Memupuk Diri dengan Ilmu
Takutlah akan suatu keadaan ketika hal itu tidak dapat menolong kita di dunia dan bisa menjerumuskan kita di akhirat. Keadaan berbahaya itu adalah keadaan terbelakang dan miskin ilmu. Bukankah Allah Swt telah berfirman bahwa orang berilmu itu akan ditinggikan beberapa derajat? Dengan demikian, keadaan tidak berilmu akan membuat kita terpuruk dalam kehidupan dunia dan ujungnya menderita dalam kehidupan akhirat. Dua keadaan yang sama-sama merugi. Seperti juga tersirat dalam perkataan Nabi Muhammad saw., ”Barang siapa yang menginginkan dunia, maka wajiblah baginya ilmu. Barang siapa yang ingin akhirat, maka wajib baginya untuk mencari ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan dunia dan akhirat, maka wajib baginya untuk mencari ilmu.”
Siapa pun niscaya tidak ingin disebut terbelakang karena memang berbanding lurus dengan kehinaan. Oleh karena itu, patutlah kembali kita renungkan sebuah figur yang brilian dalam sejarah kehidupan manusia, yaitu Nabi Muhammad saw. yang telah menyelamatkan bangsa Arab dari keterbelakangan (jahiliah) dan menerangi dunia dengan cahaya ilmu pengetahuan.
Seorang Nabi Muhammad saw. dapatlah menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun sebuah bangsa dengan etos kerja yang keras sekaligus cerdas serta akhlak yang tinggi. Beliau adalah sosok yang menanamkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan, sehingga beliau pun bersabda, ”Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina sekali pun.” Artinya, tidaklah menjadi suatu kendala bagi kita untuk menghabiskan waktu dan pergi ke tempat yang jauh sekalipun, untuk mendapatkan ilmu. Hakikatnya adalah belajar kontinu hingga ajal menjemput sekalipun.
Ilmu pengetahuan laksana hamparan laut yang sangat luas dan dalam. Bahkan lautan ilmu seolah tidak bertepi dan tanpa batas akhir. Dengan demikian, ilmu pengetahuan akan membentuk manusia menjadi lebih berkualitas. Lebih dari itu, ilmu pengetahuan adalah sarana menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dalam Alquran surat al-Mujaadilah ayat 11, Allah Swt berfirman, ”...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa selain keimanan, ilmu pengetahuan juga memiliki fungsi yang signifikan dalam menentukan derajat seseorang. Betapa tidak? Bukankah orang yang berilmu pengetahuan ibarat gula yang mengundang banyak semut? Ia akan menjadi jalan berkah, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Orang-orang pun tentu akan memuliakannya karena ingin mendapat manfaat darinya.
Terlebih lagi, jika orang yang berilmu itu ikhlas dalam mengamalkannya sebagaimana yang dituntunkan dalam Islam, niscaya Allah akan memberikan balasan yang setimpal. Kala maut menjemput dan putuslah segala amal, maka yang akan terus mengalir adalah pahala dari ilmu yang bermanfaat. Sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang berbuah menjadi amal. Sebaik- baik amal adalah amal yang ikhlas.
Benarlah adanya bahwa semua akan bisa kita hadapi dengan ilmu. Bagaimana mungkin kita bisa menyikapi segala perubahan tanpa ilmu kita yang bertambah? Jika kondisi perubahan di sekeliling kita tidak diimbangi dengan pertambahan ilmu, maka yang ada hanyalah emosi dan ketegangan.
Oleh karena itu, sejak saat ini kita harus mulai menanamkan komitmen kepada setiap anak bangsa untuk senantiasa mencintai ilmu. Dari sekarang, kita harus mulai mencanangkan program belajar tiada henti, baik untuk diri sendiri maupun generasi mendatang. Di mana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun, seluruh aktivitas kita harus memiliki muatan ilmu. Kita harus membebaskan diri dari belenggu kebodohan dengan ilmu.
Hanya orang yang terus meng-upgrade dirinya dengan ilmu yang akan hidup dalam samudra kearifan dan lebih bijak memandang kehidupan. Bangsa yang dipenuhi oleh orang-orang berilmu, layaknya sebuah kapal yang kokoh di lautan luas. Dia tidak akan oleng dan tenggelam dihantam badai karena muatannya sarat dengan orang-orang yang berilmu.
Meski demikian, kita juga harus menanamkan keyakinan pada setiap diri bahwa ilmu apa pun yang kita miliki adalah karunia Allah semata. Dengan demikian, kita menyadari bahwa ilmu yang kita peroleh merupakan bagian dari amanah yang Allah titipkan kepada kita.
Kita memang harus menggunakan waktu yang sangat singkat di dunia ini untuk menuntut ilmu yang bermanfaat bagi agama dan bagi kemaslahatan diri serta sesama. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa menambah ketakwaan kepada Allah. Ilmu yang bisa menambah kemampuan kita untuk melihat cacat dan cela diri sendiri. Ilmu dapat mengurangi kegilaan kita kepada materi keduniaan, juga dapat menambah cinta kita kepada kampung akhirat. Ilmu dapat membuka mata kita terhadap hal-hal yang merusak amal-amal kita. Hendaknya kita takut terhadap ilmu yang tidak bermanfaat karena tidak hanya akan membawa kemudaratan di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.
Akhirnya, apabila setiap individu di negeri ini telah memiliki komitmen tentang betapa pentingnya penguasaan ilmu, maka insya Allah, secara otomatis tingkat kepedulian terhadap pendidikan pun akan semakin tinggi. Melalui pendidikan yang baiklah, kita bisa membangun pribadi-pribadi unggul, yang insya Allah dapat menopang bangsa ini menjadi bangsa yang unggul dan berkualitas. Wallahualam.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar