonesia telah melengkapi produknya dengan teknologi autochoke.
Teknologi choke sebenarnya sudah lama dikenal para pengguna sepeda motor Indonesia. Peranti choke membantu mesin sepeda motor yang berada dalam kondisi suhu dingin untuk cepat hidup. Caranya dengan menarik tuas choke, sehingga membantu memperbanyak debit bahan bakar agar mesin lebih cepat hidup.
Namun kini para pengendara skutermatik tidak perlu lagi repot menarik tuas choke, karena semuanya sudah dilakukan secara otomatis. Artinya peranti choke akan bekerja sendiri begitu terdeteksi mesin susah hidup, sehingga pabrikan menyebut teknologi ini dengan sebutan autochoke.
Prinsip kerja autochoke memanfaatkan thermowax untuk menggerakkan starter plunger bekerja membuka atau menutup. Pada saat kondisi mesin tidak hidup atau menyala dan temperatur dapur pacu masih dingin, maka volume thermowax berukuran kecil, sehingga starter plunger bergerak untuk membuka lubang choke. Artinya starter jet terbuka yang mendorong aliran bahan bakar lebih banyak ke mesin, sehingga dapur pacu skutermatik lebih mudah hidup.
Alasan utama mengapa peranti autochoke memanfaatkan wax karena peranti ini sangat peka terhadap pergerakan suhu panas atau dingin. Wax bisa memuai menjadi besar kalau tersentuh suhu panas akibat arus listrik yang mengalir ke PTC (positive temperature coefficient) heater.
Hasilnya ketika mesin sudah bekerja dan panas, maka wax mengembang dan menutup starter jet. Akibatnya choke akan berhenti secara otomatis dan konsumsi bahan bakar diatur sesuai dengan besarnya putaran mesin dan putaran gas. Peranti choke berhenti bekerja bila suhu mesin sudah mencapai 80 derajat celsius.
Meski prinsip kerjanya sama, namun setiap pabrikan skutermatik ternyata menggunakan teknologi berbeda. Suzuki menggunakan sensor suhu untuk mengatur kerja autochoke. Sementara Yamaha memanfaatkan teknologi thermoswitch untuk mengatur waktu arus listrik mengalir ke komponen PTC heater dan memutuskan kerja autochoke dengan memakai temperatur suhu mesin.
Khusus Honda Vario menggunakan dua macam sensor, yaitu ignition pulse dan engine coolant temperature (ECT) sensor. Model lainnya BeAT hanya dilengkapi dengan sensor ignition pulse tanpa teknologi ECT.
Pertanyaan apakah autochoke memerlukan perawatan? Pabrikan sepeda motor menyatakan autochoke tidak perlu perawatan atau free maintenance. Ini karena autochoke terdiri dari komponen tidak terlalu kompleks, sehingga jarang mengalami kerusakan. Namun begitu, ada komponen yang perlu diperhatikan seperti PTC heater yang bisa putus atau terbakar.
Bila hal itu terjadi, maka disarankan untuk mendatangi bengkel rujukan karena peranti autochoke harus diganti dengan yang baru. Proses menggantinya adalah dengan cara melepas autochoke dari dudukannya di karburator dan kemudian memasang yang baru. Namun sebaiknya tindakan ini dilakukan oleh mekanik ahli.
Belajar Menjaga Lisan
SUATU hari, Luqmanul Hakim diminta oleh majikannya untuk menyembelih seekor domba. Majikannya berkata, "Sembelihlah seekor domba, kemudian berikanlah kepada saya dua bagian tubuh dari domba yang paling baik." Maka, Luqman memberikan kepada majikannya lidah dan hati domba. Setelah itu, majikannya kembali memerintahkan Luqman untuk menyembelih seekor domba lagi dan meminta Luqman, "Buanglah dua bagian dari tubuh domba itu yang paling buruk!" Lalu Luqman pun membuang lidah dan hati domba tersebut.
Mendapati hal itu, majikannya berkata, "Hai Luqman, saya memerintahkanmu untuk memberikan kepadaku dua bagian tubuh domba yang paling baik, lalu engkau pun memberikan lidah dan hatinya. Berikutnya, aku memerintahkanmu untuk membuang dua bagian tubuh domba yang paling buruk, engkau pun membuang lidah dan hatinya, mengapa begitu, wahai Luqman?"
Luqmanul hakim menjawab, "Wahai Tuan, tidak ada bagian tubuhnya yang lebih baik dari keduanya, jika keduanya baik. Dan tidak ada bagian tubuhnya yang paling buruk dari keduanya, jika keduanya buruk."
Dari Abu Sa`id Al-Khudri, Rasulullah saw. bersabda, "Jika seorang anak Adam telah masuk waktu pagi, seluruh tubuhnya akan tunduk kepada lidahnya, lalu mereka berkata, `Takutlah kepada Allah demi kami karena nasib kami bergantung kepadamu, jika kamu lurus, kami pun lurus dan jika kamu bengkok, kami pun bengkok`." (H.R. Tirmidzi).
Dari Syaqiq r.a. dia mengatakan, suatu hari Abdullah bin Umar telah ber-talbiyah di atas bukit Shafa, kemudian ia berkata, "Wahai lisan, berkatalah yang baik, kamu akan beruntung. Diamlah, maka kamu akan selamat sebelum kamu menyesal." Kemudian orang-orang bertanya, "Wahai Abu Abdurrahman, apakah ini sesuatu yang kamu ucapkan atau kamu dengar?" Abdullah r.a. menjawab, "Tidak, tetapi aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ’Kebanyakan kesalahan yang diperbuat Bani Adam itu terletak pada lisannya’." (H.R. Ath Thabrani dan Ibnu Asakir).
Seorang Muslim akan selalu berupaya untuk menjaga lisannya dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Sebab, dari lisan, bermula kisah manis, dari lisan pula akan terdengar kata pahit. Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna." (Q.S. Al-Mu`minun:3).
Seorang Muslim akan selalu berhati-hati dan menjaga lisannya. Sebab ia yakin, apa pun yang diucapkannya, pasti ada yang mengawasinya, walaupun ketika ia mengatakan sesuatu, tidak ada seseorang yang ada di sekelilingnya. Tapi Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Allah SWT berfirman, "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Q.S. Qaf:18).
Seorang Muslim akan selalu menghindarkan dirinya dari menggunjing orang lain, selalu berupaya untuk hati-hati menjaga lisannya, dan selalu berkata baik atau lebih memilih diam. Allah SWT berfirman, "...Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain...." (Q.S. Al-Hujurat:12)
Dari Abu Musa Al-Asy`ari, suatu ketika ia bertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, siapakah di antara kaum Muslimin yang paling mulia?" Rasulullah menjawab, "Orang yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (Mutafaq Alaih).
Dalam kesempatan yang lain, dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata baik atau diam." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Selain anjuran untuk menjaga lisan, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita menjaga dan mengendalikan hati kita. Hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh kita. Di dalamnya terdapat muatan materi maupun rohani. Jika hati kita baik secara rohani, akhlak kita pun akan terpancar dengan baik dan memesona. Beragam penyakit seperti, hasud, fitnah, zalim, dengki, dan suuzan, bersumber dari hati. Begitu pun beragam akhlak yang baik, bersumber dari hati, seperti qonaah dan husnuzan.
Dari Nu`man bin Basyir r.a. Rasulullah saw. bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, baik pula seluruh jasad ini dan jika dia jelek, jelek pula seluruh jasad ini. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Allah dan rasul-Nya menjamin pahala yang besar bagi siapa saja yang dapat mengendalikan hati dan lisannya dengan baik. Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (faraj), aku akan menjamin untuknya, surga." (H.R. Bukhari).
Balasan Allah akan sangat berat bagi orang-orang yang tidak mampu menjaga lisannya. Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, seseorang mengucapkan perkataan yang diangapnya tidak masalah (dosa), dia akan terperosok karenanya ke dalam neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan." (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Untuk itu, marilah kita bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, semoga kita senantiasa berada dalam bimbingan-Nya. "Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujurat:12) ***
SUATU hari, Luqmanul Hakim diminta oleh majikannya untuk menyembelih seekor domba. Majikannya berkata, "Sembelihlah seekor domba, kemudian berikanlah kepada saya dua bagian tubuh dari domba yang paling baik." Maka, Luqman memberikan kepada majikannya lidah dan hati domba. Setelah itu, majikannya kembali memerintahkan Luqman untuk menyembelih seekor domba lagi dan meminta Luqman, "Buanglah dua bagian dari tubuh domba itu yang paling buruk!" Lalu Luqman pun membuang lidah dan hati domba tersebut.
Mendapati hal itu, majikannya berkata, "Hai Luqman, saya memerintahkanmu untuk memberikan kepadaku dua bagian tubuh domba yang paling baik, lalu engkau pun memberikan lidah dan hatinya. Berikutnya, aku memerintahkanmu untuk membuang dua bagian tubuh domba yang paling buruk, engkau pun membuang lidah dan hatinya, mengapa begitu, wahai Luqman?"
Luqmanul hakim menjawab, "Wahai Tuan, tidak ada bagian tubuhnya yang lebih baik dari keduanya, jika keduanya baik. Dan tidak ada bagian tubuhnya yang paling buruk dari keduanya, jika keduanya buruk."
Dari Abu Sa`id Al-Khudri, Rasulullah saw. bersabda, "Jika seorang anak Adam telah masuk waktu pagi, seluruh tubuhnya akan tunduk kepada lidahnya, lalu mereka berkata, `Takutlah kepada Allah demi kami karena nasib kami bergantung kepadamu, jika kamu lurus, kami pun lurus dan jika kamu bengkok, kami pun bengkok`." (H.R. Tirmidzi).
Dari Syaqiq r.a. dia mengatakan, suatu hari Abdullah bin Umar telah ber-talbiyah di atas bukit Shafa, kemudian ia berkata, "Wahai lisan, berkatalah yang baik, kamu akan beruntung. Diamlah, maka kamu akan selamat sebelum kamu menyesal." Kemudian orang-orang bertanya, "Wahai Abu Abdurrahman, apakah ini sesuatu yang kamu ucapkan atau kamu dengar?" Abdullah r.a. menjawab, "Tidak, tetapi aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ’Kebanyakan kesalahan yang diperbuat Bani Adam itu terletak pada lisannya’." (H.R. Ath Thabrani dan Ibnu Asakir).
Seorang Muslim akan selalu berupaya untuk menjaga lisannya dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Sebab, dari lisan, bermula kisah manis, dari lisan pula akan terdengar kata pahit. Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna." (Q.S. Al-Mu`minun:3).
Seorang Muslim akan selalu berhati-hati dan menjaga lisannya. Sebab ia yakin, apa pun yang diucapkannya, pasti ada yang mengawasinya, walaupun ketika ia mengatakan sesuatu, tidak ada seseorang yang ada di sekelilingnya. Tapi Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Allah SWT berfirman, "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Q.S. Qaf:18).
Seorang Muslim akan selalu menghindarkan dirinya dari menggunjing orang lain, selalu berupaya untuk hati-hati menjaga lisannya, dan selalu berkata baik atau lebih memilih diam. Allah SWT berfirman, "...Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain...." (Q.S. Al-Hujurat:12)
Dari Abu Musa Al-Asy`ari, suatu ketika ia bertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, siapakah di antara kaum Muslimin yang paling mulia?" Rasulullah menjawab, "Orang yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (Mutafaq Alaih).
Dalam kesempatan yang lain, dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata baik atau diam." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Selain anjuran untuk menjaga lisan, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita menjaga dan mengendalikan hati kita. Hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh kita. Di dalamnya terdapat muatan materi maupun rohani. Jika hati kita baik secara rohani, akhlak kita pun akan terpancar dengan baik dan memesona. Beragam penyakit seperti, hasud, fitnah, zalim, dengki, dan suuzan, bersumber dari hati. Begitu pun beragam akhlak yang baik, bersumber dari hati, seperti qonaah dan husnuzan.
Dari Nu`man bin Basyir r.a. Rasulullah saw. bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, baik pula seluruh jasad ini dan jika dia jelek, jelek pula seluruh jasad ini. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Allah dan rasul-Nya menjamin pahala yang besar bagi siapa saja yang dapat mengendalikan hati dan lisannya dengan baik. Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (faraj), aku akan menjamin untuknya, surga." (H.R. Bukhari).
Balasan Allah akan sangat berat bagi orang-orang yang tidak mampu menjaga lisannya. Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, seseorang mengucapkan perkataan yang diangapnya tidak masalah (dosa), dia akan terperosok karenanya ke dalam neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan." (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Untuk itu, marilah kita bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, semoga kita senantiasa berada dalam bimbingan-Nya. "Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujurat:12) ***
Langganan:
Postingan (Atom)