Hikmah Cobaan

MUSIBAH sepertinya terus menyelimuti kehidupan bangsa Indonesia. Ketika para pemimpin, partai politik, dan masyarakat, disibukkan dengan hiruk-pikuk kampanye pemilihan legislatif (pileg), ternyata Situ Gintung, Tangerang, Banten, memuntahkan isinya. Ratusan saudara kita menjadi korban air bah yang deras mengalir laksana tsunami. Puluhan orang dikabarkan hilang dan masih ada yang belum ditemukan. Tentu kita prihatin dengan kondisi semua ini.

Setiap peristiwa pasti ada pelajaran yang bisa kita peroleh. Selain itu, kita harus membuang jauh-jauh prasangka negatif kepada Tuhan sebagai Maha Pencipta semua bencana. Sebagai manusia selalu mengidam-idamkan jalan kehidupan yang enak, nyaman, dan aman, tanpa ada bencana atau musibah. Padahal, Tuhan memiliki skenario lain dengan memberikan berbagai cobaan dan ujian kepada umat-Nya. Apa yang kita pikirkan terus itulah yang akan kita dapatkan sehingga kita berusaha berbaik sangka kepada Allah.

Mari kita simak kehidupan yang harus dilalui kupu-kupu. Semua pasti suka dengan kupu-kupu karena mahkluk cipataan Allah yang satu ini begitu indah, dari bentuk sayapnya yang bermacam-macam modelnya dan aneka warna indah yang terhampar di sayap-sayapnya yang lembut. Namun, untuk menjadi hewan nan indah, ternyata memerlukan perjuangan keras. Kupu-kupu harus mengalami masa sulit bahkan pahit. Untuk keluar dari kepompong yang membungkusnya, membutuhkan perjuangan ekstra keras.

Selama ini, kita berpikir kupu-kupu itu bisa dengan mudah saja keluar dari sebuah kepompong. Alkisah, ada seorang pria sedang duduk di taman memperhatikan seekor kupu-kupu muda yang ingin lepas dari kepompongnya. Setelah lama menunggu, ternyata kupu-kupu tersebut belum juga keluar dari kepompongnya. Akhirnya, kupu-kupu itu tak bereaksi lagi akibat kelelahan. Karena merasa kasihan, akhirnya pria tersebut mencoba menggunting kepompong tersebut hingga akhirnya kupu-kupu itu lepas dari kepompongnya. Hanya, pria itu geleng-geleng kepala setelah memperhatikan sang kupu-kupu tak juga mengepakkan sayapnya yang indah itu. Ternyata kupu-kupu tersebut menjadi lemah dan tidak bisa terbang.

Dari kisah tersebut, bisa dipetik pelajaran bahwa di balik kemudahan yang diberikan, ternyata justru membuat kupu-kupu itu lemah. Justru apabila saat itu pemuda tersebut tidak menolongnya, pastilah ia menjadi kuat karena kupu-kupu harus berjuang keras untuk keluar dari kepompongnya. Itulah yang membuat sayap-sayapnya yang lembut itu menjadi kuat agar bisa membawa tubuhnya terbang ke angkasa.

Apabila Allah memperbolehkan kita melewati hidup kita tanpa cobaan, hal itu akan membuat kita cacat, minimal lemah. Kita tidak bisa menjadi orang yang tahan banting, kuat mental, pekerja keras, maupun memiliki kemauan kuat. Kita tidak akan menjadi sekuat seperti apa yang seharusnya kita bisa. Kita tidak akan bisa "terbang" mengarungi kerasnya kehidupan ini.

Jadi, janganlah mengeluh bila datang kesulitan, musibah, cobaan, dan hambatan. Hadapi semua itu dan jangan sekali-kali putus asa dari rahmat Tuhan. Bukankah di kala kita berdoa, kita selalu memohon agar dimudahkan segala urusan sehingga Allah mendatangkan kesulitan agar kita bisa mencari kemudahan yang kita minta di balik kesulitan tersebut.

Ketika kita meminta kebijaksanaan dan Allah berikan kita masalah-masalah untuk dipecahkan. Ketika kita meminta keberanian, tentu Allah memberikan kita rintangan untuk kita hadapi. Akan tetapi, saat rintangan itu datang, mengapa kita malah lari dari rintangan tersebut.

Untuk menjadi kuat, haruslah melalui kesulitan dan kepedihan. Kita tidak menerima apa-apa yang kita inginkan, tetapi kita menerima apa-apa yang kita butuhkan. Jalanilah hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar