”Internet Banking”, Meski Aman, Tetap Harus Waspada
Berbicara tentang e-banking, tak akan lepas dari membicarakan internet banking. Setelah ATM dan phone banking, dunia perbankan kini dilengkapi juga dengan internet banking. Teknologi ini merupakan jawaban atas tantangan masyarakat dunia modern yang menginginkan gaya hidup yang semakin mudah, cepat, andal, nyaman, dan murah.
Layanan internet banking memungkinkan nasabah untuk melakukan hampir semua jenis transaksi perbankan melalui internet, khususnya melalui situs web. Lewat sarana ini, setiap orang dapat melakukan pengecekan rekening, transfer dana, pembelian voucher telefon seluler, hingga pembayaran tagihan rekening listrik, telefon, dan air.
Internet banking telah ada di dunia sejak tahun 1994. Stanford Federal Credit Union merupakan lembaga keuangan pertama di dunia yang menggunakan internet banking melalui situsnya yang dirilis pada Oktober 1994. Saat ini, hampir sebagian bank besar di Indonesia telah menyediakan layanan internet banking.
Seiring perkembangan internet, internet banking mulai menjadi primadona di kalangan nasabah bank setelah ATM dan phone banking. Kemudahan bertransaksi dengan fitur yang lengkap tanpa harus keluar dari rumah, merupakan kelebihan internet banking yang tidak dapat ditandingi oleh teknologi e-banking lainnya.
Ancaman keamanan
Meskipun menawarkan kemudahan, tetap saja ada ancaman keamanan yang mengintai. Biasanya, ancaman ini ditujukan kepada pihak pengguna yang notabene lemah dari sisi kesadaran berteknologi. Beberapa ancaman yang sering muncul, antara lain:
Typo-site atau website forging merupakan teknik membuat situs yang memiliki domain dan tampilan yang mirip dengan situs aslinya. Tujuannya, mendapatkan username dan password pengguna. Misalnya saja, situs dengan nama netbank.com. Kembaran situs ini biasanya memiliki nama-nama yang mirip, seperti: net-bank.com, net_bank.com, atau netibank.com.
Key-logger adalah virus atau trojan yang tersembunyi dan bertugas merekam setiap input ketikan tombol user keyboard. Aplikasi ini tertanam di komputer tanpa diketahui pengguna dan bertugas mendapatkan username dan password akses pengguna ke suatu situs.
Man in the middle attack, aktivitas seorang cracker (sebutan untuk hacker jahat) yang menyadap informasi dari pengguna. Informasi yang disadap bisa berupa password, username, dan pesan elektronik. Kejadian ini biasanya menimpa pengguna yang menggunakan komputer di lingkungan umum seperti warnet dan free hotspot.
Mengutamakan keamanan
Di dunia ini memang tidak ada yang seratus persen aman. Meskipun begitu, pihak bank selalu mengusahakan yang terbaik dalam hal keamanan situs dan transaksi online nasabahnya. Beberapa teknik pengamanan yang biasanya digunakan oleh bank antara lain:
Penerapan teknologi secure socket layer (SSL) 128 bit dan secure HTTP (HTTPS), yang berfungsi mengenskripsi informasi yang dikirimkan pengguna. Sehingga, ketika terjadi man in the middle attack, informasi tetap aman dan tidak bisa dibaca oleh penyadap.
Melengkapi nasabah dengan alamat pengamanan tambahan berupa token PIN. Alat ini berfungsi menghasilkan PIN yang selalu berganti ketika nasabah melakukan transaksi.
Memasang sertifikat di situsnya sebagai proteksi tambahan. Sehingga, nasabah bisa membedakan antara situs asli dan situs gadungan dengan melihat peringatan di browser.
Penggunaan firewall dan antivirus untuk mencegah akses ilegal di jaringan perbankan.
Kesadaran berteknologi
Meskipun pihak bank selaku penyedia layanan internet banking telah meningkatkan pengamanan layanannya, tetap saja sasaran yang paling empuk adalah pengguna layanan. Titik kelemahannya ada pada minimnya kesadaran berteknologi pengguna. Misalnya, pengguna berbagi kode PIN, selalu mengklik "Yes" ketika muncul notifikasi di komputer, dan lupa logout.
Berikut beberapa tips agar aman bertransaksi menggunakan internetbanking.
*Selalu periksa kembali alamat situs layanan internet banking yang di ketikan di address bar. Pastikan bahwa alamat situs telah lengkap, tidak kurang, dan tidak lebih.
*Bila muncul peringatan sertifikasi situs saat mengakses internet banking, sebaiknya batalkan akses dan periksa ulang alamat situs. Biasanya, situs internet banking telah disertifikasi secara internasional sehingga tidak akan muncul peringatan sertifikasi.
*Disarankan untuk tidak mengakses situs internet banking di tempat-tempat publik dan kurang terpercaya, seperti di komputer warnet, komputer kantor, komputer teman, dan free hotspot. Lebih diutamakan menggunakan komputer pribadi.
*Tetap rahasiakan informasi apa pun dan kepada siapa pun terkait dengan akses internet banking yang dimiliki, termasuk: username, password, dan PIN. Ubahlah password dan PIN secara berkala.
*Jika menemui keganjilan apa pun, hentikan kegiatan dan jangan lagi memasukkan password atau informasi sensitif lainnya. Tanyakan kepada orang yang dipercaya atau costumer support bank bersangkutan.
*Meskipun tidak menjamin 100 persen aman, pasanglah antivirus dan firewall untuk menghindari key-logger.
*Hindari mengakses situs porno dan situs penyedia aplikasi game gratisan. Biasanya, virus dan trojan key-logger menumpang dalam situs ini.
*Untuk keamanan maksimal dan terhindar dari man in the middle attack serta virus dan trojan, gunakan komputer dengan sistem operasi yang aman dan bebas dari virus dan trojan, seperti Linux dan Macintosh.
*Selalu klik logout setelah selesai menggunakan internet banking.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar