Merekayasa Masa Depan (1)

Pernahkah anda membaca Q.S. Alfatihah? Kalau Anda seorang Muslim, pasti menjawabnya selalu dibaca. Setiap salat saja, pasti akan membaca surat tersebut hingga 17 kali, untuk salat wajib saja. Apalagi ditambah dengan salat-salat sunnah lainnya.

Namun, apakah Anda memperhatikan kandungan Alfatihah tersebut? Rata-rata menjawab, cuma dibaca dan kurang memahami maknanya. Padahal, surat inti dari Alquran tersebut, mempunyai banyak makna dalam menjalani kehidupan ini. Salah satunya, umat manusia diharuskan berpikir masa depan (visioner), yakni dalam ayat keempat maaliki yawmiddiin.

Sesungguhnya, manusia adalah produk masa lalu yang diciptakan Tuhan jutaan tahun lalu, tetapi harus berbuat untuk masa yang akan datang. Sadar atau tidak, kita sebagai makhluk paling sempurna, dengan segala kelebihan yang melekat di seluruh tubuh adalah produk lama yang sangat up to date. Dengan proses belajar yang cukup panjang, ternyata kita mampu menjadi manusia seperti saat ini, bahkan akan menjadi manusia impian yang visioner. Sahabat Ali menyebutnya, "Berilah pendidikan yang sesuai dengan tantangan zamannya."

Tubuh manusia memiliki bentuk yang sangat kompleks. Setiap organ tubuh, bahkan setiap selnya, memiliki susunan dan fungsi yang sangat luar biasa. Sebagai contoh adalah otak kita, yang mampu melewati batas ruang dan waktu jauh ke depan. Mampu memrediksi adanya ketidakpastian dan menjadi landasan bagi siapa saja yang berpikir. Kemampuan berpikir adalah salah satu yang membedakan kita dengan makhluk hidup lainnya. Orang Arab menyebutnya hayawannatiq (hewan yang bisa berpikir). Tuhan Yang Menciptakan kita dan seluruh masa depan kita, sehingga kita menjelma manusia impian yang menjadi bagian dari masa depan, untuk menjalankan visi dan misi sebagai khalifah (wakil-Nya) di dunia.

Kita perlu belajar dengan menyimak siklus kehidupan seekor lebah, yang pergi meninggalkan sarangnya di waktu subuh, saat hari masih gelap, dan kembali lagi ke sarangnya di waktu magrib, saat matahari tenggelam. Seekor lebah telah menyiasati dengan strategi yang sangat baik setiap hari, agar tidak tersesat atau menabrak sesuatu. Lebah mampu menyesuaikan dengan perubahan dari pagi, siang, atau malam. Sedangkan manusia kadang merasa takut dan jengah dengan perubahan. Padahal, perubahan bukanlah sesuatu yang mengancam atau menakutkan, tetapi perubahan adalah suatu kesempatan bagi manusia impian, dalam mewujudkan cita-citanya.

Perubahan pasti akan selalu ada, tetapi sejauh mana perubahan itu sendiri sudah kita kelola dan diciptakan dalam rangka menggapai masa depan yang lebih baik dan bermanfaat? Tidak ada sesuatu yang pasti, tetapi yang pasti adalah perubahan itu sendiri. Ketidakpastian bukanlah yang harus kita hindari, tetapi sesuatu yang harus kita sadari dan siasati. Dengan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin dan akan terjadi secara baik dan tepat, akan mempermudah kita menjadi manusia impian.

Berbicara masa depan, Allah SWT telah berulang-ulang mengingatkan kepada manusia , baik melalui bentuk tubuh kita yang sangat fleksibel, tepat, dan layak, dengan segala situasi dan kondisi, maupun ayat-ayat Alquran yang disampaikan melalui Nabi Muhammad. Kita bisa merenungkan bagian tubuh kita. Apakah ada bagian tubuh yang tidak up to date? Sel darah merah bertahan 120 hari, dan 170 miliar sel darah merah dibuat setiap hari, sedangkan sel darah putih dibuat sebanyak sepuluh miliar sel sehari. Artinya, masa depan adalah regenerasi. Menjadi manusia impian, berarti dimulai dengan membangun generasi penerus.

"Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan dan di antara kamu, ada yang diwafatkan serta ada pula yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya." (Al-Hajj: 5)

Hal ini menyadarkan kita bahwa masa depan adalah suatu keadaan hadirnya terang atau gelap, menang atau kalah, kebahagiaan atau kesedihan, keberhasilan atau kegagalan, dan sejenisnya. Manusia yang siap akan masa depan adalah manusia berupaya keras untuk merekayasa masa depannya dengan kekuatan pikiran, tenaga, maupun hatinya. Ikhtiar itu juga diimbangi, yang bisa menerima segala hal buruk sudah terjadi dan menerima apa pun semuanya.

Film Kung Fu Panda mengajarkan kepada kita, yakni seorang pemimpin visioner yang diperankan seekor kura-kura, Hoogway. Dia mampu mengambil keputusan dengan pikiran dan hatinya, dalam menentukan pemimpin generasi yang akan datang. Dia pun mampu menunjukkan pentingnya kepercayaan diri, sebagai modal terbesar dalam menggapai sukses.

Manusia impian selalu fokus pada kesiapan, dalam menghadapi perubahan yang pasti ada dan menikmati setiap tahap perubahan dengan senang hati serta penuh rasa syukur kepada Allah SWT. Tujuan manusia bukanlah kepada sesuatu yang fana, melainkan sesuatu yang kekal abadi, bersifat masa depan, yaitu mencari rida Allah SWT.

Pemilihan legislatif Kamis (9/4) lalu merupakan upaya merekayasa masa depan, di tengah situasi tak menentu saat ini. Tujuannya, memilih calon-calon pemimpin bangsa yang bisa mewujudkan Indonesia Emas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar