MUNISI 76 MM
1. Macam munisi menurut penggunaannya.
a. Munisi Tajam/Brisan. Munisi yang menghasilkan pecahan (fragmentation) dimana ledakannya dapat membunuh manusia dan menghancurkan kubu-kubu musuh.
b. Munisi Latihan. Munisi yang digunakan untuk latihan teknis maupun taktis dan juga digunakan untuk mencoba peralatan-peralatan Meriam dengan tidak memakai fuze tajam.
c. Munisi Hampa. Munisi yang digunakan untuk peragaan gerakan teknis dan taktis tetapi tidak menggunakan proyektil hanya kelongsong dengan isian dorong yang dimanfaatkan.
d. Munisi Drill. Munisi yang digunakan untuk melatih para pelayanan dilapangan baik cara menyiapkan munisi maupun cara mengisi munisi pada Meriam dengan berbagai jenis munisi.
2. Cara kerja kardus waktu penembakan.
a. Tembakan dilepaskan, penggalak menyala karena tusukan ujung pena pukul.
b. Nyala api masuk ke ruang magasen melalui ruang berbentuk kerucut dari landasan sambil menekan pelor ke depan, sehingga api yang terjadi membakar isian hantar yang kemudian membakar pula isian dorong.
c. Banyaknya gas yang terjadi menghasilkan tekanan ke semua jurusan dan akan terjadi hal-hal sebagai berikut :
1) Kelongsong tertekan ke semua sisi pada dinding kamar, sehingga terjadi penutupan yang sempurna.
2) Gas-gas tidak dapat keluar melalui tabung cetus, sebab kedudukan pelor sekarang telah tertekan kebelakang dan menutup saluran bakar dari penggalak.
3) Proyektil terdorong kedepan laras dengan kuat.
4) Kanon tertekan dan bergerak kebelakang.
3. Isian Dorong. Isian dorong terdiri dari isian pokok dan isian tambahan.
a. Isian pokok.
1) Disebut juga isian 1.
2) Ditempatkan didalam kantong berwarna putih dan dimasukkan paling bawah di dalam kardus menutup magasen dari tudung cetus.
b. Isian Tambahan.
1) Disebut juga isian 2, 3 dan 4.
2) Macamnya adalah sama dengan isian pokok.
3) Ditempatkan didalam kantong berwarna putih tetapi lebih kecil daripada isian pokok.
4) Kantong-kantong isian ini dirangkaikan kedalam bumbung karton menjadi satu susunan dan dimasukkan kedalam kardus sebelah atas dari isian pokok. Kemudian diatas isian tambahan tersebut terdapat suatu lembaran/keping timah yang gunanya untuk menghindari terjadinya penembagaan didalam laras.
4. Pemeliharaan/Penyimpanan Munisi di atas Kendaraan.
a. Meletakkan munisi pada dasar alas bak kendaraan.
1) Diberi lapisan/alas dari kayu (tebal + 4 cm).
2) Munisi dalam satu peti nomor Lotnya yang sama.
b. Di dalam bak kendaraan harus ada lubang-lubang air untuk pembuangan.
c. Bila menyimpan munisi di atas kendaraan, munisi harus diletakkan secara teratur dan rapih, jangan sampai terjadi penumpukan/benturan-benturan atau goncangan selama dalam perjalanan.
d. Tidak boleh meletakkan munisi lebih dari bak kendaraan.
e. Bagian munisi yang paling atas supaya diikat
f. Sisa munisi yang tanpa peti harus deberi ganjal.
g. Penyimpanan munisi harus searah dengan arah kendaraan dan antar peti dengan peti diberi ganjalan.
h. Penyusunan peti munisi Lotnya harus terpisah antara granat asap dan granat brisan.
i. Selama perjalanan didalam kendaraan tidak boleh merokok.
j. Setiap kendaraan pengangkut munisi perlu diberi alat pemadam kebakaran dan papan pengumuman dengan tulisan ”BERBAHAYA”.
5. Keuntungan dan kerugian Bentuk Timbunan Balok dan Piramid.
a. Keuntungan Balok.
1) Mudah dihitung.
2) Menghemat ruangan.
b. Keuntungan Piramid.
1) Kokoh.
2) Mudah menyusun.
c. Kerugian balok.
1) Tidak kokoh.
2) Sukar menyusun.
3) Sukar membongkar.
d. Kerugian Piramid.
1) Sukar dihitung.
2) Makan ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar