Belajar Menjaga Lisan

SUATU hari, Luqmanul Hakim diminta oleh majikannya untuk menyembelih seekor domba. Majikannya berkata, "Sembelihlah seekor domba, kemudian berikanlah kepada saya dua bagian tubuh dari domba yang paling baik." Maka, Luqman memberikan kepada majikannya lidah dan hati domba. Setelah itu, majikannya kembali memerintahkan Luqman untuk menyembelih seekor domba lagi dan meminta Luqman, "Buanglah dua bagian dari tubuh domba itu yang paling buruk!" Lalu Luqman pun membuang lidah dan hati domba tersebut.

Mendapati hal itu, majikannya berkata, "Hai Luqman, saya memerintahkanmu untuk memberikan kepadaku dua bagian tubuh domba yang paling baik, lalu engkau pun memberikan lidah dan hatinya. Berikutnya, aku memerintahkanmu untuk membuang dua bagian tubuh domba yang paling buruk, engkau pun membuang lidah dan hatinya, mengapa begitu, wahai Luqman?"

Luqmanul hakim menjawab, "Wahai Tuan, tidak ada bagian tubuhnya yang lebih baik dari keduanya, jika keduanya baik. Dan tidak ada bagian tubuhnya yang paling buruk dari keduanya, jika keduanya buruk."

Dari Abu Sa`id Al-Khudri, Rasulullah saw. bersabda, "Jika seorang anak Adam telah masuk waktu pagi, seluruh tubuhnya akan tunduk kepada lidahnya, lalu mereka berkata, `Takutlah kepada Allah demi kami karena nasib kami bergantung kepadamu, jika kamu lurus, kami pun lurus dan jika kamu bengkok, kami pun bengkok`." (H.R. Tirmidzi).

Dari Syaqiq r.a. dia mengatakan, suatu hari Abdullah bin Umar telah ber-talbiyah di atas bukit Shafa, kemudian ia berkata, "Wahai lisan, berkatalah yang baik, kamu akan beruntung. Diamlah, maka kamu akan selamat sebelum kamu menyesal." Kemudian orang-orang bertanya, "Wahai Abu Abdurrahman, apakah ini sesuatu yang kamu ucapkan atau kamu dengar?" Abdullah r.a. menjawab, "Tidak, tetapi aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ’Kebanyakan kesalahan yang diperbuat Bani Adam itu terletak pada lisannya’." (H.R. Ath Thabrani dan Ibnu Asakir).

Seorang Muslim akan selalu berupaya untuk menjaga lisannya dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Sebab, dari lisan, bermula kisah manis, dari lisan pula akan terdengar kata pahit. Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna." (Q.S. Al-Mu`minun:3).

Seorang Muslim akan selalu berhati-hati dan menjaga lisannya. Sebab ia yakin, apa pun yang diucapkannya, pasti ada yang mengawasinya, walaupun ketika ia mengatakan sesuatu, tidak ada seseorang yang ada di sekelilingnya. Tapi Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar.

Allah SWT berfirman, "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Q.S. Qaf:18).

Seorang Muslim akan selalu menghindarkan dirinya dari menggunjing orang lain, selalu berupaya untuk hati-hati menjaga lisannya, dan selalu berkata baik atau lebih memilih diam. Allah SWT berfirman, "...Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain...." (Q.S. Al-Hujurat:12)

Dari Abu Musa Al-Asy`ari, suatu ketika ia bertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, siapakah di antara kaum Muslimin yang paling mulia?" Rasulullah menjawab, "Orang yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (Mutafaq Alaih).

Dalam kesempatan yang lain, dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata baik atau diam." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Selain anjuran untuk menjaga lisan, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita menjaga dan mengendalikan hati kita. Hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh kita. Di dalamnya terdapat muatan materi maupun rohani. Jika hati kita baik secara rohani, akhlak kita pun akan terpancar dengan baik dan memesona. Beragam penyakit seperti, hasud, fitnah, zalim, dengki, dan suuzan, bersumber dari hati. Begitu pun beragam akhlak yang baik, bersumber dari hati, seperti qonaah dan husnuzan.

Dari Nu`man bin Basyir r.a. Rasulullah saw. bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, baik pula seluruh jasad ini dan jika dia jelek, jelek pula seluruh jasad ini. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Allah dan rasul-Nya menjamin pahala yang besar bagi siapa saja yang dapat mengendalikan hati dan lisannya dengan baik. Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (faraj), aku akan menjamin untuknya, surga." (H.R. Bukhari).

Balasan Allah akan sangat berat bagi orang-orang yang tidak mampu menjaga lisannya. Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, seseorang mengucapkan perkataan yang diangapnya tidak masalah (dosa), dia akan terperosok karenanya ke dalam neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan." (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Untuk itu, marilah kita bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, semoga kita senantiasa berada dalam bimbingan-Nya. "Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujurat:12) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar