Kritik, Obat Alamiah
KEJERNIHAN dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas ketika dirinya ditimpa kritikan ataupun hinaan dari dari orang lain. Orang yang lemah akal dan imannya akan mudah resah setiap kali menerima kritikan dari siapapun. Pastinya orang tersebut akan memboroskan waktunya dengan memikirkan bagaimana caranya melakukan kritikan balasan. Perumpamaaan orang seperti itu biasa diibaratkan dengan seseorang yang duduk di sebuah kursi yang di bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuki kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang memberitahukan bahaya yang sedang mengancam dirinya. Namun, apa yang terjadi? Setelah mendengarkan pemberitahuan itu ia malah memukul para orang-orang yang memberitahukan berita tersebut.
Lain halnya dengan yang memiliki kejernihan hati dan ahklak yang baik. Ketika ada badai kritik datang, ia akan tetap tenang dan tidak goyah sedikitpun. Orang ini mudah menikmati kehidupannya karena ia yakin semua itu hanyalah sekadar peringatan dan ujian hidup. Jadi, mengapa kita harus merepotkan diri untuk membalas orang-orang yang memberikan jalan untuk kebaikan kita? Kita seharusnya bersyukur karena tanpa kritik keburukan kita tidak akan kita ketahui.
Biasanya ada tiga jenis penyampaian kritikan. Pertama. Isi kritikannya benar dan cara penyampainya dilakukan secara baik-baik. Kedua. Isi kritikannya benar, tetapi disampaikan dengan cara yang kasar. Ketiga. Kritikan tidak benar serta disampaikan dengan cara yang menyakitkan. Namun sekali lagi, ada baiknya kita sadar bahwa apapun bagaimanapun bentuk kritikan yang menghampiri kita, kita semua harus tahu bahwa kritiik itu bermanfaat bagi kemajuan hidup kita kea rah yang lebih baik. Layaknya obat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit, baik yang kita sadari ataupun yang tidak kita sadari dan dengan demikian kita akan sehat jasmani dan rohani serta lebih dari pada itu, kritikan tidak akan menjatuhkan kemuliaan kita di hadapan siapapun. Oleh karena itu, marilah kita nikmati kritikan baik yang manis atau yang pedas sekalipun! Dengan adanya kritikan, kita dapat lebih bisa mengintrospeksi diri sendiri.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar