Mengenal Teknologi "Autochoke" Skutermatik

MENGENDARAI skutermatik di tengah kondisi lalu lintas perkotaan yang macet memang nyaman dan menyenangkan, karena tinggal memainkan gas dan rem saja. Keunggulan skutermatik tidak hanya itu, ternyata mesinnya didesain untuk mudah dihidupkan dengan bantuan teknologi autochoke. Saat ini semua pabrikan sepeda motor Jepang yang menjual skutermatik di Indonesia telah melengkapi produknya dengan teknologi autochoke.

Teknologi choke sebenarnya sudah lama dikenal para pengguna sepeda motor Indonesia. Peranti choke membantu mesin sepeda motor yang berada dalam kondisi suhu dingin untuk cepat hidup. Caranya dengan menarik tuas choke, sehingga membantu memperbanyak debit bahan bakar agar mesin lebih cepat hidup.

Namun kini para pengendara skutermatik tidak perlu lagi repot menarik tuas choke, karena semuanya sudah dilakukan secara otomatis. Artinya peranti choke akan bekerja sendiri begitu terdeteksi mesin susah hidup, sehingga pabrikan menyebut teknologi ini dengan sebutan autochoke.

Prinsip kerja autochoke memanfaatkan thermowax untuk menggerakkan starter plunger bekerja membuka atau menutup. Pada saat kondisi mesin tidak hidup atau menyala dan temperatur dapur pacu masih dingin, maka volume thermowax berukuran kecil, sehingga starter plunger bergerak untuk membuka lubang choke. Artinya starter jet terbuka yang mendorong aliran bahan bakar lebih banyak ke mesin, sehingga dapur pacu skutermatik lebih mudah hidup.

Alasan utama mengapa peranti autochoke memanfaatkan wax karena peranti ini sangat peka terhadap pergerakan suhu panas atau dingin. Wax bisa memuai menjadi besar kalau tersentuh suhu panas akibat arus listrik yang mengalir ke PTC (positive temperature coefficient) heater.

Hasilnya ketika mesin sudah bekerja dan panas, maka wax mengembang dan menutup starter jet. Akibatnya choke akan berhenti secara otomatis dan konsumsi bahan bakar diatur sesuai dengan besarnya putaran mesin dan putaran gas. Peranti choke berhenti bekerja bila suhu mesin sudah mencapai 80 derajat celsius.

Meski prinsip kerjanya sama, namun setiap pabrikan skutermatik ternyata menggunakan teknologi berbeda. Suzuki menggunakan sensor suhu untuk mengatur kerja autochoke. Sementara Yamaha memanfaatkan teknologi thermoswitch untuk mengatur waktu arus listrik mengalir ke komponen PTC heater dan memutuskan kerja autochoke dengan memakai temperatur suhu mesin.

Khusus Honda Vario menggunakan dua macam sensor, yaitu ignition pulse dan engine coolant temperature (ECT) sensor. Model lainnya BeAT hanya dilengkapi dengan sensor ignition pulse tanpa teknologi ECT.

Pertanyaan apakah autochoke memerlukan perawatan? Pabrikan sepeda motor menyatakan autochoke tidak perlu perawatan atau free maintenance. Ini karena autochoke terdiri dari komponen tidak terlalu kompleks, sehingga jarang mengalami kerusakan. Namun begitu, ada komponen yang perlu diperhatikan seperti PTC heater yang bisa putus atau terbakar.

Bila hal itu terjadi, maka disarankan untuk mendatangi bengkel rujukan karena peranti autochoke harus diganti dengan yang baru. Proses menggantinya adalah dengan cara melepas autochoke dari dudukannya di karburator dan kemudian memasang yang baru. Namun sebaiknya tindakan ini dilakukan oleh mekanik ahli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar