Melaksanakan Amanat

Amanat menurut tata bahasa berarti al-wafa (memenuhi) dan wadi’ah (titipan). Namun, hakikat dari makna amanat menurut syariat agama adalah segala hukum yang ditetapkan Allah (yang telah disampaikan oleh para Nabi dan Rasul). Memegang atau memikul amanat berarti menaati segala hukum yang telah dibuat Allah dan lenyapnya amanat berarti tidak ditaatinya hukum Allah (baik satu, sebagian, atau semuanya) oleh pemegang amanat.

Ada tiga amanat yang utama dari Allah SWT kepada manusia, yaitu ilmu, harta, dan kekuasaan.

1. Amanat ilmu. Orang yang mempunyai ilmu memiliki tanggung jawab berkaitan dengan ilmunya. Ilmu merupakan amanat dari Allah SWT yang harus disebarkan dan diajarkan kepada orang yang membutuhkannya. Orang yang belum mempunyai ilmu memiliki kewajiban untuk mencarinya. Wajib untuk dimiliki oleh semua orang, sebab tanpa ilmu, mudah dibodohi oleh orang zalim yang mempunyai keinginan menjajah dan memeras kepada orang bodoh.

Selayaknya orang yang pintar, dengan kepintarannya jangan digunakan untuk membodohi orang lain. Namun sebaliknya, untuk digunakan membimbing, mengarahkan, memimpin agar hidupnya selamat. Fungsi ilmu bukan untuk mengkhianati, memfitnah, menzalimi sesama manusia, tetapi merupakan cahaya yang harus dipakai untuk menerangi diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila ilmu digunakan tidak semestinya, pasti bakal jadi senjata makan tuan, akan celaka oleh imunya sendiri. Padahal, seharusnya ilmu gunanya untuk kesalamatan diri dan masyarakat luas.

2. Amanat harta. Harta merupakan satu amanat dari Allah dan merupakan satu alat yang ampuh untuk menciptakan kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan semua orang. Perbedaan si kaya dan si miskin jangan terlalu jauh. Harta yang hanya berkumpul di tempat orang kaya akan mengakibatkan keadaan yang tidak aman. Orang yang membutuhkannya sewaktu-waktu akan mengambilnya dengan berbagai cara, bahkan dengan cara tidak halal sekalipun, baik dengan jalan merampas, merampok, mencuri, mencopet, menipu, memalsukan data, maupun menodong. Inilah sebagai salah satu pangkal ketidakamanan.

Mendapatkan harta dengan cara yang halal, demikian juga mengeluarkannya. Kalau tidak demikian, akan menyebabkan masalah yang rumit dan sulit untuk dipecahkan. Akibat mendapatkan harta dengan jalan tidak halal, secara tidak langsung akan menyebabkan keresahan dan kerusakan masyarakat. Kaum Muslimin diibaratkan kal jasadil wahid’, seperti satu anggota tubuh, akan terasa oleh semua orang.

3. Amanat kekuasaan. Kekuasaan merupakan amanat dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Seseorang, lembaga, badan, apa pun itu namanya yang sedang berkuasa, selayaknya melindungi dan mengayomi rakyatnya. Undang-undang dibuat untuk menyejahterakan rakyatnya, bukan sebaliknya merugikan dan menyengsarakan rakyat. Hal itu dilakukan hanya demi keuntungan pribadi, kelompok, atau golongannya. Rakyat kembali yang diperas. Harus ingat bahwa ada siang, pasti ada malam, ada gembira juga ada duka, ada senang ada susah. Kalau sekarang sedang senang karena sedang berkuasa, tetapi besok atau lusa, siapa tahu dicabut kekuasannya oleh Yang Mahakuasa, yaitu oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Annisa ayat 58 yang artinya, ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Ayat ini diwahyukan ketika penaklukan Kota Mekah. Pada waktu itu, Nabi Muhammad saw. meminta Utsman bin Thalhah sebagai pemegang kunci Kabah untuk menyerahkan kunci-kunci itu kepadanya. Utsman pun menyerahkan kunci-kunci itu dengan sambil berkata, ”Ini amanat untukmu.” Kemudian Rasulullah saw. membuka pintu Kabah dan mengeluarkan semua berhala yang ada di dalam rumah Allah SWT itu. Pada waktu itu, Abbas r.a. (paman Rasulullah) dan Ali r.a. meminta agar kunci-kunci itu disimpan oleh keluarga Rasulullah. Namun, Nabi tidak memberikannya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Umar r.a., Rasulullah saw. keluar dari Baitullah membacakan ayat 58 Surah An-Nisaa. Beliau mengembalikan kunci-kunci itu kepada Utsman bin Thalhah. Hal ini mengejutkan Utsman, mengingat Rasulullah saw. sebagai penakluk bisa tetap menyimpan kunci itu selamanya. Utsman menjadi begitu tergerak hatinya oleh perilaku Nabi Muhammad saw. dan serta merta memeluk Islam.

Dari ayat tersebut juga, amanat dan adil begitu berdekatan. Karena orang yang tidak amanah berarti telah berbuat zalim. Demikian pula orang yang tidak berlaku adil, berarti telah berbuat zalim. Sedangkan orang-orang yang zalim tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapa pun ketika mendapatkan azab. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Ali Imran yang artinya, ”Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (Ali Imran:192)

Orang yang menzalimi orang lain tidak akan tenteram hidupnya. Sebaliknya, orang yang dizalimi jeritannya akan didengar dan doanya akan diijabah oleh Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. yang artinya, ”Tiga golongan yang tidak akan ditolak doanya. Satu, orang yang sedang berpuasa hingga buka puasanya. Kedua, pemimpin yang adil. Ketiga, orang yang dizalimi, doanya akan diangkat oleh Allah di atas mega dan akan dibukakan pintu-pintu langit. Allah berfirman, ”Demi keagungan-Ku, pasti Aku akan menolong kepadamu walaupun agak lama (di awal atau akhir).”

Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk melaksanakan tugas berupa amanat dari-Nya. Amin.***
Rahman Rahim Allah

Rahman dan rahim adalah dua kata yang berasal dari satu akar kata rahmat yang berarti kasih sayang. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, ar-Rahman diartikan dengan Maha Pengasih dan ar-Rahim diartikan menjadi Maha Penyayang. Penyebutan kata ar-Rahman sendiri dalam Alquran, sebanyak 57 kali, sementara ar-Rahim sebanyak 114 kali.

Akan tetapi, dalam beberapa hal terdapat perbedaan karakter antara ar-Rahman dan ar-Rahim. Dalam struktur tata bahasa Arab, kata rahman itu satu wazan (pola) dengan akar kata fa’lan, dan ini menunjukkan kepada sifat yang sementara. Seperti kata athsyan dalam bahasa Arab yang berarti haus, atau kata gadhban yang berarti marah. Seseorang ketika haus atau marah, berarti itu insidental (sementara) dan tidak selamanya.

Sementara kata rahim, itu satu wazan dengan akar kata failun, yang berarti tetapnya sifat atau keadaan sesuatu. Seseorang disebut tawilun yang berarti tinggi karena memang tinggi badannya, misalnya mencapai 175 sentimeter. Atau, seseorang disebut kabirun karena memang dia besar badannya. Atau, seseorang disebut jamilun karena seseorang itu ganteng. Dalam sebuah ungkapan disebutkan, ”Sesungguhnya Allah itu adalah Rahman ad-dunya dan Rahim al-akhirat.” Allah SWT disebut ar-Rahman, itu berarti kasih sayang yang ada sekarang di dunia itu sifatnya sementara dan diberikan kepada seluruh makhluk, baik itu hewan, tumbuhan, maupun kepada jin dan manusia yang Muslim atau non-Muslim.

Sementara ar-Rahim Allah, yaitu kasih sayang Allah yang bersifat kekal dan abadi akan kita dapatkan nanti di akhirat dan hanya diberikan kepada orang Mukmin, tidak kepada yang lainnya. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan, ”Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat, di antaranya satu rahmat yang dengannya setiap makhluk saling menyayangi, dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anaknya, dan ada rahmat lainnya sebanyak 99 yang diberikan nanti di hari kiamat.”

Oleh karena itu, jika rahmat Allah yang berjumlah satu di dunia itu dicari dan dibutuhkan semua orang dan makhluk lainnya, dengan tidak mengenal lelah, di mana dan kapan pun akan dicarinya. Andai satu kali gagal, senantiasa dicobanya berulang-ulang tanpa putus asa.

Akan tetapi, kenapa untuk meraih rahmat yang berjumlah 99, manusia kurang memperhatikan, dan tidak sungguh-sungguh dalam mencarinya. Bahkan, justru dikalahkan dengan pencarian satu rahmat. Sungguh bodoh orang yang meninggalkan keuntungan yang jumlahnya 99 persen dan memburu keuntungan yang hanya satu persen.

Nabi Muhammad saw. bersabda, ”Sejelek-jeleknya kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat, ialah orang yang mengorbankan akhiratnya untuk memburu dunia yang lainnya.” Maka dengan membaca bismillah, hendaklah juga terbayang dalam benak kita, akan kebutuhan rahmat Allah yang begitu besar sekaligus kita memprogramkannya untuk meraih rahmat Allah yang 99 persen itu.

Kalau kita telah memiliki semangat untuk melakukan salat wajib di awal waktu, rela meninggalkan pasar atau toko untuk sementara waktu, rajin melakukan ibadah sunat selain yang fardu, ada kepedulian kepada orang miskin, rela menyisihkan sebagian harta untuk membantu mereka, tekun mencari ilmu, tidak ragu meninggalkan perkara haram walau sangat menggiurkan, itu pertanda bahwa kita akan meraih rahmat Allah yang 99 persen.

Sebaliknya, jika kita masih lalai melakukan salat, tidak merasa terpanggil dengan azan sebagai undangan langsung dari Allah, tidak tertarik untuk membaca Alquran, jarang menghadiri pengajian karena kesibukan duniawi, siang malam hanya memikirkan urusan dunia, tidak peduli halal atau haram, itu semua adalah indikasi kita tidak tertarik untuk menggapai rahmat yang 99 persen. Kita lebih terlena memilih kehidupan dunia dan meninggalkan kehidupan akhirat.

Allah telah menetapkan kasih sayang terhadap diri-Nya, ”Katakanlah, kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi. Katakanlah, kepunyaan Allah. Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman.” (Q.S. Al-An’am, 6 : 12)

Jika Allah bermaksud untuk membinasakan manusia dengan mencabut rahmat Allah di dunia, hal itu sangatlah mudah bagi Allah karena Dia-lah Penguasa langit dan bumi.

Jika gunung es yang ada di kutub utara dan selatan mencair karena suhu bumi meningkat disebabkan lapisan ozon banyak yang bolong, permukaan laut diperkirakan akan bertambah sekitar tujuh puluh meter. Tidak terbayang akan berapa banyak kota yang terendam air laut? Apabila suhu bumi meningkat 50–60 derajat Celsius atau suhu bumi menurun 20–30 derajat Celsius di bawah nol, bagaimana beratnya kehidupan ini? Atau, jika oksigen berkurang atau hilang, manusia hanya mampu bertahan hidup selama lima menit. Itu semua sangatlah mudah bagi Allah untuk melakukannya.

Jika air hujan turun dengan rasa asin karena berasal dari air laut yang mengandung garam, akan seperti apa kehidupan di dunia ini. Allah berfirman, ”Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, mengapakah kamu tidak bersyukur?” (Q.S. Al-Waqi’ah, 56 : 70)

Atau, kekeringan yang pernah dirasakan oleh sebagian benua di dunia. Allah berfirman, ”Katakanlah, terangkanlah kepada-Ku jika sumber air kamu menjadi kering. Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (Q.S. Al-Mulk, 67 : 30)

Banyak kejadian tenggelamnya kapal di laut atau pesawat yang jatuh dari udara. Semua itu adalah hal yang mudah bagi Allah. Firman-Nya, ”Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Tetapi (kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.” (Q.S. Yasin, 36 : 43-44)

Manusia harus sadar diri bahwa benda-benda yang ada di langit semuanya tertahan untuk tidak jatuh ke bumi dengan izin Allah. Firman Allah, ”Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (Q.S. Al-Hajj, 22 : 65)

Apakah manusia masih harus menunggu banyak kejadian alam untuk sadar diri bahwa Allah SWT itu adalah Arhamar-Rahimin (Maha Pengasih Maha Penyayang)?***
Lima Komitmen

ALQURAN menegaskan, setiap Muslim sekurang-kurangnya mempunyai lima keterikatan atau komitmen dengan Islam, yakni keterikatan iman, amal, ilmu, dakwah, dan sabar. Hal itu terangkum dalam Q.S. Al ‘Ashr, ”Demi Waktu. Setiap manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasihati dalam jalan ketakwaan serta saling menasihati dalam kesabaran.”

Semakin panjang usia seseorang, makin besar pula (kemungkinan) kerugian yang akan dideritanya. Dalam saling menasihati terkandung pengertian ilmu bagi mereka yang mendapat wasiat/nasihat. Sementara bagi yang menyampaikan nasihat terkandung makna dakwah.

Iman merupakan sesuatu yang tidak bisa dilihat indra dan amal batin yang tidak bisa diamati. Namun ada beberapa indikator yang menunjukkan seseorang beriman atau tidak, yakni pada komitmen amal, ilmu, dakwah, dan sabar. Maknanya, kualitas iman seseorang akan tampak dalam ilmu, amal, dakwah, dan kesabarannya dalam menjalani kehidupan.

Tak benar apabila ada yang mengatakan ”sebenarnya orang itu beriman, tetapi salat Subuh selalu kesiangan” atau ”imannya luar biasa, hanya semangat belajarnya kurang”. Tidak benar pula apabila ada orang mengaku beriman, tetapi tidak bisa menahan amarah atau tidak bersabar menghadapi ujian. Itu menunjukkan iman orang itu belum kuat.

Apabila kita membuat persentase dari keempat sikap tadi (amal, ilmu, dakwah, dan sabar), masing-masing bernilai 25 persen. Kita bisa mengukur berapa persenkah iman yang ada dalam diri kita. Apabila seseorang baik amal, ilmu, dan tinggi semangat dakwahnya, tetapi tidak bersabar, kira-kira keimanannya baru 75 persen. Demikian juga bila ilmunya masih kurang, amal lemah, tetapi dakwahnya cukup kuat, maka bisa jadi imannya baru 25 persen.

Dengan demikian, iman bisa menebal dan menipis bergantung pada keadaan dan pembinaan. Dengan amal sungguh-sungguh, kita pasti memperoleh kepuasan rohani dan hidup terasa lebih nikmat. Banyak orang yang merasakan kenikmatan saat salat Tahajud di tengah malam.

Imam Al Ghazali yang terkenal dengan Kitab Ihya Ulumuddin-nya dan telah sampai pada tingkatan saadah atau bahagia saat berdialog dengan Allah, pernah ditanya murid-muridnya. ”Mengapa Tuan Guru menangis? Apakah ada persoalan yang menyakitkan hati?” Lalu, Imam Al Ghazali menjawab, ”Aku sedih karena tidak melaksanakan salat Tahajud tadi malam.” Murid-muridnya malah bingung. ”Tidak mendirikan salat Tahajud Anda menangis, padahal banyak yang tidak salat Tahajud dan tidak pernah menangis,” kata muridnya. ”Justru dengan salat Tahajud aku menemukan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup,” kata Imam Al Ghazali.

Selain melalui amal, keimanan juga bisa dipertebal dengan ilmu karena akan bertambah, yakin akan kebenaran Islam. Tentu kita harus memperhatikan sumber ilmunya karena pelajaran tauhid sampai kini belum mampu secara maksimal menumbuhkan keyakinan para siswa/mahasiswa. Ketika ditanya alasan masuk Islam, maka rata-rata siswa/mahasiswa tak bisa menjawabnya.

Jalan lain mempertebal keimanan dengan dakwah. Secara umum dakwah setara dengan jihad yang kini disalahartikan. Jihad identik dengan kekerasan dan perang. Padahal, jihad bermakna perang hanya sebagian kecil dari makna jihad yang luas. Memerangi hawa nafsu adalah jihad. Tidak melakukan maksiat, seperti korupsi, juga jihad.

Setidaknya Alquran menyebut empat aspek keimanan. Pertama, keyakinan Islam sebagai satu-satunya agama yang benar (Q.S. Ali Imran: 18 dan 85). Seseorang yang mengatakan semua agama adalah baik, maka harus diragukan keislamannya. Kita harus mengatakan Islam agama yang benar dengan tetap menjaga toleransi kepada agama lain.

Kedua, kita harus yakin Islam merupakan agama universal yang bukan hanya dibawa Nabi Muhammad, melainkan nabi-nabi sebelumnya. Perbedaan di antara nabi adalah pada tataran syariat dan menyangkut hubungan antarmanusia.

Ketiga, keyakinan Islam sebagai agama terakhir dan tidak ada lagi ajaran sesudahnya. Kalau pun ada ”produk” baru sebatas ijtihad atau inovasi alim ulama yang tetap bersandar kepada Alquran dan hadis. ”Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah kucukupkan nikmat-Ku kepadamu dan Kuridai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al Maidah: 3)

Keempat, keyakinan akan syariat yang dibawa Nabi Muhammad merupakan penyempurna bagi syariat yang dibawa para nabi sebelumnya. Alquran banyak memuat ayat yang berisi koreksi terhadap kesalahan-kesalahan syariat terdahulu, seperti persoalan yang menyangkut Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Isa, dan nabi-nabi lainnya.***
”Awet Rajet” Kabinet Koalisi

Di mana pun (kecuali di Indonesia?), yang namanya kabinet koalisi itu terjadi di negara yang menganut sistem kabinet parlementer sebagai akibat dari sistem multipartai. Di Indonesia, sistem konstitusional UUD 1945 yang menganut sistem kabinet presidensial, sejauh ini belum nyambung dengan kenyataan ultra multipartai. Lain lagi di United Kingdom (Britania Raya), di sana berlaku sistem kabinet parlementer meskipun hanya terdapat dua partai besar (Partai Buruh dan Partai Konservatif). Kalaupun Partai Liberal di Inggris berdiri lagi (pernah bubar pada awal abad ke-20 dan dilanjutkan oleh Partai Buruh), tampaknya Inggris tidak akan mengubah sistem kabinetnya, mengingat faktor tradisi di sana sangat kuat di berbagai bidang kehidupan. The great British tradition, itulah kebanggaan orang-orang Inggris! Kita?

Di mana pun (kecuali di Indonesia?), yang berkoalisi dalam kabinet koalisi itu adalah parpol seideologi atau setidaknya seplatform (kerangka dasar program). Parpol pemenang dalam pemilu menjadi primus inter pares (yang perdana di antara yang sama) dalam kabinet koalisi. Pemimpinnya menjadi perdana menteri. Itu adalah posisi formal parpol pemenang dalam struktur formal kabinet koalisi. Lain lagi persoalannya kalau menyangkut soal wibawa dan kompetensi dari parpol pemenang. Kualitas kabinet koalisi ditentukan oleh kualitas parpol dan menteri-menteri yang tergabung di dalamnya: karakter, reputasi, kompetensi, komitmen, jam terbang. Sesuai dengan hakikat dari suatu koalisi politik, kabinet koalisi bisa mulus dalam satu periode atau bisa juga bubar di perjalanan. Itu biasa.

Di Indonesia, perlu inventarisasi sejarah dan politik. Pernahkah terjadi ada monopoli kekuasaan satu parpol dalam kabinet koalisi, atau sebatas dominasi (hegemoni) saja? Selain itu, juga pernahkah ada kabinet nasionalis saja atau Islam saja? Politik kontemporer di Indonesia sekarang, tampaknya tidak ada yang berani memberikan hanya satu warna ideologi-politik dalam kabinet.

Dilihat dari kualitas menteri-menterinya, kalangan masyarakat terpelajar kota menilai, lebih bisa diharapkan Kabinet Indonesia Bersatu I (KIB I) daripada KIB II. Perjalanan KIB I relatif mulus, KIB II sudah dipertanyakan sejak awal proses pembentukannya. Dalam ukuran hari, DPR jalanan sudah terjadi di beberapa kota di tanah air.

Dilihat dari integritas (karakter) kalangan elite parpol dan orang-orang yang dipasang jadi menteri KIB II, bisakah koalisi Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan belakangan Partai Golkar membentuk koalisi yang harmonis, solid, dan kompak sampai lima tahun? Praktik politik quick yielding (koreh-koreh cok) seketika, sulit diharapkan mampu membangun pemerintahan pusat yang kompeten untuk menyejahterakan rakyat lahir batin. Lebih parah lagi kalau pucuk pimpinan negara menjadi semakin hilang wibawa di mata dan hati sebagian masyarakat intelektual kota, di antaranya karena orang-orang tertentu yang di bawah standar, yang dimanfaatkan untuk melakukan macam-macam lobi politik.

Mengapa penggarisbawahan pada masyarakat terpelajar kota? Karena apakah itu demokrasi atau revolusi, semuanya dimulai dari kota. Pepatah kita mengatakan, ”raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah”. Kalau gonjang-ganjing, kemelut, sengketa, konflik politik terus berlarut-larut, itu namanya politik awet rajet! Awet rajet adalah keadaan dan/atau hubungan yang dipaksakan diteruskan, tetapi sudah tanpa cinta, kasih, duriat, simpati, apalagi empati. Itu saja.***
Andreas Vesalius (1514-1564)
Bapak Anatomi Manusia Modern

Di masa lalu di Eropa, terdapat kepercayaan umum bahwa jumlah tulang rusuk laki-laki kurang satu dari perempuan. Kepercayaan berdasarkan kitab suci ini terus bertahan hingga seorang dokter bernama Andreas Vesalius, melalui sebuah demonstrasi yang sensasional, menunjukkan bahwa kepercayaan tersebut keliru. Jumlah tulang rusuk laki-laki dan perempuan adalah sama.

Andreas Vesalius (disebut juga Andreas van Wesel, Andreas Vesal) lahir di Brussels, Belgia, 31 Desember 1514 dari keluarga dokter. Ayah dan kakeknya adalah dokter yang mengabdi pada Kekaisaran Romawi Suci.

Dengan latar belakang keluarga seperti itu, Vesalius tumbuh sebagai anak dengan minat yang besar pada sains. Saat masih kecil ia sudah tertarik pada pembedahan binatang.

Pendidikan Vesalius di perguruan tinggi dimulai tahun 1528 ketika ia masuk ke Universitas Louvain untuk belajar seni. Namun di tahun 1532, ia memutuskan pindah ke Universitas Paris untuk belajar kedokteran. Di sini ia belajar teori-teori Galen (seorang dokter Romawi terkenal yang ajarannya menjadi pegangan di berbagai universitas di masa itu). Di sini pula ia mengembangkan minatnya pada anatomi dan sering kali ditemukan sedang melakukan penelitian terhadap tulang-tulang di pekuburan dan tempat eksekusi hukuman.

Peperangan antara Prancis dengan Romawi Suci memaksa Vesalius kembali ke Louvain tahun 1536. Tahun berikutnya, Vesalius menyelesaikan pendidikannya dengan tesis mengenai komentar terhadap risalah Almansor of Rhazes (ahli anatomi dari Arab).

Setelah berselisih dengan seorang profesornya, Vesalius kemudian pindah ke Universitas Padua untuk mengambil gelar doktor yang diraihnya di tahun 1537. Di universitas tersebut Vesalius ditawari untuk mengajar ilmu bedah dan anatomi. Saat itu ilmu bedah dan anatomi dianggap kurang penting dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya.

Di saat itu, ilmu bedah dan anatomi diajarkan dengan membaca karya-karya klasik, utamanya karya Galen, diikuti dengan pembedahan binatang oleh tukang bedah, sementara sang pengajar memberi penjelasan bagian demi bagian. Cara mengajar Vesalius berbeda. Ia sendiri yang membedah dan menerangkan bagian-bagian tubuh sambil disaksikan para mahasiswanya. Vesalius mencatat dan menggambarkan pengamatannya dengan teliti untuk dijadikan referensi bagi para mahasiswanya.

Tahun 1539, seorang hakim di Padua yang tertarik pada kerja Vesalius membantunya untuk memperoleh lebih banyak mayat untuk dibedah dengan mengggunakan mayat para kriminal yang dieksekusi mati. Hal ini memungkinkan Vesalius membuat diagram anatomi yang detail dan akurat.

Melalui penelitiannya pada anatomi mayat manusia, Vesalius menemukan berbagai kesalahan dalam karya Galen yang saat itu menjadi pegangan utama dunia kedokteran. Vesalius mengungkapkan bahwa penelitian Galen didasarkan pada anatomi binatang, khususnya monyet. Meski demikian, sebagian orang masih memercayai ajaran Galen. Mereka percaya Galen tidak melakukan kesalahan, hanya saja tubuh manusia mungkin telah berubah sejak Galen melakukan penelitian. Mereka mengecam Vesalius, menyebutnya sebagai orang gila, mencoba menghalangi penunjukan Vesalius menjadi dokter kekaisaran, dan menyebar fitnah.

Vesalius juga mengungkap kesalahan Aristoteles mengenai struktur dan fungsi jantung. Karya monumental Vesalius di tahun 1547, On the Fabric of the Human Body, bertentangan dengan pikiran Aristoteles yang percaya bahwa jantung adalah pusat syaraf. Vesalius percaya bahwa otak dan sistem syaraf adalah pusat pikiran dan emosi, berbeda dengan para pengikut Aristoteles yang percaya bahwa jantung adalah pusat dari tubuh.

Vesalius hidup di zaman ketika ide-ide baru yang bertentangan dengan opini umum dengan mudah bisa dianggap sebagai bidah. Di tahun 1536, Vesalius sempat berselisih dengan para teolog mengenai jantung sebagai pusat jiwa. Pembedahan mayat manusia yang dilakukan Vesalius juga mendapat kecaman dari gereja.

Di tahun 1564, tanpa alasan yang jelas, Vesalius berziarah ke Tanah Suci, Jerusalem. Dalam perjalanan pulang, kapalnya karam. Vesalius meninggal di usia 50 tahun. Muncul rumor bahwa Vesalius berziarah sebagai hukuman dari Dewan Inkuisisi karena ia pernah melakukan autopsi pada seorang bangsawan Spanyol yang jantungnya masih berdetak. Dewan Inkuisisi menjatuhkan hukuman mati, tetapi berkat campur tangan Raja Philip II hukuman tersebut berubah menjadi keharusan melakukan ziarah ke Tanah Suci untuk penebusan dosa. Namun, para sejarawan modern menganggap rumor ini tidak berdasar.***
Komputer Pembaca Pikiran

KOMPUTER pembaca pikiran yang dikembangkan Jerman, untuk pertamakalinya dipamerkan ke publik di ajang pameran teknologi tahunan terbesar di Jerman, CeBIT. Perangkat komputer tersebut memungkinkan penggunanya mengetik atau memainkan game ”Pinball” bukan menggunakan tangan melainkan dengan kekuatan pikiran. Kerumunan pengunjung memadati salah satu arena CeBIT di mana mereka bisa melihat demo komputer pembaca pikiran. Seorang pria duduk pada sebuah meja permainan ”Pinball”, mengenakan penutup kepala yang seluruh permukaannya diliputi elektroda. Penutup kepala tersebut membaca pikiran penggunanya, kemudian menerjemahkannya dalam bentuk menggerakkan sayap untuk memainkan pinball. ”Pria itu hanya berpikir, tangan kiri atau tangan kanan dan elektroda pada penutup kepala mengawasi gelombang otak yang berhubungan dengan pikiran itu. Setelah itu, informasi yang didapatkan elektroda dikirimkan ke komputer yang kemudian menggerakkan pengontrol pinball,” kata ilmuwan Michael Tangerman dari Berlin Brain Computer Interface. Teknologi ini diciptakan tak sekadar untuk kesenangan, tetapi juga dirancang agar suatu hari nanti bisa menyelamatkan hidup seseorang. Ilmuwan yang mengembangkan komputer ini masih terus melakukan riset untuk mencari cara agar bisa memonitor otak pengendara mobil guna meningkatkan waktu reaksi ketika menghadapi kecelakaan.
Aplikasi Pencari Jejak Laptop Hilang

BAGI pemilik laptop yang kurang hati-hati, bisa saja gadget kesayangannya itu tiba-tiba raib digondol maling. Siapa sih yang mau laptopnya hilang? Mungkin bukan hanya masalah uang, tetapi data yang ada di dalamnya yang membuat kita sedih bila sampai kehilangan laptop. Namun dengan adanya GadgetTrak, kini apabila laptop Anda hilang entah ke mana, Anda bisa sedikit tenang. Lalu bagaimana cara kerjanya? Dengan memasang aplikasi GadgetTrak dan membayar layanan mereka sebesar 25 dolar AS per tahun, Anda bisa tidur tenang. Pada saat Anda tertimpa nasib nahas yaitu kehilangan laptop, Anda bisa mengaktifkan aplikasi ini secara nirkabel dengan aplikasi berbasis web. Saat itu juga, aplikasi ini akan mengirim data lokasi berikut dengan foto si pencuri dengan memanfaatkan webcam yang ada di laptop. Tentu saja, untuk dapat mengirim data dan foto tersebut, laptop Anda yang dicuri harus dalam keadaan aktif dan tersambung dengan wi-fi. Lalu bagaimana jika si pencuri tidak menggunakan wi-fi? Berarti laptop Anda tidak bisa terdeteksi keberadaannya, sebab data lokasi yang dikirim merupakan data lokasi yang diambil dari koneksi wi-fi yang bisa memberikan akurasi sampai dengan 10-20 meter. Semua data yang diambil termasuk lokasi serta wajah si pencuri akan dikirim langsung lewat pos-el atau ke situs layanan sharing foto milik Yahoo dan Flickr. GadgetTrak bisa juga berjalan pada platform BlackBerryOS, MacOS X (iPhone), serta Windows Mobile.
Perak Bisa Mencegah Infeksi

Sebelum penemuan antibiotik, ahli bedah biasa menjahit luka bekas pembedahan menggunakan benang tenun dengan bahan perak. Mereka percaya bahwa perak bisa mencegah infeksi. Selain digunakan untuk campuran benang operasi, pada masa Perang Dunia I, perak pun digunakan untuk melapisi pembalut luka karena diyakini dapat membantu menyelamatkan hidup. ”Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perak merupakan antimikroba kuat yang tidak menimbulkan iritasi dan tidak beracun,” kata Valerie Edwards Jones dari Manchester Metropolitan University. Jones menambahkan, perak terbukti dapat membunuh hingga 650 mikroba patogen. Hal itu disebabkan perak terdiri atas ribuan ion-ion yang dapat mencegah penyebaran bakteri, virus dan jamur dengan cara memasuki sel dan menonaktifkan protein. Dengan demikian, mikroba tidak bisa berkembang biak dan mati, serta akan mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Peneliti lainnya, Richard Hastings dari BioCote, menyebutkan bahwa perak dapat mengurangi kadar bakteri hingga 99 persen ketika dipadukan dengan berbagai peralatan rumah sakit. ”Hal ini akan mengurangi risiko infeksi superbug seperti MRSA, E-coli, dan salmonella,” kata Hastings. Perak juga efektif mengobati gangguan kulit, seperti bekas terbakar dan luka. Contohnya terdapat pada perban perak yang saat ini banyak digunakan untuk membantu pemulihan luka. Perak pun dapat mengatasi penyakit kulit seperti eksem dan psiorasis. Meksi demikian, diperlukan studi lebih lengkap untuk mengetahui apakah perak dapat digunakan untuk penggunaan internal. Karena jika dikonsumsi langsung, pasien berisiko mengalami perubahan warna kulit.
Rumah Darurat dengan Panel Surya

Tujuan rancangan berupa ruangan serbaguna memang tidak disebutkan oleh perusahaan perancang interior asal AS, Bellomo Architects. Namun, kalau kita amati sekilas, rancangan mereka ini menyerupai ruangan serbaguna atau bisa juga dimanfaatkan untuk rumah darurat bagi korban bencana alam. Hasil rancangan yang mereka namai House Arc, dibuat oleh Bellomo Architects, adalah sebuah bangunan dengan sistem modul yang bisa dipasang sendiri oleh siapa pun dengan mudah. Pada saat belum terpasang, House Arc mempunyai dimensi yang cukup kecil sehingga memudahkan dalam pengiriman ke suatu tempat. Dalam keadaan terpasang, House Arc mempunyai luas sekitar 13 m2 dengan ukuran 121 x 304 x 91 cm dan juga bisa digabung dengan beberapa House Arc. Bobotnya pun cukup ringan, yaitu sekitar 1.360 kg karena menggunakan bahan kayu dan besi pipa sebagai tiang-tiangnya. House Arc juga dilengkapi dengan panel surya di bagian atapnya sehingga bisa menghasilkan energi listrik, di mana hal ini tentu sangat berguna bila House Arc ditempatkan di daerah bencana yang umumnya kesulitan dalam hal pasokan listrik.
Tobat yang Diterima

DIRIWAYATKAN dari Said Saad bin Malik Sinan al Khudri r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Pernah terjadi pada orang-orang sebelum kalian, ada seorang lelaki telah membunuh 99 orang. Kemudian ia bertanya tentang seseorang yang paling alim di antara penduduk bumi. Ditunjukkanlah ia kepada seorang rahib (pendeta Bani Israil). Ia lalu mendatangi rahib itu, seraya bercerita ia telah membunuh 99 orang. Lalu bertanya, apakah ia masih mempunyai kemungkinan bertobat? Ternyata pendeta itu menjawab, ”Tidak!” Pendeta itu pun ia bunuh. Genaplah menjadi seratus nyawa yang dibunuh.

Kemudian ia bertanya lagi tentang seorang yang paling alim di atas muka bumi ini. Ia ditunjukkan kepada seorang lelaki alim. Ia pun menghadap, seraya mengatakan dirinya telah membunuh seratus jiwa. Apakah masih ada kemungkinan baginya untuk bertobat? Orang alim itu menjawab, ”Ya! Siapakah yang berhak menghalang-halangi orang untuk bertobat? Pergilah kamu ke suatu kota, sebab di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan janganlah kembali ke kotamu, karena kotamu itu kota yang jelek.”

Lelaki itu berangkat, hingga ketika ia telah menempuh separuh perjalanan, maut menghampirinya. Malaikat rahmat dan malaikat azab saling bertengkar memperebutkannya. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertobat dan menghadapkan hatinya kepada Allah.” Malaikat azab (yang bertugas menyiksa hamba Allah yang berbuat dosa) menyahut, ”Orang ini sama sekali tidak pernah melakukan kebaikan.”

Akhirnya ada satu malaikat yang menyaru sebagai manusia mendatangi mereka. Lalu kedua malaikat yang sedang bertengkar itu menjadikannya sebagai pemutus perkara. Malaikat pemutus perkara itu berkata, ”Ukurlah jarak antara dua kota (jarak antara tempat meninggalnya si pembunuh dengan kota asalnya dan antara dia dengan kota tujuannya). Mana di antara kedua kota itu yang lebih dekat dengan tempat meninggalnya. Maka, itulah bagiannya.

Para malaikat itu lalu mengukur, ternyata mereka mendapati bahwa si pembunuh itu lebih dekat ke kota yang dituju. Oleh karena itu, malaikat rahmatlah yang berhak mengambil roh orang tersebut." (Mutttafaqun alaih)

Pada riwayat lain dalam kitab ash-shahih disebutkan, "Kemudian Allah SWT. memerintahkan daerah yang hitam itu supaya menjauh dan memerintahkan daerah yang baik itu supaya mendekat dan menyuruh para malaikat itu agar mengukurnya. Kemudian mereka mendapatkan daerah yang baik itu sejengkal lebih dekat, maka diampunilah dia."

Subhanallah, betapa indah gaya tutur Rasulullah dalam memberikan taujih dan nasihat, yaitu dengan tamsil atau perumpamaan yang realistis. Betapa luas pintu taubat Allah, sebesar, sekelam, dan sehitam apa pun dosa kita jika kita bersungguh-sungguh untuk kembali kepada-Nya, insya Alah, Dia akan menerima tobat kita.

Tobat artinya kembali, kembali dari maksiat menuju taat, kembali dari jalan setan menuju jalan Allah. Para ulama sepakat bahwa tobat dari perbuatan dosa adalah wajib, sebagaimana firman-Nya, "Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung." (Q.S. Hud [11]: 3).

Allah SWT, mengilhami manusia jalan yang buruk dan yang baik. Oleh karena itu, tidak jarang dalam perjalanan hidupnya, manusia terjatuh dan tergelincir ke dalam lembah dosa dan maksiat, baik yang bersifat vertikal berhubungan langsung dengan Allah, seperti meninggalkan salat, puasa, zakat, dan ibadah mahdoh lainnya, ataupun dosa yang berhubungan dengan sesama manusia, seperti bergosip, korupsi, dan memfitnah.

Banyak faktor yang menjadikan manusia terjatuh melakukan perbuatan dosa di antaranya, pergaulan yang salah, kurangnya ilmu, sedikitnya hasrat untuk mendalami agama, dan selalu mengikuti hawa nafsu. Oleh karena itu, untuk meminimalisasi perbuatan dosa, seyogianya kita selalu mendekatkan diri kepada Allah, berteman dengan orang saleh, memahami ajaran-ajaran agama, selalu beristighfar memohon ampunan Allah SWT, dan berusaha untuk mampu mengendalikan hawa nafsu. Namun, jika kita lalai sehingga tergelincir berbuat dosa, bersegeralah memohon ampunan Allah (Q.S. Ali Imran [3]: 133) dan bertobat kepada Allah SWT., dengan tobat yang sebenar-benarnya (tobatan nashuha). (Q.S. At-tahrim [66]: 8)

Bagimanakah cara kita bertaubat, sehingga tobat kita layak diterima oleh Allah SWT. Para ulama membagi dan memberikan petunjuk cara bertobat. Yang pertama, bertobat dari dosa yang berkaitan langsung dengan Allah. Tobatnya harus memenuhi tiga syarat.

1. Menghentikan perbuatan dosa (an yuqlia anilmasiat).
2. Menyesali dosa yang telah dilakukan (an yandama alaa filihaa).
3. Bertekad untuk tidak melakukan dosa itu selama-lamanya (an yazima allaa yauuda ilaihaa abadan).

Apabila salah satu dari tiga syarat itu tidak terpenuhi, tobatnya tidak sah. Yang kedua. Bertobat dari dosa yang berhubungan dengan sesama manusia. Syaratnya ada empat, yaitu tiga syarat yang telah disebutkan, ditambah dengan satu syarat lainnya, yakni harus menyelesaikan urusannya dengan orang yang bersangkutan (an yabroa min haqqi shoohibihaa). Apabila berkaitan dengan harta benda (mencuri, korupsi, merampok), harta itu harus dikembalikan kepada pemiliknya. Jika kita pernah menuduh atau memfitnahnya, kewajibannya adalah menyerahkan diri kepada orang yang mempunyai hak atau meminta maafnya. Jika berhubungan dengan mengumpat atau menggosip, ia harus minta dihalalkan (dibebaskan).

Rasulullah saw. adalah orang yang di-mashum, makhluk terbaik dan Allah pun telah mengampuni dosanya, baik yang sudah berlalu maupun yang akan datang. Namun, Beliau tetap membaca istigfar dan bertobat sebanyak seratus kali dalam sehari. Beliau bersabda, "Yaa ayyuhannaasu tuubuu ilallohi, fainnii atuubu filyaumi miata marotin." Artinya, "Wahai sekalian manusia, bertobatlah kamu sekalian kepada Allah dan mohonlah ampunan kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertobat seratus kali setiap harinya." (H.R. Muslim).

Sudah sepantasnya diri kita yang setiap hari bergelimang dan berlumur dosa untuk senantiasa memohon ampunan dan bertobat kepada Allah dari segenap dosa yang telah diperbuat. Perlu kita pahami, istigfar dan tobat yang kita lakukan tidak menambah kebesaran Allah karena memang Dia sudah Mahasempurna. Namun, apa yang kita lakukan itu manfaatnya kembali kepada diri kita, yakni menjadikan kita termasuk orang-orang yang beruntung. Untuk itu, marilah kita resapi firman Allah SWT, "Maka, Allah mengilhami kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. As-Syams [91]: 8-10)

Akhirnya, kita bermohon kepada Allah, agar senantiasa membimbing, memberi perlindungan dan pertolongan kepada diri kita, untuk selalu berada di jalan-Nya dan memberikan ampunan serta menerima tobat kita. Amin. Wallahu alam bishawab.***
Mukjizat Nabi Muhammad S.A.W
Mukjizat Muhammad adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki nabi Muhammad untuk membuktikan kenabiannya.[1] Dalam Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an. Selain itu, Muhammad juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi'raj dalam tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan. Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Muhammad adalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Muhammad.

Sebelum masa kenabian...
Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian, Muhammad sudah diliputi banyak mukjizat. Muhammad dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan Arab, Bani Hasyim. Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah menuliskan Muhammad memperoleh namanya dari mimpi ibunya,[2] Aminah binti Wahab ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan "pemimpin umat". Mimpi itu juga yang konon menyuruhnya mengucapkan, "Aku meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan pendengki." Kisah Aminah dan Abdul Muthalib juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad adalah anak yang luar biasa[3] Berikut ini adalah mukjizat yang terjadi pada saat kelahiran dan masa kecil Muhammad:
* Aminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat mengandung Muhammad tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
* Saat melahirkan Muhammad, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
* Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
* Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
* Halimah binti Abi-Dhua'ib, ibu susuan Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya.[4] Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa'd, ia menerima Muhammad. Selama dengan Halimah, Muhammad hidup nomaden bersama Bani Sa'd di gurun Arab selama empat tahun.[5]
* Abdul Muthalib, kakek Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka'bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka'bah berbicara,[6] "Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini."[7]
* Dikisahkan saat Muhammad berusia empat tahun[8], ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa'd dari suku Badui. Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah.[9] Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, "membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju."[10] Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad diisra'kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.[11]
* Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.[12]
* Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah "stempel kenabian" (tanda kenabian) di kulit punggungnya.[13]

Pada masa kenabian...
* Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Muhammad.[14]
* Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
* Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan[15]
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika ia duduk di sekitar Ka'bah dengan Abu Bakar.[16]
* Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat.[17]
* Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir.
* Seekor srigala berbicara kepada Muhammad.[18]
* Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan shalat Isya'.
* Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Muhammad.
* Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.
* Dua Sahabat Nabi saw dibimbing oleh cahaya.[19]
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.[20]
* Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.[21]
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.[22][23][24]
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad.[25]
* Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.[26]
* Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan.[27]
* Berbicara dengan gunung untuk mengelurkan air bagi Uqa'il bin Abi Thalib yang kehausan.
* Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
* Merubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.
* Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.[28]
* Tubuh Muhammad memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin 'Utsman pada Perang Hunain.
* Tanah yang dilalui oleh unta Muhammad diperpendek jaraknya oleh Jibril, sebelah sisi kirinya dijaga oleh Mikail dan mendung menaunginya.[29
* Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan Nama Allah.[30]
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.[31]
* Roti sedikit cukup untuk orang banyak.[32]
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.[33]
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.[34]
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.[35]
* Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad. [36]
* Air memancar dari sela-sela jari.[37] Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.[38][39]
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit atas ijin Allah.[40]
* Menyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan sakit sedikit pun.
* Mata Qatadah terluka pada Perang Uhud, sehingga jatuh dari kelopaknya, kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
* Mendo'akan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
* Mendo'akan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.[41]
* Menyembuhkan daya ingat Abu Hurayrah yang pelupa.[42]
* Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam perang Khaibar.[43]
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.
* Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
* Menyambung tangan orang Badui yang tangannya putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri setelah menampar Muhammad.
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian do'a tersebut dikabulkan.[44]
* Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.[45]
* Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya karena dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor karena kencingnya selalu mengenai pakaian shalat.[46]
* Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.[47]
* Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad. [48]
* Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad[49]
* Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi "bapak para khalifah" yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun. [50]
* Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.[51]
* Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.[52][53]
* Isra ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram lalu Mi'raj ke Sidratul Muntaha dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab tahun 11 Hijriah.
* Menerima Al-Qur'an sebagai Firman Tuhan terakhir padahal ia seorang yang buta huruf.