MUNISI MERIAM 105 MM


1. Macam munisi 105 Howitzer M 101 AI menurut penggunaannya.
a. Munisi Tajam/Brisan. Munisi yang menghasilkan pecahan (fragmentation) dimana ledakannya dapat membunuh manusia dan menghancurkan kubu-kubu musuh.
b. Munisi Latihan. Munisi yang digunakan untuk latihan teknis maupun taktis dan juga digunakan untuk mencoba peralatan-peralatan Meriam dengan tidak memakai fuze tajam.
c. Munisi Hampa. Munisi yang digunakan untuk peragaan gerakan teknis dan taktis tetapi tidak menggunakan proyektil hanya kelongsong dengan isian dorong yang dimanfaatkan.
d. Munisi Drill. Munisi yang digunakan untuk melatih para pelayanan dilapangan baik cara menyiapkan munisi maupun cara mengisi munisi pada Meriam dengan berbagai jenis munisi.

2. Sistem kerja Proyektil.
a. Bursting Charge. Adalah suatu bahan peledak penguat yang berfungsi untuk meledakkan proyektil menjadi kepingan pecahan dari dinding proyektil, jenis isian pokoknya HE (Brisan).
b. Booster Tube. Adalah suatu tabung yang memanjang ke isian pokok yang berfungsi untuk peledakan isian pokok yang berisi White Phosporus (Phospor Putih), Smoke (Asap) dan Chemical (gas).
c. Exspelling Charge. Adalah suatu bahan peledak penguat yang berfungsi mendorong ke depan dan ke belakang isian pokok (illuminating, Hidrokarbon, Apers dan ICM).

3. Bagian pokok proyektil.
a. Ogive. Bagian kepala proyektil yang dibentuk secara konis yang berfungsi untuk memperkecil halangan angin.
b. Bourrelet. Bagian ujung bawah kepala proyektil yang berfungsi untuk merapatkan (menepatkan) kedudukan proyektil dalam laras senjata.
c. Badan. Badan proyektil ada dua yaitu :
1) Badan tipis digunakan untuk munisi yang mengeluarkan gas, cairan dan jarum.
2) Badan dinding tebal digunakan untuk munisi yang menghasilkan pecahan dinding sehingga menghancurkan sasaran atau membunuh manusia.
d. Ban Rotasi (Galangan Hantar).
1) Berfungsi sebagai penahan gas untuk mendorong proyektil keluar dari laras.
2) Sebagai stabilisator dalam lintasan/membuat rotasi.
3) Terbuat dari bahan logam yang lunak (tembaga).
4) Tempat kedudukan proyektil pada kelongsong
e. Dasar. Dasar proyektil ada dua yaitu :
1) Empat persegi akibatnya halangan angin besar dari belakang.
2) Kerucut akibatnya hampa udara.
f. Plat dasar. Berfungsi sebagai penutup dasar proyektil bagian bawah atau pemisah dari pengaruh isian dorong.


4. Penyiapan munisi di lapangan sampai siap tembak.
a. Persiapan.
1) Siapkan terpal munisi.
2) Siapkan kunci fuze sesuai dengan kebutuhan.
3) Siapkan tang untuk melepas kawat pengikat.
b. Pelaksanaan.
1) Mengeluarkan dus container dari peti dengan cara :
a) Memotong tali/kawat pengikat dengan tang.
b) Membuka kunci peti beserta segelnya.
c) Balikkan peti agar dus karton keluar dengan cara menggelinding.
2) Mengeluarkan munisi dari dus karton dengan cara :
a) Melepas lakban penutup.
b) Keluarkan bagian munisi yang terberat dahulu (proyektil) kemudian kardus dengan cara posisi dus karton dalam keadaan berdiri/vertical.
c) Letakkan bagian munisi secara terpisah diatas terpal munisi.
d) Keluarkan fuze/tabung ledak dari kotak pengepak.
3) Merangkaikan munisi untuk ditembakkan dengan cara :
a) Pasang fuze/tabung ledak pada proyektil dengan cara diputar kekanan kemudian kencangkan dengan menggunakan kunci fuze.
b) Pasang proyektil/fuze tersebut pada kardus.

5. Syarat-syarat menimbun munisi.
a) Gudang yang memenuhi syarat.
b) Harus ada hydrometer dan thermometer.
c) balok-balok untuk ganjal.
d) Obat anti rayap.
e) Alat pembersih.
f) Alat keamanan.
g) Tanda-tanda bahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar