Teknologi "Touchscreen" Terus Dikembangkan
Kata touchscreen akhir-akhir ni sering kita dengar, terutama berkaitan dengan teknologi gadget yang kian cangggih. Teknologi touchscreen atau sering juga disebut layar sentuh memang cukup unik, karena begitu layar (screen) disentuh langsung pindah menu. Teknologi touchscreen terus berkembang dari waktu ke waktu. Jika dulu teknologi ini dipatenkan oleh pihak-pihak tertentu, pada sekitar 1980-an hak paten tersebut, telah berakhir dan teknologi ini menjadi milik umum yang bebas dikembangkan. Maka dari itu, teknologi ini cukup banyak digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Berikut ini adalah beberapa teknologi lyar sentuh yang masing-masing memiliki fungsi dan kegunaannya tersendiri dalam aplikasinya:
"Resistive touchscreen"
Touchscreen yang termasuk dalam jenis ini, layarnya ditutupi lapisan tipis berwarna metalik yang bersifat konduktif dan resistif terhadap sinyal-sinyal listrik.Lapisan konduktif adalah lapisan yang bersifat mudah mengantarkan sinyal listrik. Pada lapisan ini mengalir arus listrik yang bertugas sebagai arus referensi. Sementara lapisan resistif gunanya untuk menahan arus listrik.
Kedua lapisan ini dipisahkan oleh bintik-bintik transparan pemisah. Jadi, dalam keadaan normal dua lapisan ini terpisah satu sama lain. Ketika terjadi sentuhan kedua lapisan ini, dipaksa untuk saling berkontak langsung secara fisik. Karena adanya kontak antara lapisan konduktif dan resistif, maka akan terjadi gangguan pada arus listrik referensi tersebut. Efek dari gangguan ini pada lapisan konduktif adalah terjadi perubahan arus-arus listriknya sebagai reaksi dari sebuah kejadian sentuhan. Perubahan nilai arus referensi ini kemudian dilaporkan ke controllernya untuk di proses lebih lanjut lagi.
Informasi sentuhan tadi diolah secara matematis oleh controller, sehingga menghasilkan satu koordinat dan posisi yang akurat dari sentuhan tersebut. Selanjutnya informasi ini diintegrasikan dengan program lain, sehingga menjadi aplikasi yang mudah digunakan.
Touchscreen monitor yang dirancang dengan menggunakan media jenis ini secara umum cukup nyaman digunakan, tetapi ada juga kekurangan dari teknologi ini. Layar yang dihasilkan oleh teknologi ini hanya memiliki tingkat kejernihan gambar sebesar 75 persen , sehingga monitor akan tampak kurang jernih.
"Capasitive touchscreen"
Teknologi layar sentuh jenis ini memiliki cara kerja yang cukup rumit, tetapi sangat andal dalam ketahanan dan kejernihannya. Capasitive touchscreen memiliki satu lapisan pembungkus yang merupakan kunci dari cara kerjanya, yaitu pembungkus bersifat capasitive pada seluruh permukaannya.Panel layar sentuh ini dilengkapi dengan satu lapisan pembungkus berbahan indium tinoxide, yang dapat meneruskan arus listrik secara kontinu untuk kemudian ditujukan ke sensornya.
Lapisan ini dapat memanfaatkan sifat capacitive dari tangan atau tubuh manusia, maka dari itu lapisan ini dipekerjakan sebagai sensor sentuhan dalam teknologi jenis ini. Ketika lapisan berada dalam status normal (tanpa ada sentuhan tangan), sensor akan mengingat satu nilai arus listrik yang dijadikan referensi. Ketika jari tangan Anda menyentuh permukaan lapisan ini, maka nilai referensi tersebut berubah, karena ada arus-arus listrik yang berubah yang masuk ke sensor. Informasi dari kejadian ini yang berupa arus listrik akan diterima oleh sensor yang akan diteruskan ke satu controller. Sementara Controller ini berfungsi untuk meneruskan informasi tersebut ke mesin mengalkulasi posisi dari gangguan atau sentuhan tersebut. Proses kalkulasi posisi akan dimulai di sini.
Kalkulasi ini menggunakan posisi dari ke empat titik sudut pada panel layar sentuh sebagai referensinya. Ketika hasil perhitungannya didapat, maka koordinat dan posisi dari sentuhan tadi dapat diketahui dengan baik. Akhirnya, informasi dari posisi tersebut akan diintegrasikan dengan program lain untuk menjalankan satu aplikasi. ***
"Bhut Jolokia" Cabai Terpedas di Dunia
Konsumen cabai di Indonesia saat ini benar-benar tengah dilanda kecemasan. Bayangkan, untuk mengonsumsi sambal atau rendang sementara waktu terpaksa harus mengurangi volume buah pedas ini karena harganya selangit mencapai Rp 100.000/kg. Buah bumbu penyedap ini, harganya merangkak terus karena di daerah sentra pertaniannya sedang kosong. Kekosongan terjadi oleh bencana alam banjir dan kekeringan. Di beberapa daerah sentra cabai juga terkena bencana erupsi, Merapi atau Bromo
Terlepas dari kenaikan harga yang membubung, peneliti di New Mexico State University, Amerika Serikat, meneliti cabai terpedas di dunia. Dari penelitian itu mereka menemukan bhut jolokia sebagai cabai terpedas di dunia. Cabai ini mengalahkan 275 species lainnya, yang dikoleksi dari berbagai belahan bumi, khususnya daerah tropis dan subtropis.
Buah chilicile lada ini berdasarkan sejarah awalnya berasal dari negara bagian Assam, India. Atas rekor rasanya tersebut, tanaman ini menerima penghargaan dari Guinness World Records , sebagai bentuk pengakuan rasa cabai terpanas di dunia melewati juara sebelumnya red savina.
Dalam uji replikasi unit panas dan pedas, Scoville (SHUs), bhut jolokia mencapai satu juta SHUs. Sukarelawan yang mencoba mengonsumsinya bisa pingsan selama tiga hari tiga malam karena panas dan sakit perut. Juara sebelumnya savina merah (red savina), yang rasa pedasnya diukur hanya mencapai angka 577.000 SHUs. Dr. Paulus Bosland, Direktur Chili Pepper Institute di New Mexico State University Departemen Ilmu Tanaman dan Lingkungan memperoleh benih bhut jolokia saat berkunjung ke India pada tahun 2001.
Bosland mengungkapkan, sejak tanaman bhut jolokia ditemukan untuk menghindari serangan hama serangga dibiakkan di bawah kandang kelinci selama tiga tahun. Tujuannya untuk menghasilkan benih yang cukup, untuk menyelesaikan tes lapangan yang diperlukan. "Nama bhut jolokia diterjemahkan dari bahasa aslinya, berarti `hantu chile`," kata Bosland.
Ia menambahkan, konsentrasi panas bhut jolokia cenderung digunakan pada industri makanan sebagai bumbu atau obat penahan rasa sakit, dalam kemasan makanan spesial. Bila dibandingkan dengan cabai keriting, yang sering digunakan untuk bumbu balado masakan Padang, rasanya tidak ada apa-apanya. Bagi orang dengan sindrom iritasi usus besar karena sentuhan rasa pedas/panas sebaiknya jangan coba-coba menyentuh makanan ini karena bisa timbul rasa sakit lebih tinggi daripada rasa pedas biasanya. Penelitian lengkap dan jumlah reseptor rasa sakit cabai, menurut hasil penelitian akan diterbitkan, 11 Juni 2011.
Penelitian dikembangkan kepada para konsumen, yang harus mendapatkan terapi khusus. Satu dari lima orang dewasa Inggris, memiliki sindrom iritasi usus (IBS), setelah mengonsumsi cabai. kondisi ksehatannya sangat menghawatirkan. Gejala IBS meliputi nyeri perut, kembung, dan masalah usus seperti sembelit atau diare. Penelitian sementara baru menunjukkan bahwa orang dengan gejala IBS memiliki berbagai tingkatan yang biasanya menyerang serabut saraf reseptor. Untuk meneliti lebih jauh dampak dari makanan pedas ini, para peneliti berhasil memisahkan senyawa pedas. Rasa pedas itu dapat diurai menjadi dua bagian protein yaitu, TPRV I "antagonis" dan "Capcaisin".***
Konsumen cabai di Indonesia saat ini benar-benar tengah dilanda kecemasan. Bayangkan, untuk mengonsumsi sambal atau rendang sementara waktu terpaksa harus mengurangi volume buah pedas ini karena harganya selangit mencapai Rp 100.000/kg. Buah bumbu penyedap ini, harganya merangkak terus karena di daerah sentra pertaniannya sedang kosong. Kekosongan terjadi oleh bencana alam banjir dan kekeringan. Di beberapa daerah sentra cabai juga terkena bencana erupsi, Merapi atau Bromo
Terlepas dari kenaikan harga yang membubung, peneliti di New Mexico State University, Amerika Serikat, meneliti cabai terpedas di dunia. Dari penelitian itu mereka menemukan bhut jolokia sebagai cabai terpedas di dunia. Cabai ini mengalahkan 275 species lainnya, yang dikoleksi dari berbagai belahan bumi, khususnya daerah tropis dan subtropis.
Buah chilicile lada ini berdasarkan sejarah awalnya berasal dari negara bagian Assam, India. Atas rekor rasanya tersebut, tanaman ini menerima penghargaan dari Guinness World Records , sebagai bentuk pengakuan rasa cabai terpanas di dunia melewati juara sebelumnya red savina.
Dalam uji replikasi unit panas dan pedas, Scoville (SHUs), bhut jolokia mencapai satu juta SHUs. Sukarelawan yang mencoba mengonsumsinya bisa pingsan selama tiga hari tiga malam karena panas dan sakit perut. Juara sebelumnya savina merah (red savina), yang rasa pedasnya diukur hanya mencapai angka 577.000 SHUs. Dr. Paulus Bosland, Direktur Chili Pepper Institute di New Mexico State University Departemen Ilmu Tanaman dan Lingkungan memperoleh benih bhut jolokia saat berkunjung ke India pada tahun 2001.
Bosland mengungkapkan, sejak tanaman bhut jolokia ditemukan untuk menghindari serangan hama serangga dibiakkan di bawah kandang kelinci selama tiga tahun. Tujuannya untuk menghasilkan benih yang cukup, untuk menyelesaikan tes lapangan yang diperlukan. "Nama bhut jolokia diterjemahkan dari bahasa aslinya, berarti `hantu chile`," kata Bosland.
Ia menambahkan, konsentrasi panas bhut jolokia cenderung digunakan pada industri makanan sebagai bumbu atau obat penahan rasa sakit, dalam kemasan makanan spesial. Bila dibandingkan dengan cabai keriting, yang sering digunakan untuk bumbu balado masakan Padang, rasanya tidak ada apa-apanya. Bagi orang dengan sindrom iritasi usus besar karena sentuhan rasa pedas/panas sebaiknya jangan coba-coba menyentuh makanan ini karena bisa timbul rasa sakit lebih tinggi daripada rasa pedas biasanya. Penelitian lengkap dan jumlah reseptor rasa sakit cabai, menurut hasil penelitian akan diterbitkan, 11 Juni 2011.
Penelitian dikembangkan kepada para konsumen, yang harus mendapatkan terapi khusus. Satu dari lima orang dewasa Inggris, memiliki sindrom iritasi usus (IBS), setelah mengonsumsi cabai. kondisi ksehatannya sangat menghawatirkan. Gejala IBS meliputi nyeri perut, kembung, dan masalah usus seperti sembelit atau diare. Penelitian sementara baru menunjukkan bahwa orang dengan gejala IBS memiliki berbagai tingkatan yang biasanya menyerang serabut saraf reseptor. Untuk meneliti lebih jauh dampak dari makanan pedas ini, para peneliti berhasil memisahkan senyawa pedas. Rasa pedas itu dapat diurai menjadi dua bagian protein yaitu, TPRV I "antagonis" dan "Capcaisin".***
Koneksi Internet Via LED
Router Wi-Fi yang memanfaatkan gelombang radio dicurigai dapat mengganggu kesehatan. Ketakutan akan dampak buruk Wi-Fi terhadap kesehatan ini dimentahkan ilmuwan Inggris, Sir William Stewart yang juga ketua dari Health Protection Agency. Ia mengatakan, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan teknologi Wi-Fi. Tak ada bukti pasti yang menyebutkan peranti seperti handphone dan Wi-Fi dapat menyebabkan kesehatan terganggu. Sebagai jalan tengahnya sepertinya perlu dicoba dengan menggunakan koneksi internet via LED. LVX System adalah sistem lampu LED yang juga dapat difungsikan untuk mentransmisikan koneksi internet melalui cahaya sehingga lebih hemat energi. Bentuknya mirip dengan lampu LED biasa yang dipasang di langit-langit, tetapi dengan bantuan modem khusus, cahaya yang dihasilkan oleh LED ini dapat pula dimanfaatkan untuk mentransmisikan koneksi internet. Hebatnya lagi, teknologi LVX System ini tidak terbatas untuk diaplikasikan sebagai media untuk transmisi koneksi internet semata, tetapi dapat juga untuk transfer data ke HDTV (HDTV broadcast), power management, handphone, serta fungsi lainnya. Sejauh ini LVX system mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 3 mbps. (news.yahoo.com/hr) ***
Router Wi-Fi yang memanfaatkan gelombang radio dicurigai dapat mengganggu kesehatan. Ketakutan akan dampak buruk Wi-Fi terhadap kesehatan ini dimentahkan ilmuwan Inggris, Sir William Stewart yang juga ketua dari Health Protection Agency. Ia mengatakan, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan teknologi Wi-Fi. Tak ada bukti pasti yang menyebutkan peranti seperti handphone dan Wi-Fi dapat menyebabkan kesehatan terganggu. Sebagai jalan tengahnya sepertinya perlu dicoba dengan menggunakan koneksi internet via LED. LVX System adalah sistem lampu LED yang juga dapat difungsikan untuk mentransmisikan koneksi internet melalui cahaya sehingga lebih hemat energi. Bentuknya mirip dengan lampu LED biasa yang dipasang di langit-langit, tetapi dengan bantuan modem khusus, cahaya yang dihasilkan oleh LED ini dapat pula dimanfaatkan untuk mentransmisikan koneksi internet. Hebatnya lagi, teknologi LVX System ini tidak terbatas untuk diaplikasikan sebagai media untuk transmisi koneksi internet semata, tetapi dapat juga untuk transfer data ke HDTV (HDTV broadcast), power management, handphone, serta fungsi lainnya. Sejauh ini LVX system mampu mentransmisikan data dengan kecepatan 3 mbps. (news.yahoo.com/hr) ***
Langganan:
Postingan (Atom)