Maksimalkan Tanggap Darurat
Presiden Persilakan Negara Asing Bantu Indonesia

JAKARTA, (PR).-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta jajaran TNI dibantu Polri untuk memaksimalkan pengerahan satuan tanggap darurat, termasuk logistiknya dalam menangani korban bencana gempa di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Selain itu, SBY pun mempersilakan negara asing yang ingin membantu.

"Dalam keadaan yang diperlukan untuk tanggap darurat, kalau memang ada yang bisa lebih cepat ke sana dan ada kerja sama antar-ASEAN dan negara sahabat, silakan saja. Tetapi tetap kendali ada di tangan kami," ujar SBY di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, sesaat sebelum bertolak ke Sumatra Barat, Kamis (1/10).

Dituturkan ketika terjadi gempa di Jawa Barat bulan lalu, pemerintah menolak bantuan asing karena melihat skala gempa yang tidak luas. SBY menilai bantuan yang diberikan negara asing adalah hal yang biasa. Namun demikian, pemerintah Indonesia mengapresiasi bantuan yang ditawarkan. "Namun yang utama, kerahkan dulu tenaga kita," ujar SBY yang baru tiba dari AS ini.

"Karena itu, kepada TNI/Polri diminta penyelamatan korban sebanyak mungkin, selamatkan warga yang bisa diselamatkan. Jangan berhenti sampai 10 hari atau 2 minggu, karena banyak cerita orang yang terkurung di bawah reruntuhan masih bisa diselamatkan," katanya.

Panglima TNI diminta mengerahkan kekuatan lebih, terutama untuk tanggap darurat, terutama tenaga medis dengan peralatan bedahnya. Seperti halnya saat terjadi gempa di Yogya, peralatan-peralatan zeni untuk mengatasi reruntuhan-reruntuhan dan kemungkinan menyelamatkan mereka yang berada di dalam timbunan reruntuhan itu.

"Logistik utama yang diperlukan. Saya minta helikopter, sarana transportasi bisa dimaksimalkan. Tenaga medis kalau memang harus dua unit, silakan! Kalau kelebihan tidak apa-apa," katanya.

Dikatakan Presiden, gempa di Sumbar berbeda dengan tsunami di mana sedikit sekali yang bisa diselamatkan. Namun berdasarkan pengalaman penanganan gempa Yogya dan Klaten, ada banyak yang masih bisa diselamatkan dari reruntuhan jika pembedahan cepat dan peralatan untuk itu tersedia.

"Kesimpulannya, khusus jajaran TNI dibantu Polri, pengerahan satuan tanggap darurat, termasuk logistiknya bisa dimaksimalkan. Anggaplah korbannya besar, dari pada nanti kita underestimate," kata Presiden menegaskan lagi.

Di tempat yang sama, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, sejumlah negara mengajukan tawaran batuan tanggap darurat melalui Angkatan Bersenjatanya, yaitu dari Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat. TNI sendiri, tuturnya, telah mengerahkan kekuatan zeni, Kostrad, dan medis dari Medan, Lampung, dan Bengkulu menuju lokasi bencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar