Sejak Kapan Sendok dan Garpu Digunakan?
DALAM kehidupan keseharian kita, tanpa kita sadari ada "dua sejoli" yang sekarang ini nyaris tidak terpisahkan yaitu antara sendok dan garpu. Sendok, konon sudah dipakai sebagai alat untuk makan sejak zaman poleolitikum, ratusan ribu tahun yang lampau. Pada masa prasejarah itu, kulit kerang, potongan kayu, ataupun daun-daunan digunakan untuk menciduk air atau makanan yang berkuah. Karena dibuat dari bahan yang bermacam-macam itu, banyak sebutan untuk sendok, tergantung dari bahan apa dibuatnya.
Dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin, sendok disebut dengan cochlea yang artinya --kurang lebih-- kulit kerang yang bentuknya spiral. Sementara itu, masyarakat Anglo-Saxon, menyebut sendok dengan sebutan spon yang artinya potongan atau serpihan kayu. Dalam perjalanan selanjutnya, sendok bisa dibuat dari logam emas, perak, campuran timah hitam dan gading, tulang, tanduk, keramik, porselen, bahkan kristal.
Mengenai bentuknya, tentu saja berlainan dengan bentuknya yang lazim kita kenal sekarang. Orang pertama yang dianggap sebagai pencipta atau pendesain sendok adalah orang-orang Romawi pada abad pertama Masehi. Ada dua jenis sendok kreasi mereka, yaitu ligula yang ujungnya bulat seperti mangkuk dengan pegangan aneka bentuk, yang biasa dipakai untuk makan sup dan makanan yang lembut. Yang satu lagi disebut cochleare, yang bentuknya kecil dengan ujung bulat, dengan pegangannya ramping yang biasa dipakai untuk makan kerang dan telur.
Pasangan sejolinya yaitu garpu. Ternyata umurnya lebih muda dari sendok. Namun demikian, ada catatan lain yang mengatakan bahwa peralatan makan seperti garpu ini, konon sudah digunakan masyarakat di Timur Tengah sejak seribu tahun sebelum Masehi, dan bentuknya bercabang lima. Dalam acara resmi kenegaraan, garpu mulai dipakai di Timur Tengah pada abad ketujuh. Tetapi penggunaannya baru meluas sekitar abad kesepuluh, di kalangan kelas atas kerajaan Byzantium.
Kerajaan Byzantium mengenal garpu setelah Domenico Salvo, sebagai ahli waris imperium Doge dari Venesia menikah dengan seorang putri kerjaan Byzantium. Saat itu, ia membawa dua buah garpu dalam kopernya.
Kala itu, garpu tidak ditata di atas meja, melainkan diberikan kepada para tamu yang sedang duduk di meja perjamuan untuk menahan daging yang akan dipotong, kemudian potongan daging itu dimasukkan ke dalam mulut dengan tangan. Justru, jika seorang tamu memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya dengan memakai garpu, tindakannya ini akan menjadi bahan tertawaan dan celaan, serta dianggap kurang sopan bagi peserta perjamuan lainnya. Aneh ya...
Di Italia, garpu masuk pada awal abad ke-16, kemudian dibawa ke Prancis oleh Catherine dan Medicis yang menikah dengan King Henry II pada tahun 1533. Di Inggris, garpu baru dikenal pada permulaan abad ke-17, setelah Thomas Corryate membawa garpu yang dibelinya di Italia. Uniknya, perkembangan garpu ini lambat, dan garpu dianggap sebagai barang berharga yang disimpan untuk dipamerkan. Orang Inggris yang dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi tata krama, menganggap garpu bukanlah sebagai peralatan makan yang penting. Di kalangan bangsawan Inggris, garpu hanya sesekali dipakai sebagai ajang pamer kekayaan karena terbuat dari emas. Garpu dipakai dalam jamuan istimewa untuk menghormati tamu kerajaan. Meski agak lambat, kebiasaan makan memakai garpu ini sudah mulai terbiasa sejak awal abad ke-17 di kalangan bangsawan Inggris.
Bentuk garpu pertama, hanya mempunyai dua cabang panjang dan agak lebar, untuk memastikan daging tidak akan jatuh saat dipotong. Model ini kemudian didesain ulang karena makanan yang kecil mudah jatuh. Garpu besar dengan empat cabang, baru diperkenalkan di Prancis pada akhir abad ke-17. Dengan tambahan cabang ini, makanan tidak akan mudah jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar