Saatnya "Sang Hercules" Beristirahat
DALAM roman Yunani terkenal seorang tokoh protagonis bernama Hercules. Si manusia setengah dewa yang memiliki kekuatan hebat tak tertandingi. Hal itulah yang menginspirasi para perancang pesawat canggih yang banyak dimiliki dunia itu, termasuk Indonesia, yang menamai pesawat tersebut dengan ’Herculas The Plane of Century’.
Namun tak seperti Hercules dalam legenda. Pesawat satu ini pasti memiliki kelemahan dan tak selamanya menunjukan kegagahanya sebagai sang dewa besar. Ketika dunia mulai mengistirahatkan dan mempensiunkan pesawat ‘hebat’ ini, Indonesia masih saja mempergunakanya. Dan celakanya pesawat yang ukuranya lebih besar dari pesawat Fokker yang belum lama ini terjatuh, mengalami kecelakaan dengan merenggut korban jiwa lebih dari 100 para pasukan pengawal kedaulatan Indonesia.
Jika kita cermati, beberapa kecelakaan pesawat tersebut bukanlah sesuatu kecelakan yang tak terduga, tapi ada benang merah yang dapat kita ambil di dalamnya. Bahwa pesawat-pesawat milik negeri ini sudah tak layak lagi bermanuver. Coba kita ingat kembali banyaknya pesawat milik TNI AU atau pesawat komersial milik perusahan penerbangan di Indonesia mengalami kecelakaan dalam interfal waktu dua tahun ini. Apalagi Sang Garuda hanya memiliki sekitar 57 armada udara, yang hanya setengahnya saja yang siap beroprasi.
Indonesia adalah negara yang luas dengan beribu-ribu kepulauan, serta daerah kelautan yang tersebar di jalur khatulistiwa. Perlu usaha yang besar untuk melindungi wilayah NKRI ini dari para penyusup. Kasus masuknya pesawat perang milik Amerika Serikat di wilayah Indonesia harus menjadi pelajaran bahwa kita harus memiliki angkatan udara yang tangguh, agar harga diri bangsa ini tidak di injak-injak oleh bangsa lain.
Kini saaatnya Sang Garuda memberikan masa pensiun pada pesawat tua yang telah menghabiskan puluhan tahun untuk bertugas melindungi negeri ini. Sebagai gantinya Sang Garuda harus melahirkan penjelajah langit yang baru dan lebih tangguh lagi. Namun sang anak tersebut harus benar-benar anak kandung yang dilahirkan oleh karya anak negeri lewat perusahaan pembuat pesawat terbang seperti PTDI di Bandung. Sehingga kita memiliki armada udara yang tangguh dan membuka lapangan kerja seluas luasnya bagi para kreator peawat terbang di Iindonesia.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar