Islam Adalah Solusi Terakhir

PESTA Pemilu Legislatif 2009 telah usai, meskipun perhitungan suara belum final, tetapi parpol yang diduga kuat bakal menang telah kelihatan. Jika sebelum pemilu yang berkembang adalah kontak politik atau komunikasi politik antarparpol atau elite parpol, maka usai pemilu yang mendominasi adalah wacana tentang koalisi atau lebih tegas lagi "kontrak koalisi".

Dalam kamus populer Wikipedia, arti koalisi yaitu sebagai persekutuan, gabungan, atau aliansi beberapa unsur, yang dalam kerja samanya masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Karena koalisi bersifat sesaat dan didasarkan pada asas manfaat, maka tidak akan pernah menjadi ikatan yang kuat dan abadi. Saat dipandang bermanfaat, koalisi dibangun dan dipertahankan, saat sudah tidak membawa manfaat koalisi akan dengan mudah dibubarkan dan dicampakkan, ini merupakan koalisi dalam sistem pemerintahan demokasi saat ini. Kalau kita perhatikan sepak terjang parpol-parpol yang ada baik yang sekuler maupun yang mengklaim parpol Islam dalam hal koalisi, jelas sekali bahwa koalisi hanyalah ditujukan untuk sekadar bagi-bagi kekuasaan tidak benar-benar dimaksudkan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi rakyat.

Jika partai-partai Islam berjuang demi Islam, seharusnya tetap istiqamah di jalan Islam, tidak tergoda untuk berkoalisi dengan siapa saja yang bisa menjauhkan dari Islam dan malah mengukuhkan kekufuran. Tawaran koalisi dari partai-partai sekuler pada dasarnya tidak ada bedanya dengan tawaran orang-orang kafir Qurays kepada Rasulullah saw., sebab dalam koalisi, ideologi dan idealisme partai harus benar-benar ditanggalkan dan dicampakkan. Sayangnya itulah yang telah, sedang, serta akan dilakukan kembali oleh partai-partai Islam saat ini, karena bagaimanapun juga mereka ingin mendapatkan jatah kekuasaan.

Parpol Islam sudah seharusnya kembali pada ideologinya, yakni ideologi Islam, dan merujuk hanya pada hukum-hukum Islam. Kalau begitu sudah seharusnya partai-partai Islam meninggalkan sikap pragmatis hanya demi mewujudkan kemaslahatan dan kepentingan jangka pendek, yaitu sekadar mengincar kursi dan jabatan. Jika itu yang selalu ada dalam benak partai-partai Islam berarti selama ini asas Islam yang menjadi asas partai hanyalah simbol belaka. Dan isinya tidak jauh beda dengan partai-partai sekuler. Wallahu 'alam bissahawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar