MIRAS

"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (Q.S. Al Maidah [5]: 90)

KHAMAR atau minuman keras (miras), baik yang diproduksi industri besar, industri rumahan, impor, bahkan oplosan, haram bagi umat Islam, kapan pun, di mana pun, dan untuk segala usia!

Keimananlah yang akan menjauhkan seseorang dari minuman keras ini. Begitu pula yang disebut secara khusus pada ayat di atas, berjudi/maisir, (berkorban untuk) berhala/anshob, mengundi nasib dengan anak panah/azlam, yang seluruhnya adalah perbuatan setan. Kekejian yang seharusnya dijauhi. Keberuntunganlah yang akan diperoleh mereka yang beriman, yang sanggup menghindarkan diri dari perbuatan setan itu.

Rasulullah Muhammad saw. bersabda, "Seorang pezina, ketika dia berzina, tidaklah (dalam keadaan) beriman, seorang pencuri ketika dia mencuri, tidaklah (dalam keadaan) beriman, dan seorang peminum ketika dia minum miras, tidaklah (dalam keadaan) beriman." (H.R. Muslim dari Abu Hurairah R.A.)

Artinya, mustahil seorang yang imannya kuat, akan terjerumus kepada miras dengan segala akibatnya, seperti juga berzina dan mencuri. Ketiga hal yang beliau sabdakan, memang berisiko tinggi dan berakibat panjang. Bukankah penyakit kotor, bahkan AIDS sampai saat ini belum ditemukan obatnya, dengan risiko kematian akibat dari hubungan haram, baik sejenis (yang jelas-jelas perbuatan menyimpang), maupun lawan jenis yang bisa menular pada yang tidak berdosa (anak, istri).

Demikian juga dengan pencurian, dari yang kecil sampai mengorupsi uang negara yang notabene adalah uang rakyat. Terbengkalainya pembangunan, hancurnya projek gara-gara bahan yang dipakai tidak sesuai dengan bestek awal, apakah itu jalan, bangunan, termasuk bangunan sekolah, yang tidak jarang menyebabkan korban anak didik. Tidak sepatutnya mereka belajar di emperan dengan bangku yang seadanya, atau duduk bersimpuh beralaskan tikar. Kalau diamanahkan kepada seorang yang beriman, insya Allah semuanya itu tidak akan terjadi.

Secara khusus dari segi minimal, miras lebih banyak merugikan si peminum itu sendiri. Seorang peneliti menyatakan, dimungkinkan seorang peminum tidak akan mempunyai keturunan, karena ada kerusakan pada sel-sel benih yang dia miliki, di samping kerugian lain, berupa kematian yang lambat atau cepat akan merenggutnya.

Miras adalah alat penjajah, untuk menjatuhkan mental penduduk asli yang akan dijajahnya. Hal ini pernah terjadi, sewaktu orang-orang Indian, penduduk asli Amerika, dicekoki "air api" miras, sehingga mereka dijajah lahir batin dan dipinggirkan sampai saat ini. Atau kawan-kawan kita di Papua, yang juga dicekoki miras oleh penjajah Belanda, sehingga menjadi kebiasaan minum sampai saat ini. Sekarang? Kita merasa prihatin, ketika korban berjatuhan di daerah kita akibat minum miras oplosan. Rata-rata, mereka berusia muda, pelajar, atau tulang punggung keluarga.

Kita telah dituntun setan untuk melupakan ayat Allah. "Sesungguhnya, setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu)." (Q.S. Al Maidah, Ayat 91)

Allah SWT menyebut dua hal yang diharamkan dengan akibatnya, yaitu minum miras dan berjudi, yang menjadi sumber kekacauan luar biasa. Kebencian dan permusuhan, baik itu dalam lingkup terbatas maupun lebih luas. Jangan-jangan, permusuhan antarkampung, dipicu oleh hal itu. Seperti perampok dan pembegal, sebelum beraksi, minum-minum dulu. Bahkan akibat yang lebih jauh, orang lupa salat, lupa mengingat Allah yang tentu saja semakin jauh dengan bimbingan setan, yang tidak pernah berhenti menggodanya.

Rasulullah saw. pernah memberikan peringatan, bahwa setan itu mengalir pada tubuh manusia, seperti mengalirnya darah di tubuhnya. Kalau keterusan, bukan tidak mungkin, orang akan lupa kepada diri mereka sendiri, siapa dia sebenarnya dan untuk apa dia dihadirkan Allah di muka bumi ini. "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik". (Q.S. Al Hsyr [59]: 19).

Mereka menjadi fasik, keluar dari jalan yang hak dan kesalehan! Apalagi yang diharapkan dari orang seperti itu? Ke depan, mereka akan menjadi orang yang tak berguna (kalau kematian belum merenggut nyawa mereka), mereka tidak akan menggenapkan jumlah dan hanya akan menjadi beban keluarga dan masyarakat. Mau terbebas dari kebiasaan buruk itu? Bebas dari miras, judi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib (termasuk astrologi), sebetulnya tidak sulit, seperti Allah SWT firmankan: "Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya dan berhati-hatilah!" (Q.S. Al Maidah Ayat 92).

Ini yang diperlukan, ketaatan dan keimanan yang senantiasa dipelihara dan kehati-hatian dalam hidup. Jangan terbawa arus yang menghanyutkan yang berakibat fatal hingga kematian, permusuhan dan kebencian yang seluruhnya pekerjaan sia-sia belaka!

Semoga Allah SWT melindungi kita, kaum yang beriman dari perbuatan yang diharamkan, serta menunjukkan kita kepada amal yang diridai-Nya!***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar